3. Ketidakpedulian terhadap Lingkungan Sekitar
Anak dengan autisme sering kali tampak tidak peduli terhadap lingkungan sekitarnya, yang bisa menjadi tanda peringatan penting bagi orang tua. Jika anak kamu tidak merespons ketika dipanggil namanya, tidak tertarik pada mainan, atau tidak menunjukkan minat terhadap interaksi sosial, hal ini patut diwaspadai. Ketidakpedulian ini bisa terlihat ketika anak tampak lebih fokus pada benda-benda tertentu daripada pada orang atau kegiatan di sekitarnya.Â
Sebagai contoh, anak mungkin lebih tertarik pada memutar roda mobil mainan berulang kali daripada bermain bersama teman-teman seusianya. Kurangnya ketertarikan ini bisa menjadi tanda bahwa anak mengalami kesulitan dalam memahami dan berpartisipasi dalam kegiatan sosial. Hal ini penting untuk segera diatasi agar anak tidak semakin terisolasi dari lingkungan sosialnya.
4. Kesulitan dalam Meniru Gerakan atau Ekspresi Wajah
Meniru gerakan atau ekspresi wajah merupakan bagian penting dari perkembangan sosial anak. Namun, anak dengan autisme sering kali kesulitan dalam melakukan hal ini, yang bisa menjadi indikasi adanya gangguan. Anak mungkin tidak meniru gerakan sederhana seperti melambaikan tangan atau tersenyum kembali ketika kamu tersenyum padanya.Â
Padahal, kemampuan meniru adalah salah satu cara anak belajar berinteraksi dengan orang lain dan memahami emosi mereka. Kesulitan dalam meniru ini dapat menyebabkan anak terhambat dalam belajar berbicara atau berkomunikasi secara nonverbal. Kamu mungkin juga melihat bahwa anak tidak bereaksi secara emosional seperti anak-anak lain seusianya. Jika kamu melihat anak mengalami kesulitan dalam meniru, sebaiknya segera berkonsultasi dengan ahli untuk mendapatkan evaluasi lebih lanjut.
5. Pola Perilaku yang Kaku dan Berulang
Pola perilaku yang kaku dan berulang adalah ciri khas lain dari autisme yang sering terlihat pada anak-anak. Anak dengan autisme mungkin menunjukkan perilaku tertentu secara berulang, seperti menggoyangkan tangan, berputar-putar, atau menyusun mainan dengan cara yang sama berulang kali. Mereka juga mungkin sangat terikat pada rutinitas tertentu dan menjadi sangat gelisah atau marah jika rutinitas tersebut berubah.Â
Misalnya, anak bisa menjadi sangat kesal jika harus mengambil rute yang berbeda ketika pergi ke sekolah atau jika ada perubahan dalam jadwal harian. Pola perilaku yang kaku ini bisa membuat anak kesulitan untuk beradaptasi dengan perubahan, yang dapat berdampak negatif pada kesehariannya. Sebagai orang tua, kamu perlu memahami bahwa perilaku ini bukan sekadar kebiasaan aneh, tetapi bisa menjadi tanda adanya gangguan perkembangan yang serius.
6. Ketidakmampuan dalam Bermain dengan Imajinasi
Bermain dengan imajinasi adalah bagian penting dari perkembangan anak, di mana mereka belajar memahami dunia dan mengembangkan keterampilan sosial. Namun, anak dengan autisme sering kali kesulitan dalam bermain dengan cara ini. Mereka mungkin lebih suka bermain dengan objek nyata daripada bermain peran atau berpura-pura.Â