Kita harus sabar membersihkan luka secara menyeluruh. Kita tidak ingin terinfeksi. Kalaupun sudah, kita akan membalut atau menyembunyikan luka dan kemarahan itu.
Ternyata, cara itu tidak efektif, karena infeksi masih akan berlanjut. Infeksi karena kemarahan tidak akan selesai dengan sendirinya. Kita harus berusaha mencari sampai akar.
Membersihkan luka sama halnya dengan mengeluarkan segala jenis kotoran. Kita harus mengeluarkan penyebab infeksi.Â
Sungguh dapat dipahami, bahwa kemarahan dapat menyebar ke segala arah dan berkembang menjadi kebencian, rasa pahit, dan kejahatan. Maka, diperlukan sikap fair mengakui kemarahan itu dan dialog pertobatan.
Bertindak dalam aksi
Salah satu efek dari kemarahan adalah kita berpikir bahwa pihak lain yang bersalah dan harus menyesal. Mentalitas kita dapat diubah oleh kemarahan!
Namun, penyesalan yang sesungguhnya adalah merubah sikap yang di dalamnya ada niat kuat. Kemarahan harus dihadapi. Kepahitan karena ditolak dan dianggap lemah harus diterima. Sebab, di satu sisi setiap orang memiliki sudut pandang. Soal benar atau tidak, masih ada ruang untuk afirmasi atau negasi.
Kita tidak dapat mengubah hal yang telah terjadi. Namun, kita masih dapat mengubah respons terhadap hal yang terjadi tersebut. Kita harus hidup di luar lingkaran setan untuk balas dendam dan sakit hati.
Diri kita sendiri akan terganggu. Misalnya, karena marah kita tidak dapat tidur satu malam. Sementara mereka yang membuat kita marah dapat tidur dengan nyenyak, rekreasi, bahkan menikmati hidup.
Rasa marah kita tidak membuat mereka risau, justru merongrong diri kita sendiri. Maka, dibutuhkan aksi nyata untuk tidak tinggal diam dalam kejengkelan diri sendiri.
Salah satunya dengan berdoa. Dalam doa, kita mohon diberi kebijaksanaan dan kemampuan berpikir, merasa, dan memandang dengan baru dan lapang dada. Terlebih kita diberi keberanian mengungkapkan kemarahan pada orang yang bersangkutan disertai keinginan hidup damai.
Merawat luka
Langkah kedua (pertama: bersihkan luka) adalah merawat luka akibat kemarahan. Maksud merawat bukan menjaga dan mengawetkan, tetapi mengusahakan agar luka sembuh. Salah satu obatnya adalah antibiotik pengampunan. Pengampunan memiliki dua mata sisi, yakni perintah dan pilihan.