Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Perbaikan Sistem Pendidikan, Tugas Penting di Awal Masa Jabatan Prabowo-Gibran

14 Oktober 2024   07:56 Diperbarui: 19 Oktober 2024   14:20 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemerintah tentu perlu bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk institusi pendidikan tinggi dan lembaga pelatihan profesional, untuk merancang program pelatihan yang sesuai dengan perkembangan zaman.

Tidak kalah pentingnya adalah pembenahan kurikulum yang ada. Saat ini, kurikulum pendidikan di Indonesia masih cenderung berfokus pada teori daripada praktik. Kurikulum yang ada belum sepenuhnya relevan dengan kebutuhan dunia kerja dan perkembangan teknologi saat ini. Siswa sering kali dibebani dengan materi-materi yang sebenarnya kurang relevan untuk diterapkan dalam kehidupan nyata.

Sebaliknya, keterampilan praktis yang sangat dibutuhkan di dunia kerja, seperti keterampilan berpikir kritis, kemampuan berkomunikasi, kerja sama, dan keterampilan digital, sering kali terabaikan.

Sebagai contoh, lulusan sekolah menengah atas (SMA) di Indonesia sering kali kesulitan bersaing di pasar kerja karena keterampilan yang mereka miliki tidak sesuai dengan tuntutan industri. Ini menunjukkan adanya kesenjangan antara dunia pendidikan dan dunia kerja.

Oleh karena itu, reformasi kurikulum harus diarahkan pada pengembangan soft skills dan hard skills yang sesuai dengan tuntutan zaman. Siswa tidak hanya perlu diajarkan pengetahuan teoretis, tetapi juga harus dibekali dengan keterampilan yang relevan untuk masa depan.

Salah satu solusi konkret yang bisa diambil adalah memperkuat pendidikan vokasi. Pendidikan vokasi di Indonesia, meskipun sudah ada, masih belum mendapat perhatian yang memadai. Banyak siswa yang memilih jalur pendidikan umum tanpa mempertimbangkan potensi pendidikan vokasi.

Padahal, pendidikan vokasi sangat penting untuk mempersiapkan siswa dengan keterampilan praktis yang langsung bisa diterapkan di dunia kerja. Di negara-negara maju seperti Jerman, pendidikan vokasi menjadi salah satu tulang punggung ekonomi negara karena menghasilkan lulusan yang siap kerja dan memiliki keterampilan teknis yang tinggi.

Pemerintah, di bawah kepemimpinan Pak Prabowo Gibran, perlu memperkuat kebijakan yang mendukung pendidikan vokasi. Salah satu caranya adalah dengan membangun kerja sama yang lebih erat antara sekolah vokasi dan industri. Ini akan memastikan bahwa pendidikan vokasi relevan dengan kebutuhan pasar kerja.

Selain itu,Pabowo Gibran  juga harus memastikan bahwa lulusan pendidikan vokasi mendapatkan kesempatan yang setara untuk memasuki dunia kerja dan tidak dianggap sebelah mata dibandingkan dengan lulusan perguruan tinggi.

Tidak hanya fokus pada pendidikan dasar dan menengah, pemerintah juga perlu memperhatikan pendidikan tinggi. Meskipun jumlah perguruan tinggi di Indonesia terus bertambah, kualitasnya masih jauh dari standar internasional. Banyak perguruan tinggi yang belum mampu bersaing di kancah global. Peningkatan kualitas pendidikan tinggi juga harus menjadi bagian dari reformasi pendidikan.

Pemerintah perlu mendorong perguruan tinggi untuk lebih inovatif dalam pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Universitas harus berfungsi sebagai pusat inovasi dan pengembangan ilmu pengetahuan, bukan hanya sebagai institusi yang mencetak gelar akademis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun