Harga jasmani. Karena jenis kemarahan yang cukup berat ini, ada orang yang sampai melukai orang lain, binatang, atau benda dengan menampar, menendang, mendorong, dan memukul. Keadaan ini sangat merugikan. Fisik atau jasmani menjadi korban. Maka, sikap seperti ini harus segera disembuhkan agar tidak sampai melukai kehidupan orang lain dan atau diri sendiri.
Yang perlu diperhatikan
Dengan melihat dan menelaah keadaan di atas, tipe pemuntah harus belajar keras mengendalikan kemarahan, bukan sebaliknya menggunakan kemarahan untuk mengendalikan orang lain. Orang yang meledak-ledak harus belajar berkomunikasi yang sehat agar tidak menghancurkan diri sendiri dan pihak lain.
Mereka dapat belajar berbagi tanpa harus meledak, tanpa melukai orang lain, dan berusaha membangun kembali hubungan yang telah diruntuhkan oleh kemarahan.
Pemendam
"Kemarahan yang dipendam kerap berujung pada kebakaran dalam diri sendiri"
Orang tipe ini akan menumpuk kemarahan di dalam dirinya. Mereka tidak ingin kemarahan terlihat, karena mereka percaya bahwa kemarahan itu buruk adanya.Â
Tujuan memendam adalah menjaga agar kemarahan tertutup dengan sangat rapat. Mereka tidak ingin kemarahan itu muncul sebab tercela dan menjijikkan.
Menindas dan mendiamkan
Tipe pemendam ada dua, yakni mereka yang menindas dan mereka yang mendiamkan. Mereka yang menindas menyangkal memiliki kemarahan. Mereka sering hidup dalam dunia khayalan tanpa ada kemarahan.Â
Kemarahan yang mereka terima hanya kemarahan karena ketidakadilan seperti bayi korban aborsi, penganiayaan, tindakan kriminal, perang, dan sebagainya. Sehingga, para penindas kehilangan sentuhan dan tidak dapat mengenali kemarahan karena telah banyak menyangkal dalam waktu begitu lama.
Sementara itu, mereka yang mendiamkan kemarahan untuk menampung dan mengendalikannya. Mereka ingin menahan pintu amarah agar tetap tertutup dengan segenap kekuatan. Mereka berpura-pura bahwa kemarahan itu tidak ada.
Orang-orang yang senang menyenangkan hati orang lain (ABS: Asal Bapak Senang) sering masuk dalam kelompok ini. Mereka mengabaikan perasaan sendiri dan berani kehilangan sentuhan emosi asal orang lain senang.
Beberapa orang barangkali takut ditolak, kehilangan afeksi, dan perhatian. Selain itu, mereka takut akan mendapatkan pembalasan dan hukuman jika menyakiti perasaan orang lain. Maka, mereka lebih memilih memendam kemarahan.Â