Mohon tunggu...
Gregorius Nyaming
Gregorius Nyaming Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Hanya seorang anak peladang

Seorang Pastor Katolik yang mengabdikan hidupnya untuk Keuskupan Sintang. Sedang menempuh studi di Universitas Katolik St. Yohanes Paulus II Lublin, Polandia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menyelami Makna Kehidupan Menjadi Manusia dengan Berpaling ke Ladang

19 Agustus 2021   05:41 Diperbarui: 20 Agustus 2021   03:34 901
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Harap diketahui, dalam mengerjakan ladang masyarakat Dayak biasanya membentuk kelompok gotong royong.

Semangat kebersamaan tersebut dilandasi oleh rasa saling memiliki di antara sesama anggota. Jika salah satu anggota mengalami sedikit keterlambatan dalam pengerjaan ladang, anggota yang lain akan dengan suka rela mengulurkan tangan untuk membantu.

Pada momen inilah warga sungguh menghidupi "hukum pemberian diri". Sebuah hukum yang mengajarkan bahwa seseorang tidak akan mencapai kepenuhan hidup jika dia tidak melampaui dirinya sendiri dan memberikan diri dalam kasih bagi sesama.

Sedangkan harmonisasi dengan alam ditunjukkan lewat pelibatan tanda-tanda alam dalam proses perladangan. Salah satu tanda alam yang masih dipercayai membawa pesan-pesan penting bagi kebaikan dan keselamatan penduduk ialah suara burung.

Masyarakat suku Dayak Desa meyakini ada beberapa jenis burung yang suaranya merupakan pertanda buruk. Sehingga, saat mereka membuka sebuah lokasi untuk berladang dan terdengarlah oleh mereka suara-suara burung tersebut, maka mereka tidak boleh membuka lahan di situ. 

Kalau suara burung itu diabaikan dapat mendatangkan akibat yang fatal bagi segenap anggota keluarga dan juga penduduk kampung yang lain.

Pusat Musik Liturgi (PML)

Salah satu karya, menurut saya, yang telah dengan indah dan mendalam merefleksikan hidup manusia dengan berpaling ke ladang ialah Lagu Misa Inkulturatif dari Pusat Musik Liturgi. Judulnya ialah Hujan Rahmat di Ladang. Berikut syairnya:

(1)

Bagai ladang yang kering, menantikan air hujan

Jiwa haus merindukan Dikau, Tuhan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun