Pemerintah tentu perlu bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk institusi pendidikan tinggi dan lembaga pelatihan profesional, untuk merancang program pelatihan yang sesuai dengan perkembangan zaman.
Tidak kalah pentingnya adalah pembenahan kurikulum yang ada. Saat ini, kurikulum pendidikan di Indonesia masih cenderung berfokus pada teori daripada praktik. Kurikulum yang ada belum sepenuhnya relevan dengan kebutuhan dunia kerja dan perkembangan teknologi saat ini. Siswa sering kali dibebani dengan materi-materi yang sebenarnya kurang relevan untuk diterapkan dalam kehidupan nyata.
Sebaliknya, keterampilan praktis yang sangat dibutuhkan di dunia kerja, seperti keterampilan berpikir kritis, kemampuan berkomunikasi, kerja sama, dan keterampilan digital, sering kali terabaikan.
Sebagai contoh, lulusan sekolah menengah atas (SMA) di Indonesia sering kali kesulitan bersaing di pasar kerja karena keterampilan yang mereka miliki tidak sesuai dengan tuntutan industri. Ini menunjukkan adanya kesenjangan antara dunia pendidikan dan dunia kerja.
Oleh karena itu, reformasi kurikulum harus diarahkan pada pengembangan soft skills dan hard skills yang sesuai dengan tuntutan zaman. Siswa tidak hanya perlu diajarkan pengetahuan teoretis, tetapi juga harus dibekali dengan keterampilan yang relevan untuk masa depan.
Salah satu solusi konkret yang bisa diambil adalah memperkuat pendidikan vokasi. Pendidikan vokasi di Indonesia, meskipun sudah ada, masih belum mendapat perhatian yang memadai. Banyak siswa yang memilih jalur pendidikan umum tanpa mempertimbangkan potensi pendidikan vokasi.
Padahal, pendidikan vokasi sangat penting untuk mempersiapkan siswa dengan keterampilan praktis yang langsung bisa diterapkan di dunia kerja. Di negara-negara maju seperti Jerman, pendidikan vokasi menjadi salah satu tulang punggung ekonomi negara karena menghasilkan lulusan yang siap kerja dan memiliki keterampilan teknis yang tinggi.
Pemerintah, di bawah kepemimpinan Pak Prabowo Gibran, perlu memperkuat kebijakan yang mendukung pendidikan vokasi. Salah satu caranya adalah dengan membangun kerja sama yang lebih erat antara sekolah vokasi dan industri. Ini akan memastikan bahwa pendidikan vokasi relevan dengan kebutuhan pasar kerja.
Selain itu,Pabowo Gibran  juga harus memastikan bahwa lulusan pendidikan vokasi mendapatkan kesempatan yang setara untuk memasuki dunia kerja dan tidak dianggap sebelah mata dibandingkan dengan lulusan perguruan tinggi.
Tidak hanya fokus pada pendidikan dasar dan menengah, pemerintah juga perlu memperhatikan pendidikan tinggi. Meskipun jumlah perguruan tinggi di Indonesia terus bertambah, kualitasnya masih jauh dari standar internasional. Banyak perguruan tinggi yang belum mampu bersaing di kancah global. Peningkatan kualitas pendidikan tinggi juga harus menjadi bagian dari reformasi pendidikan.
Pemerintah perlu mendorong perguruan tinggi untuk lebih inovatif dalam pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Universitas harus berfungsi sebagai pusat inovasi dan pengembangan ilmu pengetahuan, bukan hanya sebagai institusi yang mencetak gelar akademis.