Mohon tunggu...
Fiola Anglina Wijono
Fiola Anglina Wijono Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa aktif di Universitas Pelita Harapan batch 2017

Bernafas dengan menulis, mengisi nutrisi dengan menari!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen Cahaya Pemikat

9 April 2020   10:53 Diperbarui: 9 April 2020   10:50 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sebuah alih wahana dari komik berjudul Chocolate Magic karya Mizuho Rino dengan sub judul Palmier: Cahaya Pemikat

Ketika itu bulan dan pepohonan menjadi saksi realita terbesar yang pernah terjadi dalam hidupku. Dedaunan di pohon sampai menjatuhkan dirinya, keringat berteriak dari balik rongga-rongga kulitku. Bagai harmoni yang beriringan dengan suara tanah yang terus menerus dicongkel dari singgahsananya, aku mengubur tubuh dingin yang kehilangan tuannya. Mata yang masih memancarkan bulatan putih seolah tak mengharapkan jiwanya terbang bersama semesta yang tak juga mengharapkan kedatangannya. Sosok yang sangat akrab denganku dan begitu kukasihi. Dialah sahabatku.

"Kenapa jadi begini..." bisiku dalam batin. Tak henti-hentinya keringat mengucur membawa pergi ketenangan dan ketetapan hatiku yang beberapa saat lalu sempat bersinggah dalam diriku.

Dua pekan sebelumnya.

Dengan lolongan suara yang menggugah gairah kecintaan para gadis-gadis belia, sekumpulan lelaki itu berteriak:

"Para penonton!! Mana semangatnya?!"

"Waaa! Kyaa! Kyaa!" begitulah sahutan para gadis yang berada di bawah panggung konser yang diselenggarakan oleh boyband Ren-Z dalam ajang konser live 2016 itu. Boyband yang berisi tiga penyanyi sekaligus penari tampan yang tak bercela setitik pun dalam hidup mereka. Bahkan kelemahan itu sendiri tak sanggup mempertahankan eksistensi dirinya saat berada dalam diri mereka. Standar acuan yang digunakan oleh setiap gadis saat menjala pendamping hidup. Sungguh ciptaan yang mahasempurna!

Masih dalam gerombolan itu, aku dan sahabatku, Yuma, ikut mendonasikan lolongan penuh cinta dan gairah yang tak berkesudahan pada mereka. "Kyaaa!!" "Kaji!!" Saking bahagianya karena dapat melihat mereka sedekat itu, badan kami seolah ingin menerbangkan dirinya ke hadapan tiga makhluk sempurna itu. Bahkan mata kami berulang kali tak sanggup menahan untuk menatap keindahan yang mereka miliki.

"Yuma, tadi Kaji melihat ke arahku, lho!" kataku dengan kebanggaan dan kekaguman yang tak dapat lagi kusembunyikan.

"Dia melihat ke arahku, Kino-chan." Balasnya dengan tatapan tak memberi celah bagiku untuk berbahagia walau sedetik. "Tidak! Ke arahku! Gyaa!"

Walaupun begitu, kami tetaplah menikmati konser itu dengan segenap jiwa dan raga kami yang utuh. Perdebatan semacam itu bukanlah kali pertama kami gancarkan saat bersua dengan Kaji, sosok idaman dari antara tiga makhluk sempurna itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun