Mohon tunggu...
Suaviter
Suaviter Mohon Tunggu... Lainnya - Sedang dalam proses latihan menulis

Akun yang memuat refleksi, ide, dan opini sederhana. Terbiasa dengan ungkapan "sic fiat!"

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sisi Mistis Sigale-gale, Boneka Kayu dari Pulau Samosir

10 Januari 2022   23:03 Diperbarui: 10 Januari 2022   23:30 1454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sigale-gale, salah satu ikon wisata di Samosir, ternyata menyimpan sisi mistis yang pernah membuat banyak orang merinding"

Ada satu ikon wisata yang cukup dikenal dari Pulau Samosir. Ikon tersebut terbuat dari kayu dan telah diatur sedemikian rupa (diberikan pakaian, ulos, dan tali pengikat di kepala) menyerupai manusia, khususnya seorang lelaki.

Tidak salah lagi, ikon tersebut adalah patung atau boneka Sigale-gale (dari kata gale: lemah, lesu yang merujuk pada keadaan patung/boneka yang lemah jika tidak digerakkan). 

Ikon yang sangat legendaris ini sudah berulang kali dipromosikan di berbagai media, karena memiliki kisah menarik dan "harga jual" yang cukup tinggi.

Banyak orang yang rela menyeberang ke Pulau Samosir, Indonesia untuk melihat secara langsung boneka kayu yang dapat bergerak dan menangis sendiri. Muncullah keyakinan publik bahwa boneka Sigale-gale memiliki sisi mistis.

Kisah memilukan

Menurut penuturan masyarakat yang tinggal di daerah Tomok, Simanindo, Kabupaten Samosir, (tempat keberadaan Sigale-gale), boneka Sigale-gale memiliki kisah (sejarah?) yang amat memilukan.

Dahulu, ada seorang raja bernama Raja Rahat yang memiliki seorang anak tunggal bernama Raja Manggale. Raja Rahat sungguh amat dicintai rakyatnya. Dan, pada masa kepemimpinan raja, ada serangan yang cukup mengancam di perbatasan dengan daerah kekuasaannya.

Lalu, ia mengutus Raja Manggale untuk turut dalam peperangan mengusir para penyerang tersebut. Raja Manggale dipercayakan sebagai panglima perang.

Akan tetapi, kabar duka datang dan sampai ke telinga Raja Rahat. Raja Manggale gugur di peperangan. 

Mendengar berita tersebut, Raja Rahat larut dalam kesedihan mendalam dan jatuh sakit.

Seluruh rakyat turut sedih atas peristiwa yang terjadi pada Raja Rahat. Berbondong-bondong mereka mendatangkan datu (dukun/tabib) untuk menyembuhkan raja. 

Banyak datu yang gagal. Hingga akhirnya, seorang Sibaso (datu perempuan) datang dan menerawang keadaan raja. Ia melihat bahwa batin raja merasa pilu akan kematian dan rindu pada anaknya, Raja Manggale.

Patung pun dibuat

Atas usul Sibaso tadi, dibuatlah patung/boneka yang mirip dengan Raja Manggale. Setelah boneka selesai, Sibaso melakukan ritual pemanggilan arwah Raja Manggale dengan iringan musik gondang Sabangunan.

Boneka itu kemudian bergerak sendiri, karena diyakini bahwa arwah Raja Manggale telah masuk. Boneka itu akhirnya diberikan kepada raja. Raja Rahat perlahan sembuh dari penyakitnya dan kemudian memimpin kerajaannya.

Kisah mistis

Konon, pembuatan boneka ini tidak sembarangan. Sebab, pembuat harus memiliki jalinan batin yang kuat dengan boneka buatan sendiri. Agar, boneka tersebut dapat bergerak layaknya manusia.

Kalau tidak, si pembuat akan meninggal atau setidaknya harus ada tumbal. Cara untuk mengatasinya adalah pembuatan boneka dilakukan secara terpisah oleh beberapa orang.

Boneka Sigale-gale dapat bergerak dan menangis sendiri tanpa ada iringan musik gondang Sabangunan. Ini fenomena mistis yang paling terkenal.

Semakin berkembang. Sigale-gale digunakan saat upacara kematian dengan iringan musik gondang. Boneka diletakkan di dekat keluarga almarhum-ah. Anggota keluarga terutama anak laki-laki manortor sesuai irama musik.

Dipercaya bahwa roh orang yang meninggal dalam upacara tersebut akan diantar kepada Mulajadi Nabolon (Allah tradisional Batak Toba). 

Selain itu, Sigale-gale digunakan saat ada pemanggilan arwah orang(-orang) yang telah meninggal dunia. Kemudian, Sigale-gale dapat dianggap sebagai (pengganti) anak bagi keluarga yang tidak mendapatkan keturunan.

Keadaan Sigale-gale saat ini. Digunakan dalam acara adat, terlebih pertunjukan. Gambar diambil dari kumparan.com
Keadaan Sigale-gale saat ini. Digunakan dalam acara adat, terlebih pertunjukan. Gambar diambil dari kumparan.com

Keadaan saat ini

Kisah di atas merupakan warisan budaya yang perlu dihormati dan dijaga nilai kesakralannya. Dulu hingga saat ini, orang yang berkunjung ke Sigale-gale tidak boleh bertutur kata atau bertindak tidak santun. Karena, ia akan mendapatkan hukuman atas perbuatannya tersebut.

Akan tetapi, saat ini, keyakinan tersebut diperbarui dengan hadirnya agama modern (Kristen) di daerah Simanindo. Nilai mistis perlahan dihapus dan bergeser.

Maka, dewasa ini, penampilan Sigale-gale lebih terarah kepada pertunjukan domestik untuk menarik para wisatawan. Tarian yang dilakukan oleh Sigale-gale pun saat ini sudah dikontrol ahlinya dari belakang menggunakan benang.

Dengan cara ini, pelestarian budaya dan ikon daerah semakin terjaga. Nilai mistis dari Sigale-gale sudah digeser dengan labelnya sebagai boneka khas Samosir.

Boneka Sigale-gale juga sudah ada di beberapa tempat selain Simanindo. Pernah saya melihat secara langsung pertunjukkan Sigale-gale di Museum T.B. Silalahi Center yang ada di daerah Balige, Kabupaten Toba Samosir pada 2013 yang silam dengan tarif sekali pertunjukan Rp 80.000,-. Sekarang, entah berapa tarif pertunjukannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun