Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Mengalami Stress

18 Oktober 2024   15:39 Diperbarui: 18 Oktober 2024   15:46 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Wanita Mengalami Stress. Pixabay.com/1388843

Stres adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan modern. Baik itu karena tekanan pekerjaan, masalah keluarga, atau tantangan finansial, setiap orang pasti pernah mengalami stres. Namun, apakah kamu benar-benar memahami apa yang terjadi pada tubuh ketika stres melanda? Lebih dari sekadar perasaan tertekan atau cemas, stres memicu serangkaian reaksi fisik, mental, dan emosional yang dapat berdampak negatif pada kesehatan jika dibiarkan berlarut-larut. Dalam artikel ini, kita akan mengulas secara lengkap apa yang sebenarnya terjadi pada tubuh saat stres, serta bagaimana mengelola stres agar tidak merusak kesejahteraanmu.

Respon Tubuh Terhadap Stres

Saat kamu menghadapi situasi yang dianggap mengancam atau menantang, tubuh secara otomatis memicu mekanisme yang disebut fight or flight (melawan atau lari). Ini adalah respon alami yang diturunkan dari nenek moyang kita untuk membantu mereka bertahan hidup dalam situasi bahaya, seperti menghadapi hewan buas atau ancaman fisik lainnya. Meski ancaman di era modern berbeda---misalnya tenggat waktu kerja atau masalah keuangan---respon tubuh tetap sama.

Respon ini dimulai di otak, tepatnya di hipotalamus. Ketika hipotalamus mendeteksi stres, ia mengirimkan sinyal ke kelenjar adrenal yang terletak di atas ginjal. Kelenjar adrenal kemudian melepaskan hormon stres utama, yaitu kortisol dan adrenalin. Kedua hormon ini memicu serangkaian reaksi di tubuhmu, seperti meningkatkan detak jantung, mempercepat pernapasan, dan mengalirkan lebih banyak darah ke otot-otot utama agar tubuh siap untuk "melawan" atau "melarikan diri."

Dalam jangka pendek, reaksi ini bisa bermanfaat. Misalnya, ketika kamu harus menghadapi presentasi penting, hormon stres memberikan energi tambahan agar kamu bisa tampil lebih baik. Namun, jika stres terjadi secara terus-menerus atau menjadi kronis, hormon-hormon ini bisa menimbulkan dampak negatif yang serius.

Dampak Jangka Panjang Stres pada Tubuh

1. Peningkatan Kadar Kortisol dan Penambahan Berat Badan

Kortisol adalah hormon yang sangat penting dalam respon stres. Namun, jika diproduksi dalam jumlah berlebihan untuk waktu yang lama, kortisol bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Salah satunya adalah penambahan berat badan,  Studi menunjukkan bahwa kortisol memicu penimbunan lemak di bagian perut, yang sering kali lebih sulit dihilangkan dan berisiko tinggi terhadap penyakit jantung dan diabetes tipe 2.

Selain itu, kortisol juga berperan dalam memengaruhi nafsu makan. Saat kadar kortisol tinggi, tubuh cenderung menginginkan makanan tinggi gula dan lemak sebagai cara untuk mendapatkan energi cepat. Inilah mengapa banyak orang merasa lapar saat mereka stres dan akhirnya mengalami penambahan berat badan.

2. Gangguan Sistem Kardiovaskular

Salah satu efek paling nyata dari stres adalah peningkatan detak jantung dan tekanan darah. Ini terjadi karena adrenalin memicu jantung untuk memompa lebih banyak darah ke seluruh tubuh, sebagai bagian dari persiapan untuk menghadapi situasi menantang. Jika stres berlangsung dalam jangka panjang, peningkatan tekanan darah ini bisa menyebabkan hipertensi (tekanan darah tinggi), yang merupakan faktor risiko utama untuk penyakit jantung dan stroke.

Beberapa penelitian bahkan menunjukkan bahwa orang yang mengalami stres kronis lebih rentan terhadap serangan jantung dan gangguan kardiovaskular lainnya. Oleh karena itu, penting untuk mengelola stres sebelum kondisi ini berkembang menjadi masalah kesehatan yang lebih serius.

3. Penurunan Sistem Kekebalan Tubuh

Saat stres, tubuh memprioritaskan respon terhadap ancaman eksternal dan mengabaikan fungsi-fungsi yang dianggap tidak mendesak, salah satunya adalah sistem kekebalan tubuh. Ketika hormon stres dilepaskan secara berlebihan, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit menurun. Ini membuat kamu lebih rentan terhadap flu, infeksi saluran pernapasan, dan penyakit lainnya.

Sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Psychosomatic Medicine menunjukkan bahwa orang yang berada di bawah tekanan terus-menerus lebih mungkin untuk terkena penyakit menular dibandingkan mereka yang tidak. Selain itu, stres juga memperlambat proses penyembuhan luka, karena tubuh mengalihkan energinya untuk menghadapi stres alih-alih memperbaiki kerusakan jaringan.

