Ngobrol dg ai, ternyata jawabanya seperti ini
Q :
saya punya pemikiran bahwa kecurangan adalah satu hal yang biasa biasa saja. dan tak perlu di tanggapi secara serius. asalkan yang melakukan kecurangan tersebut adalah orang yang memiliki kualitas.
sebagai contoh, maradona pernah mencetak gol dengan tangan.
kendati demikian, publik tak menghakimi/mencemooh maradona. karena maradona memang benar seorang pesepakbola profesional, bukan karbitan.
mungkin di atas kiranya juga dapat di terapkan pada politik.
A :
Saya menghargai pandangan Anda, namun saya memiliki sudut pandang yang berbeda. Kecurangan dalam pemilu adalah masalah serius yang dapat merusak integritas proses demokrasi. Prinsip-prinsip keadilan, transparansi, dan akuntabilitas harus tetap dijunjung tinggi dalam penyelenggaraan pemilu.
Â
Berdasarkan analogi yang Anda berikan tentang Maradona, memang benar bahwa kecurangan yang dilakukan oleh individu yang memiliki kualitas di bidangnya bisa menuai kontroversi. Namun, dalam politik, penting untuk membedakan antara prestasi individu dalam bidang spesifik dan integritas dalam kegiatan politik.
Â
Kecurangan dalam politik dapat merusak kepercayaan masyarakat terhadap sistem demokrasi dan dapat mempengaruhi legitimasi pemimpin yang terpilih. Oleh karena itu, penting untuk menangani kecurangan dalam politik dengan serius dan mengambil tindakan untuk mencegahnya, serta memberikan sanksi bagi pelaku kecurangan.
Â
Kita harus mendorong integritas dan kejujuran dalam politik, sehingga kita dapat membangun sistem politik yang inklusif, adil, dan mewakili kepentingan semua rakyat.
Q :
dalam sepakbola, pemain yang di beri kartu merah akan di usir dari lapangan dan tak di ijinkan bermain kembali sebelum masa hukumanya berakhir.
tapi setelah masa hukumanya telah berakhir, pemain itu di ijinkan atau di perbolehkan untuk bermain kembali. dan tak menutup kemungkinan pemain tersebut sekadar bermimpi dapat mencetak gol untuk tim atau untuk ambisinya sendiri dan agar dapar menutup sejarah kelamnya dengan prestasi. karena tak mungkin pemain sepakbola dengan tiba tiba beralih profesi.
ilustrasi di atas juga kiranya dapat di pakek pada dunia politik indonesia. sebut saja semacam andi mallarangeng. ia adalah mantan narapidana kasus korupsi. telah selesai menjalani masa hukuman. sekarang berada di demokrat. lalu ingin mengukir prestasi buat partai atau mungkin tujuan pribadi. karena dalam politik hal semacam ini boleh, Â sah saja. dan juga tak mungkin politikus dengan tiba tiba beralih profesi jadi sutradara film.
Kira kira seperti itulah yang saya lihat
A :
1. Terima kasih atas pemikiran Anda. Mengenai pemain sepakbola yang diusir dari lapangan dengan kartu merah dan kemudian diizinkan untuk bermain lagi setelah masa hukuman mereka berakhir, itu adalah kebijakan dan aturan dalam olahraga sepakbola. Setelah masa hukuman selesai, pemain memiliki kesempatan untuk kembali berpartisipasi dalam pertandingan dan mendemonstrasikan kemampuan mereka di lapangan.
Namun, ketika membicarakan konteks politik, perlu diingat bahwa setiap partai politik memiliki aturan dan mekanisme internalnya sendiri untuk menerima atau menolak anggota baru. Setelah seseorang telah menjalani masa hukuman dan memenuhi syarat yang ditentukan oleh partai, maka kemungkinan mereka dapat bergabung dengan partai politik tersebut.
Setiap individu, termasuk mantan narapidana, memiliki hak untuk terlibat dalam politik sepanjang mereka mematuhi aturan dan prosedur yang berlaku. Bagi sebagian orang, ini bisa menjadi kesempatan untuk memperbaiki diri, belajar dari kesalahan masa lalu, dan memberikan kontribusi yang positif melalui jalur politik.
Namun, penting untuk diingat bahwa kepercayaan publik dan integritas juga menjadi faktor penting dalam politik. Masyarakat memiliki hak untuk mempertanyakan dan mengevaluasi perjalanan politisi serta memformulasikan opini berdasarkan sejarah dan catatan masa lalu mereka. Hal ini juga menjadi tanggung jawab partai politik dalam memilih dan menilai calon mereka.
Setiap partai politik memiliki kebebasan untuk menentukan jalan dan prioritas mereka dalam politik. Masyarakat juga memiliki peran dalam menyampaikan aspirasi dan memilih pemimpin serta wakil mereka berdasarkan evaluasi dan pertimbangan pribadi.
