Mohon tunggu...
Ruziqna
Ruziqna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo. Akun ini akan digunakan untuk berbagi konten seputar parenting. Enjoy!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Cara Jitu untuk Meningkatkan Atensi Belajar pada Anak Autis

26 Juli 2022   20:34 Diperbarui: 26 Juli 2022   20:37 1166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak dengan spektrum Autis merupakan salah satu anak berkebutuhan khusus (sumber foto: www.pexels.com/@polina-kovaleva/)

Tiga tahun yang lalu, saya pernah bekerja sebagai shadow teacher untuk anak autis. Anak yang saya dampingi merupakan anak autis yang sedang duduk di bangku kelas 5 Sekolah Dasar. Anak autis ini sudah mandiri, maksudnya adalah anak ini sudah dapat membaca, menulis, menyelesaikan penjumlahan sederhana, dan mengerti instruksi guru di kelas. Tugas saya adalah mendampingi anak saat belajar di kelas, mengawasi anak ketika bermain bersama teman, menemaninya jika ingin ke toilet, dan hal-hal lain selama anak berada di sekolah. Walaupun anak ini dapat melakukan semuanya sendiri, namun anak tetap butuh pendampingan untuk menghindarinya dari hal-hal yang tidak diinginkan. Misalnya, anak dapat tiba-tiba berteriak karena cemas ketika ia menyadari tugasnya belum selesai sementara temannya telah lebih dulu mengumpulkan tugas. Beberapa kali anak yang saya dampingi ini juga tiba-tiba bernyanyi dengan kencang saat kegiatan belajar sedang berlangsung di kelas sehingga mengganggu ketenangan belajar. Pernah juga anak ini berteriak ketika merasa tidak nyaman saat buang air kecil di toilet sekolah. Kehadiran saya sebagai shadow teacher sangat dibutuhkan untuk membantu anak mengatasi kesulitannya di sekolah.

Tugas saya tidak selesai ketika sekolah berakhir. Saya masih melanjutkan pendampingan belajar di rumah. Biasanya kegiatan ini saya lakukan setelah makan siang hingga menjelang sore hari, kira-kira 3 jam. Kegiatan belajar di rumah meliputi pengulangan materi belajar dari guru di sekolah, pengerjaan soal latihan pada buku kerja anak, atau menyicil materi selanjutnya sehingga anak siap untuk belajar di kelas. Kegiatan belajar di rumah biasanya saya awali dengan tanya jawab mengenai perasaannya selama belajar di kelas, bercerita mengenai suatu hal, bernyanyi, menggambar sesuatu, atau mewarnai. Belajar siang ini biasanya hanya bertahan maksimal satu jam saja. Tidak jarang, kegiatan belajar siang ini hanya diisi dengan kegiatan santai saja tanpa belajar materi pelajaran sekolah. 

Sejujurnya, saya merasa kegiatan belajar di rumah ini kurang memberikan hasil yang maksimal pada anak autis yang saya dampingi. Mengapa? Karena membosankan. Anak autis memiliki fokus yang pendek, sehingga mudah mengalami bosan ketika kegiatan belajar yang dilakukan monoton. Fokus anak autis dapat dengan mudah terganggu oleh stimulus lain di sekitarnya, misalnya cahaya, warna yang beragam, suara, tekstur yang mungkin banyak dijumpai saat belajar. Namun saya tetap melakukan kegiatan belajar setiap hari karena permintaan orangtuanya.

Untuk mempertahankan atau meningkatkan atensi pada anak autis, orangtua dapat melakukan berbagai cara menyenangkan bersama anak. Semakin baik kemampuan atensi anak maka semakin baik proses belajarnya. Dikutip dari berbagai sumber, cara di bawah ini dapat dipraktekkan oleh orangtua untuk meningkatkan atensi belajar pada anak autis:

1. Latihan kontak mata

Orangtua dapat selalu membiasakan untuk melakukan kontak mata dengan anak (sumber foto: www.pexels.com//@barbara-olsen/)
Orangtua dapat selalu membiasakan untuk melakukan kontak mata dengan anak (sumber foto: www.pexels.com//@barbara-olsen/)

Kontak mata sangat penting untuk meningkatkan atensi. Kontak mata dibutuhkan ketika orangtua dan anak memperhatikan objek yang sama. Orangtua dapat membantu meningkatkan kontak mata anak autis dengan cara yang menyenangkan. Pertama, hadapkan muka anak tepat di depan mata kita, sehingga anak dapat melihat ke arah mata kita. Jika anak menginginkan sesuatu, tempatkan objek tersebut di samping wajah kita sehingga anak dapat melihat wajah kita. Ketika anak berhasil melakukan kontak makan denganmu, puji anak. Lakukan terus menerus ya agar anak terbiasa. 

