Mohon tunggu...
Fiza Mafina
Fiza Mafina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sejarah Tasawuf Islam

16 Desember 2023   13:37 Diperbarui: 16 Desember 2023   13:45 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Al-Ghazali  dikenal sebagai sosok yang mampu memadukan iman, syariah dan tasawuf. Husain Manshur Al-Hallaj adalah seorang ulama sufi filosofis yang memadukan tasawuf dengan unsur filsafat dalam perkembangan ilmu pengetahuan selanjutnya,  menjadi saingan Al-Ghazal dan sangat berpengaruh pada saat itu. Tokoh lain pada masa itu antara lain As-Suhrawarni, Ibnu 'Arabi, Ibnu Al-Farid dan Ibnu Sab'in.

Ada ideologi sufi wujudiyah pimpinan Ibnu Sab'in yang  terus berkembang di Iran. Namun, negara-negara lain mengalami kemunduran karena tekanan dari kelompok Islam puritan.[16]

  • Periode VII Masa Pemurnian Tasawuf (700 H -- Sekarang)

Berdasarkan dokumen yang dihimpun Yunasril Ali, pada periode ke-7 muncul tokoh-tokoh penyucian tasawuf Islam yang melenyapkan tasawuf yang dirusak oleh syirik, bid'ah dan khurafat. Bahkan, fokusnya tidak hanya pada  tasawuf saja, namun juga pada ilmu-ilmu lainnya. Sifat tasawuf Islam yang memurnikan mengoreksi dan menghilangkan segala sesuatu yang dianggap bertentangan dengan Al-Qur'an dan Sunnah.

Padahal, secara historis, tasawuf banyak mengalami perubahan sejak wafatnya Al-Ghazali. Sufisme telah dibandingkan dan bahkan digabungkan dengan filsafat Yunani, Hindu, Persia dan lainnya. Selain itu, menurut penganut aliran Islam puritan, terdapat pendapat yang mendorong manusia untuk mendirikan ibadahnya sendiri tanpa mendasarkan pada Al-Qur'an dan Sunnah, yang merupakan ajaran yang terpisah dari trilogi ajaran Islam, yaitu Aqidah, Syari'at, dan Tasawuf.[17] 

A.J. Mengutip Amin Syukur, Arberry mengatakan Ibnu Arabi, Ibnu Faridh, dan Ar-Rumi merupakan masa keemasan gerakan tasawuf, baik secara teori maupun praktik. Pengaruh dan pengamalan tasawuf menyebar di kalangan masyarakat luas, bahkan raja dan pangeran pun tak segan-segan lagi memberikan perlindungan dan kesetiaan pribadi. Namun seiring berjalannya waktu, muncul kejanggalan dan skandal yang akhirnya menghancurkan citra baik tasawuf itu sendiri. Menurut  Arberry,  tasawuf ditaklukkan oleh ajaran sesat, takhayul, okultisme, pelanggaran Syariah, hukum moral, dan sains.

Dengan adanya fenomena di atas, muncullah Ibnu Taymiyah yang menyerang keras ajaran-ajaran yang melenceng dari ajaran Islam, ia ingin mengembalikan tasawuf pada sumber utama Al-Quran dan Al-Hadits. Di antara hal-hal yang dikritik oleh Ibnu Taimiyah adalah ijtihad, Hulul, wahdat al-wujud, ibadah kepada wali, dan hal-hal lain yang dianggapnya sesat, tahayul dan tahayul.   

Jadi, secara umum ajaran tasawuf Ibnu Taimiyah harus mengikuti apa yang diajarkan Nabi Muhammad SAW, yaitu sesuai ajaran Islam, tidak mengikuti pemikiran tarekat pada umumnya dan tetap berpartisipasi dalam kegiatan sosial, seperti masyarakat pada umumnya.[18]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun