Berkembangnya Music Scoring Ini dalam Film
Setelah muncul dalam film Jerman berjudul Metropolis, musik ini muncul juga lewat karya komposer musik sekaligus pianis klasik, Dimitri Tiomkin yang mengarang simfoni dies irae untuk film berjudul It’s A Wonderful Life.
Jenis music scoring ini terbagi menjadi tiga jenis menurut ahli musik, Alex Ludwig:
- Full Statement (biasanya memunculkan suasana mencekam)
- Stinger (sering muncul untuk menampilkan villain atau momen-momen emosional para pahlawan)
- Ostinato (biasa muncul dalam rangkaian action film, yang menghadirkan energi dan intensitas)
Penggunaan musik ini rasanya kurang afdol jika tidak digunakan dalam film horror yang memang dibuat untuk memunculkan semacam rasa takut. Sebut saja film The Shining (1980), The Nightmare Before Christmas (1983), The Ring (2002), dsb.
Selain didesain dalam film yang memang bertema mencekam, dies irae juga hadir dalam berbagai genre, misalnya The Lion King (1994), Star Wars: A New Hope (1977), Home Alone (1990), Batman Returns (1992), Harry Potter and the Chamber of Secrets (2002), Jurassic Park (1993), Wreck It Ralph (2012), Avengers: Infinity War (2018), hingga film keluarga sekelas princess dalam Frozen II (2019).
“The short answer: music theory and social conditioning.”—Quartz (2020)
Musik dies irae yang cenderung spooky ini sebenarnya berkaitan dengan nada minor. Di Barat, nada-nada mayor terdengar menyenangkan, sedangkan minor biasa dianggap murung atau menyedihkan.
Sebenarnya ada banyak aspek musik yang dapat diklasifikasikan sebagai mayor atau minor, misalnya kunci dan tangga nada (Quartz, 2020). Perbedaan antara keduanya didasarkan pada jarak (interval) nada. Dalam konteks dies irae, musiknya berisi gabungan 4 nada yang terdiri dari dua interval minor— kedua minor (dua nada pertama) dan sepertiga minor (dua nada terakhir) (Quartz, 2020).
Terlepas teruji atau tidak secara ilmiah asumsi itu, trik lama yang dibuat komposer musik dalam pembuatan film ini sudah bertahan sangat lama. Ia tampak mampu memanipulasi emosi manusia dan hadir di berbagai genre film. Ia membuat kita merasa tidak nyaman sebab sering kali telinga kita tidak terbiasa menyukai nada yang rendah (VOX, 2019).
Sekarang, Anda sudah tahu bahwa in movies, dies irae is ubiquitous.