Ada kepercayaan bila tanaman kita mati, mandul dan tidak berbuah sama sekali tentu juga disebabkan oleh arwah leluhur tidak diindahkan, dilupakan atau tidak dihiraukan. Karena itu mereka tersinggung, marah dan memberikan malapetaka atau ikut serta dalam kemarahan alam.
Sedangkan dalam suku Dayak Desa, proses menanam dinamakan dengan Nugal. Sebelum mulai menanam (Nugal) warga akan berkumpul di suatu tempat. Ritual dipimpin oleh kepala keluarga yang empunya ladang atau yang mewakili. Pemimpin ritual pertama-tama memukulkan bambu ke tanah sebagai tanda memanggil Puyang Gana sambil mengucapkan kata-kata berikut:
O Puyang Gana (O Puyang Gana)
Tuk kami kak nugal (Lihatlah kami mau nanam)
Kami minta padi kami baiek (Kami mohon padi kami bagus)
Emansang  kami senang (masa depan kami cerah)
Pengidup kami nyamai (hidup kami enak)
Benih-benih yang akan ditanam lalu diperciki dengan darah ayam. Pemercikan dengan darah adalah tanda bahwa benih-benih itu sudah diberkati dan siap untuk ditabur.
Ritual kemudian dilanjutkan dengan membuat pegelak (sesajen). Pembuatan sesajen ini merupakan salah satu syarat yang tak boleh diabaikan. Lewat sesajen, warga menghaturkan persembahan kepada Sang Petara sekaligus juga memohonkan berkat atas ladang yang sebentar lagi akan ditanami.
Kalau dalam masyarakat Manggarai, proses menanam dilakukan sehari atau dua hari setelah pelaksanaan upacara, dalam suku Dayak Desa proses menanam akan segera dilangsungkan pada hari itu juga.
Pesta Syukuran atas Hasil PanenÂ
Penti, itulah nama pesta syukur setelah selesai panen dalam masyarakat Manggarai. Pesta adat ini merupakan puncak dari segala segala ritual adat dalam tataran kehidupan agraris orang Manggarai.
Terdapat 3 (tiga) jenis ritual adat yang sifatnya berkesinambungan dan waktu pelaksanaannya berbeda-beda.
- Benso Rasi, ritual yang berkaitan dengan masa awal bercocok tanam
- Randang, ritual yang berkaitan dengan masa panen; dan
- Penti, upacara syukuran panen.
Bagaimana pesta adat Penti dilangsungkan? Pesta ini akan dilangsungkan bila masa panen sudah selesai dilakukan. Jauh hari sebelum upacara Penti dilakukan, warga sekampung menyiapkan segala sesuatu untuk menyokong keberlangsungan acara, hingga mengundang keluarga yang berada di kampung lain untuk hadir.
Upacara Penti dilakukan pada sore hari atau menjelang malam hari. Ditandai dengan adanya nempung dan neki weki (berkumpul bersama).