Mohon tunggu...
Fransiskus Nong Budi
Fransiskus Nong Budi Mohon Tunggu... Penulis - Franceisco Nonk

Budi merupakan seorang penulis dan pencinta Filsafat. Saat ini tinggal di Melbourne, Australia. Ia melakukan sejumlah riset di bidang Filsafat dan Teologi.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Revolusi Voetbal

10 Agustus 2020   15:11 Diperbarui: 10 Agustus 2020   23:25 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepak bola itu butuh idealitas dan realitas. Apa yang ditampilkan dalam permainan sepak bola di tanah air sungguh jauh dari 'sistem' ini. Tidak jarang pemain 'diteror' suporter, wasit ditekan pemain, dan pemain sendiri ditindas oleh konsep "takut kalah" dari luar atau dalam dirinya.

Hal interior kurang diperhatikan, sehingga ada seperti demam panggung dan emosional. Sepak bola itu proses kegembiraan menuju kegembiraan sesungguhnya, yaitu kemengan. Bergembira untuk menang.

Sepak bola: dari idea menuju realitas
Realitas sepak bola yang dimainkan di tanah air kelihatan kekurangan idea, atau bahkan dapat disebut 'ketiadaan' idea. Sepak bola kita bergerak dari realitas menuju realitas. Ini merupakan suatu gerak horisontal perpindahan. Artinya sepak bola kita hanya mengamati setiap pertandingan ke pertandingan berikutnya. Hal ini bukan kekeliruan, tetapi kekurangan pengertian.

Apologi (argumen pembelaan diri) yang sering diberikan ialah "belajar dari pengalaman". Oleh karena perspektif ini, pelaku-pelaku sepak bola meninggalkan atau mungkin tidak mengenal idea sepak bola. Kurangnya pemahaman yang mendalam dan holistik serta terbaru, orang memainkan sepak bola subjektif.

Segala peraturan dan kriteria sepak bola 'diberlakukan' menurut pengetahuan dan kehendaknya. Hal ini berlaku bagi setiap orang yang memasuki koridor sepak bola. Hanya dengan idea, orang dapat bergerak vertikal mencapai 'sistem'.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun