Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Doom Spending, Biang Membengkaknya Tagihan PayLatter

1 Oktober 2024   13:19 Diperbarui: 1 Oktober 2024   13:38 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Contoh kasus yang sering terjadi adalah saat seseorang membeli barang-barang dengan promo atau diskon besar melalui PayLater. Saat pembayaran dilakukan secara tertunda, mereka tidak merasa terbebani. Namun, ketika tagihan mulai datang---dan ditambah dengan pembelian lainnya mereka akhirnya kesulitan untuk melunasi semuanya. Akibatnya, bunga mulai berjalan, dan beban finansial semakin bertambah.

Lebih buruk lagi, beberapa orang harus meminjam uang atau menggunakan kartu kredit untuk membayar tagihan PayLater, yang pada akhirnya menciptakan lingkaran utang yang sulit dihindari. Ini adalah contoh nyata dari bagaimana Doom Spending dapat menghancurkan kesehatan finansial seseorang.

Mengapa Doom Spending Terjadi?

Ada beberapa alasan mengapa Doom Spending menjadi semakin umum di era digital ini. Pertama, adalah godaan dari diskon dan promo yang sangat mudah diakses melalui platform e-commerce. Banyak konsumen merasa bahwa mereka harus segera mengambil kesempatan tersebut, karena diskon besar mungkin tidak akan terulang. Ini memicu pembelian impulsif, yang sering kali berujung pada penyesalan ketika tagihan datang.

Kedua, adalah pengaruh media sosial. Di era di mana segala sesuatu harus diunggah dan dibagikan, banyak orang merasa perlu untuk selalu mengikuti tren terbaru, baik itu fashion, gadget, atau gaya hidup. Keinginan untuk terlihat "up-to-date" sering kali mendorong konsumen untuk berbelanja barang-barang yang sebenarnya tidak diperlukan, hanya demi mendapatkan validasi sosial.

Ketiga, kurangnya literasi finansial menjadi faktor yang sangat penting. Banyak pengguna PayLater tidak benar-benar memahami syarat dan ketentuan yang berlaku. Mereka tidak menyadari bahwa meskipun ada opsi cicilan tanpa bunga, jika pembayaran terlambat, mereka akan dikenakan denda yang bisa cukup besar. Ini menunjukkan pentingnya pengetahuan dasar tentang pengelolaan keuangan sebelum menggunakan layanan seperti PayLater.

Cara Menghindari Doom Spending

Meskipun Doom Spending bisa tampak menakutkan, ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk menghindarinya. Pertama, selalu buat anggaran sebelum berbelanja. Pastikan kamu mengetahui dengan pasti berapa banyak uang yang kamu miliki dan berapa yang bisa kamu keluarkan. Jangan tergoda untuk membeli barang hanya karena tersedia opsi pembayaran tertunda.

Kedua, disiplin dalam mengelola utang PayLater. Cobalah untuk membayar tagihan tepat waktu dan hindari menunda pembayaran. Jika memungkinkan, bayar penuh tagihanmu sebelum jatuh tempo agar terhindar dari bunga atau denda.

Ketiga, evaluasi setiap pembelian. Tanyakan pada dirimu sendiri apakah barang yang akan dibeli benar-benar diperlukan atau hanya keinginan sesaat. Jika jawabannya adalah yang kedua, pertimbangkan untuk menunda pembelian atau menabung terlebih dahulu.

Selain itu, kamu juga bisa menggunakan metode "30-Day Rule", yaitu menunggu selama 30 hari sebelum memutuskan untuk membeli barang yang harganya cukup mahal. Jika setelah 30 hari kamu masih merasa barang tersebut benar-benar diperlukan, maka lakukan pembelian. Namun, jika tidak, kamu akan menyadari bahwa itu hanya keinginan impulsif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun