Setiap kali seorang presiden baru terpilih, harapan besar selalu ditujukan untuk perubahan dan perbaikan di berbagai sektor. Salah satu sektor paling penting yang membutuhkan perhatian khusus di awal masa jabatan presiden terpilih Prabowo Gibran adalah pendidikan. Karena pendidikan adalah fondasi dasar dari kemajuan bangsa. Kualitas sumber daya manusia suatu negara sangat ditentukan oleh seberapa baik sistem pendidikannya. Namun, realitasnya, sistem pendidikan Indonesia masih menghadapi banyak masalah yang harus segera diselesaikan.
Jika kamu melihat kondisi pendidikan di Indonesia saat ini, banyak tantangan yang masih harus diatasi. Salah satu masalah utama adalah ketimpangan dalam hal akses pendidikan. Meskipun telah banyak upaya pemerintah untuk pemerataan pendidikan, kenyataannya masih banyak anak di pelosok negeri yang kesulitan mengakses pendidikan yang layak.
Di beberapa daerah, fasilitas pendidikan sangat terbatas. Tidak jarang, ada sekolah yang bahkan tidak memiliki gedung memadai, guru yang berkualitas, atau buku-buku yang layak.
Ketimpangan ini sangat mencolok jika dibandingkan dengan pendidikan di perkotaan, di mana fasilitas jauh lebih lengkap dan akses terhadap pendidikan lebih mudah. Hal ini menciptakan kesenjangan yang dalam antara anak-anak yang bersekolah di perkotaan dan di daerah terpencil.
Pak Prabowo harus bisa menjadikan pemerataan akses pendidikan sebagai prioritas utama di awal masa jabatannya. Pembangunan infrastruktur pendidikan di daerah tertinggal harus menjadi perhatian utama.
Program-program pemerintah yang mendukung akses pendidikan harus ditingkatkan, termasuk program bantuan pendidikan, beasiswa, hingga pengadaan fasilitas yang memadai di seluruh pelosok negeri. Jangan sampai ada anak yang kehilangan kesempatan untuk bersekolah hanya karena ia tinggal di daerah yang sulit dijangkau atau karena keluarganya tidak mampu membiayai pendidikan.
Selain masalah akses, kualitas pengajaran juga menjadi perhatian besar dalam sistem pendidikan Indonesia. Hingga kini, banyak guru yang masih belum memiliki kompetensi yang memadai untuk mengajar sesuai dengan tuntutan zaman. Pelatihan dan pengembangan bagi tenaga pengajar sering kali terabaikan, terutama di daerah-daerah yang jauh dari pusat.
Banyak guru yang mengeluhkan kurangnya kesempatan untuk mengikuti pelatihan yang relevan dan berkualitas. Padahal, guru adalah kunci dari keberhasilan proses belajar-mengajar. Tanpa guru yang kompeten, mustahil untuk menciptakan generasi yang cerdas dan berdaya saing.
Prabowo Gibran  juga perlu memperkuat program pelatihan bagi para guru. Pelatihan ini harus berkelanjutan dan disesuaikan dengan perkembangan teknologi serta kebutuhan dunia kerja saat ini.
Di era globalisasi dan revolusi industri 4.0, peran guru tidak lagi sekadar mentransfer pengetahuan, tetapi juga harus mampu mengajarkan keterampilan berpikir kritis, inovatif, serta adaptif terhadap perubahan teknologi.