2. Lakukan permainan bersama anak 

Orangtua sedang bermain bersama anak (sumber foto: www.pexels.com//@tatianasyrikova/)
Orangtua sedang bermain bersama anak (sumber foto: www.pexels.com//@tatianasyrikova/)

Kegiatan belajar bersama anak autis juga dapat diselingi dengan bermain. Bermain menjadi salah satu cara untuk meningkatkan atensi anak autis. Selain itu, bermain dapat mengurangi stres belajar. Idealnya, orangtua melakukan bermain secara bersama-sama dengan anak autis, karena selain menyenangkan, bermain bersama dapat meningkatkan interaksi sosial anak dan perkembangan bahasa anak. Caranya: pilih permainan yang dingin dilakukan bersama. Selagi bermain bersama, orangtua dapat meniru perkataan atau perilaku anak, sehingga anak tertarik untuk memperhatikan orangtua. Tentukan tujuan yang ingin diselesaikan dari aktivitas bermain, misalnya: menyusun lego menjadi bentuk rumah. Tujuan tersebut dapat membuat anak termotivasi dan mempertahankan atensi. Jangan lupa, ajak anak untuk mengobrol selama bermain. Orangtua juga dapat bernyanyi bersama anak. 

3. Ciptakan Rutinitas

Orangtua dapat membantu anak untuk melakukan rutinitas sehhari-hari (sumber foto: www.pexels.com/@ketut-subiyanto/)
Orangtua dapat membantu anak untuk melakukan rutinitas sehhari-hari (sumber foto: www.pexels.com/@ketut-subiyanto/)

Rutinitas membantu anak untuk tetap terikat pada suatu aktivitas. Rutinitas membantu anak autis untuk mengetahui apa yang diharapkan dari dirinya. Rutinitas dapat diterapkan dalam aktivitas sehari-hari, mulai dari anak bangun tidur hingga tidur kembali. Rutinitas dapat diciptakan dengan membuat daftar kegiatan anak sehari-hari. Misalnya, setelah bangun tidur harus merapikan tempat tidur, mandi, makan, dan berangkat ke sekolah. Belajar juga dapat dimasukkan dalam daftar rutinitas sehari-hari. Dengan adanya rutinitas anak memahami kegiatan kesehariannya sendiri.

4. Meminta anak untuk menyelesaikan suatu tugas

Anak hendaknya menyelesaikan kegiatan yang dilakukannya (sumber foto: www.pexels.com/@tatianasyrikova/)
Anak hendaknya menyelesaikan kegiatan yang dilakukannya (sumber foto: www.pexels.com/@tatianasyrikova/)

Pemberian penegasan kepada anak untuk menyelesaikan suatu tugas berkaitan dengan perkembangan atensi. Misalnya, orangtua terkadang memperbolehkan anak untuk berpindah aktivitas sementara aktivitas yang sedang dilakukan belum selesai. Hal ini dapat menjadi kebiasaan yang berdampak buruk. Hasilnya adalah anak tidak memiliki motivasi tinggi untuk mencapai sesuatu. Penting bagi orangtua untuk mengajarkan anak autis bahwa sesuatu yang dimulai harus diselesaikan. Hal ini akan berdampak pada kerjasama anak ketika melakukan sesuatu. Orangtua dapat menerapkan durasi ketika bermain atau belajar sehingga anak secara tidak langsung tetap terikat pada suatu aktivitas. 

Kesimpulan

Belajar bagi anak autis dapat menjadi aktivitas yang menyenangkan jika dibantu dengan cara-cara yang tepat. Orangtua merupakan orang yang paling dekat denagn anak autis, yang dapat membantu anak autis belajar dengan cara-cara yang menyenangkan. Butuh kreativitas dan kesabaran dalam mengajarkan anak autis, tetapi bukan tidak mungkin untuk dilakukan.

Semoga informasi di atas bermanfaat untuk para pembaca ya. See you on next article, byee.

Sumber:

https://www.autismconnect.com/blogs/how-to-improve-attention-in-children-with-special-needs-part-2/

https://www.healisautism.com/post/increase-attention-span-children-autism

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun