Jadi, apa itu bangsa?
Bangsa itu hanya komunitas yang dibayangkan. Suatu kategori politik saat musim kolonialisme. Kesamaan nasiblah yang membuat bangsa dibayangkan, yaitu sama-sama terjajah; senasib-sepenanggungan. Dari sini bangsa hadir sebagai titik artikulasi untuk melawan kolonialisme. Jika tidak membayangkan, menyepakati satu kategori politik, tidak bisa menghimpun kekuatan, sebagai kesadaran massa untuk melawan memperoleh kemerdekaan.
Maka, bangsa selalu mempunyai syarat dan kondisi yang harus dipenuhi untuk dia hadir sebagai satu kategori politik. Khususnya Indonesia.
Jadi, bangsa itu selalu abstrak jika tidak bertolak dari sejarah. Maka kebangsaan adalah segala yang berkaitan dengan sejarah Nusantara. Sejarah penjajahan. Sejarah Indonesia lahir.
Dari sini kita mulai menemukan apa itu wawasan kebangsaan. Secara singkat, wawasan kebangsaan adalah pengetahuan kita, cara pandang kita, yang berkaitan dengan sejarah Indonesia.
Namun, bukannya sejarah itu banyak versi? Kira-kira versi mana yang dipakai oleh KPK untuk menguji wawasan kebangsaan pada pegawai KPK? Â
Untuk menghemat pembahasan, meski ini sempit, yang saya tangkap dari wawasan kebangsaan yang dimaksud oleh KPK adalah tentang komitmen pada NKRI, UUD 1945, serta Pancasila.
Tapi menjadi masalah baru ketika orang tidak mau mengakui pandangannya terkait dengan komitmen pada nasionalisme.
Kita tahu bahwa negara memusuhi orang yang tidak komitmen pada NKRI. Karena telah mengetahui apa-apa yang tidak disukai oleh negara, gampang saja orang memanipulasi perkataannya.
Misalnya terkait dengan ormas terlarang, HTI. Biarpun seseorang bersimpati dengan HTI, namun ketika ditanyai negara soal sikapnya jelas saja orang itu tidak akan mengakui karena berkaitan dengan posisi dia dalam masyarakat. Apalagi soal pekerjaan, soal tes.
Maksud saya, hal-hal ini bisa dimanipulasi jika hanya berkaitan dengan pengetahuan dan ucapan. Kecuali penilaian itu dibarengi dengan penilaian akan latar belakang seseorang.