Untuk itulah, umat beriman diingatkan untuk selalu memiliki kerinduan akan Tuhan di dalam hati mereka.Â
Seperti ladang mendamba air hujan, demikian juga seharusnya mereka selalu rindu mendamba Tuhan, Sang Sumber Kehidupan.
Jika berkenan mendengarkannya, silakan lihat video di bawah ini.
Wasana kata
Uraian-uraian yang telah saya paparkan dengan mengarahkan pandangan ke ladang, tentulah bukan sebuah pemahaman yang integral tentang manusia. Pun bukan sebagai rujukan satu-satunya dalam memahami apa makna keberadaan hidup manusia di dunia ini. Sebab pada kenyataannya tidak semua orang bekerja sebagai peladang.
Begitu juga ketika saya mengatakan proses "menjadi" manusia terwujud dalam relasi yang harmonis antara manusia dengan Tuhan, sesama dan alam, tidak hendak mengatakan bahwa proses "menjadi" itu sudah selesai. Proses untuk menjadi manusia yang matang, baik dan benar tidak pernah mengenal titik istirahat.
Dengan mengalihkan pandangan ke ladang, saya hanya berupaya menunjukkan bahwa di muka bumi ini masih ada manusia yang hidup secara beradab dan beradat dalam relasinya dengan Tuhan, sesama dan alam. Manusia itu ialah para peladang.
Salam Anak Peladang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H