4. Gangguan Sistem Pencernaan

Stres dapat mengganggu sistem pencernaanmu. Beberapa orang mungkin mengalami perut kembung, diare, atau bahkan sembelit saat mereka sedang stres. Ini disebabkan oleh fakta bahwa hormon stres mempengaruhi pergerakan otot-otot di saluran pencernaan. Selain itu, stres kronis juga dapat meningkatkan produksi asam lambung, yang bisa memicu gangguan lambung dan nyeri ulu hati.

Tidak hanya itu, stres juga bisa memperburuk kondisi pencernaan yang sudah ada, seperti sindrom iritasi usus besar (IBS) atau penyakit radang usus. Oleh karena itu, jika kamu sering mengalami masalah pencernaan saat stres, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter.

5. Pengaruh Terhadap Kesehatan Mental

Salah satu dampak paling signifikan dari stres adalah gangguan kesehatan mental. Stres yang berkepanjangan juga dapat menyebabkan kecemasan, overthingking, depresi, dan gangguan tidur. Ketika kamu merasa tertekan secara emosional, otak melepaskan lebih banyak hormon stres yang bisa mempengaruhi suasana hati dan kemampuan berpikir jernih.

Sebuah penelitian dari American Psychological Association menemukan bahwa orang yang mengalami stres berkepanjangan cenderung mengalami gangguan tidur dan sering merasa cemas atau mudah marah. Gangguan tidur ini, jika tidak ditangani, bisa memperburuk kondisi kesehatan secara keseluruhan, termasuk meningkatkan risiko penyakit kronis.

Cara Efektif Mengelola Stres

Menghadapi stres adalah hal yang tidak bisa dihindari, tetapi ada berbagai cara yang bisa kamu lakukan untuk mengelolanya. Berikut adalah beberapa metode yang terbukti efektif dalam mengurangi dampak negatif stres:

1. Olahraga Teratur

Olahraga adalah salah satu solusi terbaik yang bisa dilakukan untuk mengurangi stres. Ketika kamu berolahraga, tubuh melepaskan endorfin, yaitu hormon yang bisa meningkatkan suasana hati dan memberikan perasaan bahagia. Cobalah untuk melakukan olaharaga rutin setidaknya 20 menit setiap hari, seperti berjalan kaki, berlari, atau bersepeda. Selain mengurangi stres, olahraga juga bermanfaat bagi kesehatan jantung dan sistem kekebalan tubuh.

2. Meditasi dan Relaksasi

Meditasi adalah teknik yang telah terbukti efektif dalam menurunkan tingkat stres. Dengan mempraktikkan meditasi atau latihan pernapasan dalam, kamu bisa menenangkan pikiran dan tubuh, serta mengurangi produksi hormon stres. Cobalah untuk bermeditasi selama 10-15 menit setiap hari, terutama saat kamu merasa stres. Teknik relaksasi lainnya, seperti yoga dan progressive muscle relaxation, juga dapat membantu meredakan ketegangan tubuh dan pikiran.

3. Mengatur Pola Makan Sehat

Apa yang kamu makan bisa memengaruhi tingkat stres. Hindari makanan yang tinggi gula dan lemak jenuh, karena ini bisa memicu fluktuasi gula darah yang dapat memperburuk perasaan stres. Sebaliknya, pilihlah jenis makanan yang kaya dengan nutrisi seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, yang kaya dengan protein dan minim lemak. Beberapa makanan yang dikenal memiliki efek menenangkan termasuk kacang-kacangan, teh hijau, dan cokelat hitam.

4. Tidur yang Cukup

Tidur yang berkualitas sangat penting dalam mengelola stres. Ketika kamu kurang tidur, tubuhmu tidak memiliki cukup waktu untuk memperbaiki diri dan memulihkan energi. Ini bisa meningkatkan produksi hormon stres dan memperburuk perasaan cemas. Usahakan untuk tidur setidaknya 7-8 jam setiap malam, dan ciptakan rutinitas tidur yang menenangkan sebelum tidur, seperti membaca atau mendengarkan musik relaksasi.

Kesimpulan

Stres adalah bagian dari kehidupan yang tidak bisa dihindari, tetapi dampaknya pada tubuh tidak boleh diabaikan. Mulai dari peningkatan kadar kortisol, gangguan sistem kardiovaskular, hingga penurunan fungsi sistem kekebalan tubuh, stres bisa memicu berbagai masalah kesehatan serius jika tidak dikelola dengan baik. Namun, dengan menerapkan teknik manajemen stres yang tepat seperti olahraga, meditasi, pola makan sehat, dan tidur yang cukup, kamu bisa mengurangi dampak negatif stres dan menjaga kesehatan fisik serta mental tetap optimal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun