Perdebatan ini semakin kompleks ketika kita melihat bagaimana Al-Qur'an diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, yang sering kali menimbulkan ambiguitas. Istilah "perkataan Rasul" dapat menimbulkan kesalahpahaman jika tidak diklarifikasi dengan benar. Oleh karena itu, penting untuk memahami bahwa qaul Rasul bukanlah kalam Rasul. Qaul Rasul adalah transmisi kalam Allah yang disampaikan melalui rasul-Nya, baik Malaikat Jibril maupun Nabi Muhammad.
Dalam episode kali ini, kita akan menambahkan lagi argumentasi untuk menguatkan kesimpulan kita sebelumnya. Sebagai contoh, dalam Surat Al-Baqarah ayat 97, Allah berfirman bahwa Jibril menurunkan Al-Qur'an ke dalam hati Nabi Muhammad dengan izin Allah. Ini sering diartikan bahwa kalam Allah diturunkan hanya dalam bentuk makna ke dalam jiwa Nabi Muhammad.
Namun, dalam Surat Al-Qiyamah ayat 16-19, Allah menjelaskan bahwa Nabi Muhammad juga menerima Al-Qur'an secara lafzi, dengan perintah untuk tidak tergesa-gesa menggerakkan lidahnya ketika membaca Al-Qur'an. Ini menunjukkan bahwa selain diturunkan ke dalam hati, Al-Qur'an juga diajarkan secara lisan kepada Nabi Muhammad oleh Malaikat Jibril. Wahyu pertama, "Iqra'" (bacalah), jelas menunjukkan bahwa lafadz Al-Qur'an didiktekan oleh Jibril kepada Nabi Muhammad.
Dengan demikian, pemahaman yang komprehensif menunjukkan bahwa Al-Qur'an diturunkan baik dalam bentuk lafadz maupun makna, dan ditransmisikan oleh Malaikat Jibril dan Nabi Muhammad kepada umatnya. Kesalahpahaman yang muncul dari terjemahan atau interpretasi yang tidak komprehensif perlu diluruskan agar tidak menimbulkan persepsi yang keliru tentang sifat Al-Qur'an sebagai Kalam Allah.
Dari kajian ini, kita memahami bahwa Al-Qur'an adalah Kalam Allah yang diturunkan melalui Malaikat Jibril dan disampaikan oleh Nabi Muhammad kepada umat manusia. Istilah qaul Rasul yang muncul dalam beberapa ayat tidak boleh disalahartikan sebagai kalam Rasul. Qaul Rasul adalah bentuk transmisi kalam Allah yang disampaikan melalui para rasul-Nya, dan pemahaman yang benar akan hal ini sangat penting untuk menjaga kemurnian ajaran Islam. Semoga kajian ini bermanfaat dan dapat memperdalam pemahaman kita tentang Al-Qur'an se
bagai Kalam Allah. (*)Â
Penulis: Baret Mega LanangÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H