Mohon tunggu...
Frederica Nancy
Frederica Nancy Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

Hi! Salam kenal dari saya yang tengah belajar dan menari dalam dunia komunikasi massa-digital!

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

4 Tips 'Pahami' Penulisan Retorik Versi Digital

20 September 2020   23:31 Diperbarui: 5 Desember 2020   01:10 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, bukan berarti tak ada yang dapat menggunakan bahan konten orang lain. Ingat lagi aktivitas dalam prinsip literasi informasi terdiri dari tiga hal, yakni mengevaluasi, mensintesis, dan “menyusun ulang tujuan” informasi yang sudah diperoleh.

Tips untuk menanggulanginya adalah melakukan sitasi informasi yang ada pada konten (bahan tulisanmu) tersebut.

“…it is acceptable to cite from previously published textual sources in critical reviews, scholarship, or information research.”—Blakesley, 2011, h. 362

Pertanyaan selanjutnya, bagaimana dengan perizinan copyright untuk konten audio hingga gambar?

  • Copyright gambar. Blakesley (2011, h. 363) menegaskan bahwa meskipun izin copyright tidak diperlukan, izin dalam bentuk sitasi wajib dilakukan. Kamu perlu menuliskan sumber informasi di bawah gambar tersebut.

dok. pribadi
dok. pribadi
  • Copyright konten musik dan audio. Penggunaan copyright pada musik cukup ketat sejak, apalagi sejak munculnya Napster.

Jika kamu hendak menggunakan konten musik atau audio orang lain pada sebsitemu, pastikan tidak dibatasi oleh lisensi terkait atau telah memperoleh izin penggunaan. 

Bagaimana pun praktik etisnya adalah mensitasi setiap sumber yang kamu gunakan, termasuk konten audio.

4. Pahami Kondisi Pembaca yang Beragam

Poin keempat ini mewajibkan kamu untuk peka terhadap aksesibilitas audiens dan meminimalisir pemicu rendahnya keterbacaan kontenmu.

Kamu perlu memastikan konten tulisanmu dapat dinavigasi dan dibaca oleh siapa saja. Artinya, kamu harus berusaha membantu audiens yang berasal dari latar belakang apapun agar dapat mengakses kontenmu.

“…Web content can be navigated and read by everyone, regardless of location, experience, physical ability, cultural background, or the type of computer technology…”—Blakesley (2011, h. 365).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun