Kau dan aku...
Hal ini pragmatis bagai rangkaian pedang bermata dua
Kau bukan aku
Aku tidak seperti kau
Di penjara... melayang...
Tersegel, tapi itu seolah baik-baik saja
Kau tidak akan mengerti aku
Bahkan sebelum bertemu,
Kau telah terikat untuk menemukan aku
Mahkluk hidup, dapat terikat dengan berbagai hal
Hukum alam, aliran waktu
Bahtera yang dikenal sebagai tubuh,
Perasaan dikenakan sebagai pikiran...
Mereka adalah rantai alam
Pengikat semua mahkluk hidup
Berantaikan taju pedang...
Mereka adalah orang-orang yang dapat berbuat apapun
Tapi kau tahu, ada satu satu rantai yang bisa digunakan
Bagaimana orang-orang akan mendengar dan berpikir
Aku mempunyai lobi aneh...
Sebagai liliput cemas tentang apa yang dibicarakan orang-orang
Jadi, apakah aku benar-benar seorang manusia?
Apakah tiada kemungkinan di antara mereka bukan manusia?
Di mana berkumpulnya  juzuk-juzuk itu tertarik pada kehinaan
Keluaran gelombang penebas...
Kerbangkitan dan kejatuhan di permukaan air
Berundulasi dan osilasi
Gelombang lidah bersilat haus darah
Memainkan pedang yang naik dan turun, berjibaku...
Menjadi satu genggaman pengungkit,
Suatu hal akan tak terbantahkan oleh diri sendiri
Aku mencari dan menemukan...
Pengaturan tragis lenguhan pasrah
Menggeleparkan aku...
Sesak dan kembali tertebas,
Hatiku yang akan selalu diputar-putar
Kau pikir akan lebih dengan cara seperti ini
Kau berharap dengan cara ini adalah yang terbaik
Menjadi sasaran kepuasan jiwa pembantai
Karena aku hanya bantalan sampah yang terlayak
Terikat kuat dari rantai-rantai alam penghukum
Untuk tetap terdiam meskipun harus terluka
Kuasa pengikat merenda apapun di sini,
Hatiku sendiri tidak akan tahu, bagaimana aku terluka...
Aku tidak bisa ditemui...
Selain kau menemukan konaknya
Diriku yang terikat akan hal itu
Lalu, apa yang akan kau katakan tentang bilah pedang berantai,
Yang hanya dapat digunakan orang-orang berdaya seperti kau
Begitukah adanya kata-kata?
Membekas di benak...
Hal yang menemukan, gelombang kata-kata...
Begitu mereka terlepas dari mulut,
Mereka tidak dapat dikembalikan
Mereka memendamkan aku tidak bisa menjadi apa-apa
Tanpa disadari, membelitkan lagi rantai pengikat
Orang-orang seperti kau terus menebas menggunakan pedang
Kata-kata itu hidup...
Dan pada akhirnya, mereka akan mengikat jalan hidup seseorang
Pastilah lebih terjalin, jika pada wadah yang tepat mengungkap
Menjadi semangat yang menyengat
Rantai di lidah itu tidak hanya mengikat
Gelombang bushido menegangkannya menjadi pedang
Hanya mengatakan sesuatu yang menjadi ion positif atau negatif
Membuat suatu perbedaan,
Membuat suatu persamaan
Kata-kata... sungguhkah luar biasa?
Kata-kata memang luar binasa...
Mengikatkan rantai jati diri
Karena jeratan itu ada padaku
Naungan gelombang lidah yang kelu
Sementara pedang lebih kau genggam
Naungan gelombang lidah buaya
Kau dan aku...
Lidah kita berbeda...
Gelombang takdir kita di sisi yang berlainan
Kau bukan aku
Aku tidak seperti kau
Dirantai pembatas diri...
Digelangi lingkaran sendu...
Diikalungi catatan kematian...
Tapi itu seolah baik-baik saja
Frankincense (Purwokerto, 9 Agustus 2018)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H