Kajian komunikasi politik masih terkendala oleh pertimbangan sejarah dan budaya ketika membahas ilmu sosial. Dengan kata lain, wacana politik tidak bebas nilai. Para ahli ilmu sosial dan politik mulai memberikan perhatian lebih kepada Indonesia sejak tahun 1950-an. Pertumbuhan komunikasi politik di negara yang baru merdeka secara konsisten melampaui prediksi para ahli Barat, membuat mereka kecewa.Â
Misalnya, praduga demokrasi tidak lebih dari kecenderungan tertentu (parokial) di kalangan pakar ilmu sosial barat. Artinya, proses demokrasi tidak bersifat universal karena tidak mungkin mengabaikan karakteristik lokal, seperti faktor sejarah dan budaya. Kenyataannya, semakin jelas bahwa pengaruh budaya dan sejarah akan mempengaruhi karakter komunikasi politik. Budaya politik merupakan topik kajian bidang budaya (culture) yang semakin meluas dalam komunikasi politik.
Bagaimana komunikasi politik mempengaruhi merek demokrasi Indonesia? Para founding fathers Republik Indonesia memiliki ketertarikan yang kuat terhadap demokrasi karena melihat bagaimana kolektivisme dan keadilan sosial dipadukan dengan demokrasi dalam Pancasila. Dalam hal ini filsafat politik demokrasi yang bercirikan kearifan dalam debat dan representasi didasarkan pada filsafat sosial kolektivisme dan filsafat ekonomi sosialisme (kedaulatan rakyat). Menurut para local genius, Indonesia adalah satu-satunya negara yang memiliki konsep kedaulatan rakyat karena dapat mencampurkan nilai-nilai barat dengan nilai-nilai timur.Â
Jurnal Diakom, Desember 2019, Vol. 2 No. 2, hlm. 167--175 Dengan kata lain, nilai lama dengan nilai baru. DOI: 10.17933/diakom.v2i2.63 | e-ISSN: 2623-1212 (online) 173. Anwar Arifin (2003) menegaskan bahwa kata "demokrasi" tidak muncul dimanapun dalam bahasa asli UUD 1945. Istilah "populis" dan "kedaulatan rakyat" adalah persis apa yang ada. Makna "demokrasi" tercermin atau berkaitan dengan konsep demokrasi dan kedaulatan rakyat. Infrastruktur politik dan suprastruktur politik harus sama-sama mendorong komunikasi politik ke arah kehidupan demokrasi.
Simpulan dan Saran
Dengan adanya internet, taktik komunikasi politik tradisional tidak lagi digunakan dalam proses komunikasi politik saat ini. Namun, pesan politik dan komunikator, atau pemain dalam komunikasi, adalah substansinya. Penggunaan politik masih penting, sama seperti gagasan komunikasi sebelumnya. Dengan demikian, gagasan komunikasi politik masih berlaku; Namun media komunikasi yang digunakan saat ini berbeda karena adanya internet, khususnya berupa media online dan media sosial.Â
Praktik komunikasi politik pada masa Orde dapat memberikan pelajaran penting bagi kita tentang bagaimana sebuah rezim yang memerintah akan selalu menjaga dan mempertahankan kekuasaan dengan menggunakan berbagai teknik "pencitraan" untuk tampil dekat dengan rakyat.
Semua lapisan masyarakat, dari kelas bawah hingga kelas atas, dapat dengan mudah berpartisipasi dalam demokrasi saat ini karena adanya media sosial seperti internet. Pemilih diharapkan dapat lebih jeli dalam menggunakan media sosial, namun tetap memastikan bahwa informasinya tepat dan jelas. Partai politik dan caleg yang didukungnya harus mampu bersaing dan kreatif dalam memanfaatkan media sosial untuk meraih simpati publik. Kompetisi branding politik harus ada. sehingga penggunaan media sosial memiliki dampak yang menguntungkan pada lanskap politik saat ini.
Daftar Pustaka
Hasfi, N. (2019). Komunikasi Politik Di Era Digital. POLITIKA, 10(1).
Hia, E. F., & Siahaan, C. (2021). Komunikasi Politik Di Era Digital. Humantech: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Indonesia, 1(1), 6-18.