Mohon tunggu...
Suaviter
Suaviter Mohon Tunggu... Lainnya - Sedang dalam proses latihan menulis

Akun yang memuat refleksi, ide, dan opini sederhana. Terbiasa dengan ungkapan "sic fiat!"

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Berikut Kiat-kiat Sederhana, Menahan Diri agar Kemarahan (Destruktif) Tidak Terjadi

4 Maret 2022   10:26 Diperbarui: 5 Maret 2022   13:10 640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi marah (Sumber: Freepik via buku.kompas.com)

Awalnya, kita akan merasa bersalah. Namun, kita akan lebih terbantu untuk tidak jatuh dalam buaian dan mimpi yang fana.

Mengakui kesalahan. Siapa pun orangnya, pasti pernah, sering, atau akan kesulitan mengatakan "Saya salah!". Sebab, kita tidak suka mengakui kekeliruan, kesalahan, dan kegagalan, serta dosa pada orang lain. Kita merasa kita tidak sempurna, lemah, dan sembrono.

Ilustrasi seseorang yang menahan amarah | Gambar diambil dari halodoc.com
Ilustrasi seseorang yang menahan amarah | Gambar diambil dari halodoc.com

Kita sulit juga mengakui daripada menutup kesalahan. Justru dengan menutupi kesalahan, kita akan membutuhkan energi yang lebih ekstra. Alih-alih mengakui, kita menggunakan kemarahan sebagai senjata ampuh untuk mempertahankan diri dan justru menyerang orang lain yang sebenarnya tidak terpaut pada kesalahan kita.

Salah satu cara yang pasti untuk mengurangi kadar amarah adalah dengan tulus mengakui ketidaksempurnaan dengan berkata: "Saya minta maaf!".

Banyak tertawa. Saat berada di ambang pintu kemarahan, mari kita mencoba untuk tertawa. Sebab, salah satu penangkal kemarahan adalah tawa dan tertawa. 

Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang (Amsal 17:22).

Hidup memang perlu serius, tetapi tidak dalam segala hal harus demikian. Kita butuh humor, canda, dan tawa. 

Dengan ini, kita dapat hidup dengan relaks dengan sedikit marah walau harus serius di beberapa kesempatan.

Orang yang mampu menertawakan diri (sebelum marah) bukan berarti tidak mengalami kesulitan atau penderitaan. Justru, dengan tawa kita akan lebih mudah toleran dan bersuka cita dalam hidup. 

Tawa adalah kipas untuk kemarahan. Tawa juga membantu kita menyembuhkan dan mengelola kemarahan yang bengis dan tak pandang batas normal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun