Meski beberapa wadah ideologisasi telah dibekuk dan ikut berpartisipasi pada rezim Orde Baru (orba), seperti pendidikan formal dan media massa, tapi tetap tidak menutup tindakannya selama memerintah. Sebut saja peristiwa-peristiwa dalam ingatan Anda. Tidak bisa tertutupi meskipun bahkan di ranah kebudayaan telah digunakannya untuk menutup itu.
Sekalipun ada fakta sejarah yang membuat kita harus menerima itu sebagai kebenaran tindakannya, tapi tetap saja yang terselip diingatan adalah pelanggaran-pelanggaran HAM.
Setelah lalu-lalang di masa lalu, film Penumpasan Penghianatan G 30 S PKI, sebagai propaganda ingatan, hanyalah suatu opera yang dalangnya sudah jelas.
Bagaimana dengan Gus Dur?
Kasus yang menjerat Gus Dur masih tetap kabur sampai dokumen rahasia itu dipublis. Kasus yang kabur itu ditelan oleh kemuliaan Gus Dur.
Ingatan kita tentang Gus Dur ada beragam jenis. Melintasi batas-batas identitas. Seperti ucap gusdur, sejarah telah membuktikan itu.
Buku yang memaparkan dokumen rahasia, bagi saya, malah justru bukan untuk dendam kepada nama-nama itu -- tidak juga melupakan nama-nama itu -- tapi lebih memperkuat apa yang selama ini kita yakin sebagai Gus Dur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H