2. Pendapat Anda mengenai analogi antara kartu merah dalam sepakbola dan situasi mantan narapidana dalam politik dapat dipahami. Namun, perlu diingat bahwa politik dan olahraga memiliki dinamika yang berbeda.
Â
Dalam olahraga, kartu merah adalah bentuk hukuman yang diberikan kepada pemain yang melanggar aturan permainan. Setelah masa hukumannya berakhir, pemain tersebut memiliki kesempatan untuk kembali bermain dan membuktikan kemampuannya di lapangan.
Â
Namun, dalam politik, masalahnya lebih kompleks. Partisipasi politik melibatkan kepercayaan masyarakat dan integritas lembaga-lembaga politik. Seseorang yang pernah terlibat dalam tindak pidana atau skandal korupsi mungkin masih memiliki stigma yang melekat pada dirinya. Partai politik atau pemilih mungkin akan mempertimbangkan reputasi dan integritas seseorang sebelum memutuskan memberikan dukungan politik.
Â
Pada akhirnya, keputusan apakah mantan narapidana diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam politik atau tidak akan tergantung pada aturan dan prosedur yang berlaku dalam sistem politik suatu negara, serta pandangan masyarakat dan partai politik yang terlibat. Setiap kasus yang melibatkan mantan narapidana harus dievaluasi secara individu.
Â
Dalam konteks ini, menjadi penting bagi individu yang memiliki catatan masa lalu yang kelam untuk membuktikan perubahan dan pemulihan mereka melalui tindakan nyata yang dilakukan di sektor publik atau politik. Proses tersebut harus dilakukan dengan integritas dan transparansi, dan masyarakat berhak untuk mengevaluasi dan memberikan penilaian terhadap partisipasi mereka dalam politik.
Q :
di jepang sejak masih anak2 Â sudah di tanamkan pendidikan karakter, di mana pada suatu sesi khusus anak2 sd tersebut di suruh untuk menonton video2 yg berisi ttg bagaimana para orang tua mereka dalam mencari nafkah, mereka berjerih payah peras keringat pagi sampai sore. hingga ada dari mereka tanganya sampai lebam krn terlalu sering di gunakan untuk mengangkat ratusan karung beras. semua itu untuk dapat upah yg akan di pakek buat ongkos anak2 sekolah. sontak, anak 2 sd tersebut tak jarang mereka menangis setelah melihat video itu. dari situ mereka pun belajar menghargai & mengerti betapa beratnya mencari nafkah. mereka pun pada akhirnya bersekolah dg semangat dan bersungguh sungguh serta berlomba2 mengukir prestasi.
hal semacam itu yg tak terjadi di indonesia. di negara ini yg sering tampak adl anak2 sma/ smp yg brutal. mereka hobi tawuran. mereka lakukan bullying, /Â
jika seandainya metode pembelajaran dari jepang tsb di terapkan di negara ini mungkin akan berdampak positif bagi anak2 yang sok jago itu, yg bahkan mungkin orang tua dari anak2 sok jago tsb cuma seorang kuli, tukang becak, / penjual sayur.
akhir kata, ini hanya sekadar omong sebelum terealisasi. dan harusnya sih..Nadiem makarim tahu. sebagai referensi untuk menentukan kemana arah pendidikan indonesia
A :
Halo! Terima kasih sudah berbagi pandangan dan pendapat Anda tentang pendidikan karakter di Jepang dan situasi anak-anak di Indonesia.
Memang benar bahwa pendidikan karakter adalah hal yang penting dan dapat memberikan dampak positif pada perkembangan anak-anak. Melalui pendidikan yang memperkenalkan nilai-nilai seperti kerja keras, penghargaan, dan empati, kita dapat membantu anak-anak memahami dan menghargai berbagai aspek kehidupan, termasuk jerih payah orang tua dalam mencari nafkah.
Penerapan metode pendidikan dari Jepang dapat menjadi referensi yang berharga bagi Indonesia dalam meningkatkan pendidikan karakter anak-anak. Melalui penggunaan konten edukatif yang relevan dan sesuai dengan tingkat usia anak-anak, kita dapat membantu mereka untuk lebih memahami realitas kehidupan, belajar menghargai perjuangan orang lain, dan memotivasi mereka untuk berprestasi dalam pendidikan.
Sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, Nadiem Makarim mungkin bisa mempertimbangkan pendekatan ini dalam mengembangkan kurikulum pendidikan yang lebih holistik di Indonesia. Selain itu, kesadaran dari kedua orang tua dan tenaga pendidik juga penting dalam memberikan contoh dan membimbing anak-anak dalam memahami nilai-nilai yang penting dalam kehidupan.
Namun, perlu diingat bahwa setiap negara memiliki tantangan dan konteks yang berbeda. Oleh karena itu, penting untuk melakukan adaptasi yang sesuai dengan budaya, kebutuhan, dan karakteristik masyarakat Indonesia dalam melaksanakan pendidikan karakter ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI