Mendeteksi autisme pada anak sejak dini adalah langkah penting yang dapat mengubah masa depan mereka. Bayangkan jika kamu bisa mengenali tanda-tanda awal autisme pada buah hati tercinta, sehingga mereka bisa mendapatkan dukungan dan intervensi yang tepat sejak dini.Â
Banyak orang tua mungkin merasa cemas atau bingung ketika melihat perilaku anak yang tampak berbeda, namun sering kali tidak tahu harus mulai dari mana.Â
Artikel ini akan membantu kamu memahami tanda-tanda awal autisme yang sering kali terlewatkan, namun sangat penting untuk dikenali. Apakah kamu siap untuk menggali lebih dalam dan mengetahui bagaimana mengenali tanda-tanda ini pada anak sejak usia dini? Mari kita mulai perjalanan ini bersama.
1. Keterlambatan dalam Perkembangan Bahasa
Keterlambatan dalam perkembangan bahasa sering menjadi salah satu tanda awal autisme yang perlu diwaspadai. Anak yang tidak menunjukkan kemampuan mengoceh, mengeluarkan kata-kata sederhana, atau menyusun kalimat sesuai usianya, mungkin mengalami gangguan ini.Â
Misalnya, jika anak kamu tidak mulai mengatakan kata-kata sederhana seperti "mama" atau "papa" pada usia 12 hingga 18 bulan, hal ini perlu diperhatikan. Keterlambatan bahasa ini juga dapat ditandai dengan kesulitan anak dalam meniru suara atau memahami instruksi sederhana.Â
Tanpa kemampuan bahasa yang berkembang, anak mungkin kesulitan untuk mengekspresikan kebutuhan atau keinginannya, yang dapat menimbulkan frustrasi. Oleh karena itu, penting bagi kamu untuk segera berkonsultasi dengan ahli jika tanda ini muncul pada anak.
2. Minimnya Kontak Mata
Minimnya kontak mata pada anak juga bisa menjadi indikasi kuat adanya autisme. Anak-anak umumnya menunjukkan ketertarikan pada wajah dan mata orang lain, bahkan sejak usia bayi. Namun, anak dengan autisme cenderung menghindari kontak mata, baik saat berinteraksi secara langsung maupun saat diajak bicara.Â
Ketika anak tidak tertarik untuk menatap mata orang lain, hal ini bisa menunjukkan adanya masalah dalam keterampilan sosialnya. Kamu mungkin juga memperhatikan bahwa anak tampak asyik dengan dunianya sendiri, seolah tidak menyadari kehadiran orang lain di sekitarnya.
Minimnya kontak mata ini bisa menyebabkan anak kesulitan dalam memahami emosi atau maksud dari lawan bicaranya, sehingga membuat komunikasi menjadi lebih sulit. Sebagai orang tua, kamu perlu peka terhadap tanda ini dan segera mencari bantuan jika diperlukan.