3. Ciptakan Rutinitas
Rutinitas membantu anak untuk tetap terikat pada suatu aktivitas. Rutinitas membantu anak autis untuk mengetahui apa yang diharapkan dari dirinya. Rutinitas dapat diterapkan dalam aktivitas sehari-hari, mulai dari anak bangun tidur hingga tidur kembali. Rutinitas dapat diciptakan dengan membuat daftar kegiatan anak sehari-hari. Misalnya, setelah bangun tidur harus merapikan tempat tidur, mandi, makan, dan berangkat ke sekolah. Belajar juga dapat dimasukkan dalam daftar rutinitas sehari-hari. Dengan adanya rutinitas anak memahami kegiatan kesehariannya sendiri.
4. Meminta anak untuk menyelesaikan suatu tugas
Pemberian penegasan kepada anak untuk menyelesaikan suatu tugas berkaitan dengan perkembangan atensi. Misalnya, orangtua terkadang memperbolehkan anak untuk berpindah aktivitas sementara aktivitas yang sedang dilakukan belum selesai. Hal ini dapat menjadi kebiasaan yang berdampak buruk. Hasilnya adalah anak tidak memiliki motivasi tinggi untuk mencapai sesuatu. Penting bagi orangtua untuk mengajarkan anak autis bahwa sesuatu yang dimulai harus diselesaikan. Hal ini akan berdampak pada kerjasama anak ketika melakukan sesuatu. Orangtua dapat menerapkan durasi ketika bermain atau belajar sehingga anak secara tidak langsung tetap terikat pada suatu aktivitas.Â
Kesimpulan
Belajar bagi anak autis dapat menjadi aktivitas yang menyenangkan jika dibantu dengan cara-cara yang tepat. Orangtua merupakan orang yang paling dekat denagn anak autis, yang dapat membantu anak autis belajar dengan cara-cara yang menyenangkan. Butuh kreativitas dan kesabaran dalam mengajarkan anak autis, tetapi bukan tidak mungkin untuk dilakukan.
Semoga informasi di atas bermanfaat untuk para pembaca ya. See you on next article, byee.
Sumber:
https://www.autismconnect.com/blogs/how-to-improve-attention-in-children-with-special-needs-part-2/