Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Deteksi Autisme pada Anak Sejak Dini: 7 Tanda yang Perlu Diperhatikan Orang Tua

26 Agustus 2024   19:53 Diperbarui: 26 Agustus 2024   21:11 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

3. Ketidakpedulian terhadap Lingkungan Sekitar

Anak dengan autisme sering kali tampak tidak peduli terhadap lingkungan sekitarnya, yang bisa menjadi tanda peringatan penting bagi orang tua. Jika anak kamu tidak merespons ketika dipanggil namanya, tidak tertarik pada mainan, atau tidak menunjukkan minat terhadap interaksi sosial, hal ini patut diwaspadai. Ketidakpedulian ini bisa terlihat ketika anak tampak lebih fokus pada benda-benda tertentu daripada pada orang atau kegiatan di sekitarnya. 

Sebagai contoh, anak mungkin lebih tertarik pada memutar roda mobil mainan berulang kali daripada bermain bersama teman-teman seusianya. Kurangnya ketertarikan ini bisa menjadi tanda bahwa anak mengalami kesulitan dalam memahami dan berpartisipasi dalam kegiatan sosial. Hal ini penting untuk segera diatasi agar anak tidak semakin terisolasi dari lingkungan sosialnya.

4. Kesulitan dalam Meniru Gerakan atau Ekspresi Wajah

Meniru gerakan atau ekspresi wajah merupakan bagian penting dari perkembangan sosial anak. Namun, anak dengan autisme sering kali kesulitan dalam melakukan hal ini, yang bisa menjadi indikasi adanya gangguan. Anak mungkin tidak meniru gerakan sederhana seperti melambaikan tangan atau tersenyum kembali ketika kamu tersenyum padanya. 

Padahal, kemampuan meniru adalah salah satu cara anak belajar berinteraksi dengan orang lain dan memahami emosi mereka. Kesulitan dalam meniru ini dapat menyebabkan anak terhambat dalam belajar berbicara atau berkomunikasi secara nonverbal. Kamu mungkin juga melihat bahwa anak tidak bereaksi secara emosional seperti anak-anak lain seusianya. Jika kamu melihat anak mengalami kesulitan dalam meniru, sebaiknya segera berkonsultasi dengan ahli untuk mendapatkan evaluasi lebih lanjut.

5. Pola Perilaku yang Kaku dan Berulang

Pola perilaku yang kaku dan berulang adalah ciri khas lain dari autisme yang sering terlihat pada anak-anak. Anak dengan autisme mungkin menunjukkan perilaku tertentu secara berulang, seperti menggoyangkan tangan, berputar-putar, atau menyusun mainan dengan cara yang sama berulang kali. Mereka juga mungkin sangat terikat pada rutinitas tertentu dan menjadi sangat gelisah atau marah jika rutinitas tersebut berubah. 

Misalnya, anak bisa menjadi sangat kesal jika harus mengambil rute yang berbeda ketika pergi ke sekolah atau jika ada perubahan dalam jadwal harian. Pola perilaku yang kaku ini bisa membuat anak kesulitan untuk beradaptasi dengan perubahan, yang dapat berdampak negatif pada kesehariannya. Sebagai orang tua, kamu perlu memahami bahwa perilaku ini bukan sekadar kebiasaan aneh, tetapi bisa menjadi tanda adanya gangguan perkembangan yang serius.

6. Ketidakmampuan dalam Bermain dengan Imajinasi

Bermain dengan imajinasi adalah bagian penting dari perkembangan anak, di mana mereka belajar memahami dunia dan mengembangkan keterampilan sosial. Namun, anak dengan autisme sering kali kesulitan dalam bermain dengan cara ini. Mereka mungkin lebih suka bermain dengan objek nyata daripada bermain peran atau berpura-pura. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun