Mohon tunggu...
Mamik Yulianti
Mamik Yulianti Mohon Tunggu... Guru - Pengajar

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Gangguan Berbicara atau Gagap

5 Januari 2024   03:18 Diperbarui: 5 Januari 2024   03:36 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ANALISIS GANGGUAN BERBICARA ( GAGAP ) PADA HB

( SUATU KAJIAN  PSIKOLINGUISTIK )

Nama                           : Mamik Yulianti

Mata Kuliah                : Komunikasi Efektif

Nama Universitas       : Universitas Muhammadiyah A.R. Fachruddin

Mamik Yulianti           : Fiyasa03@gmail.com

Ajijah Sadiah Nufus   : ajijahsn@gmail.com

ABSTRAK

Chaer (2009: 153) menjelaskan bahwa gagap merupakan suatu kondisi dimana pembicara mengalami kekacauan saat berbicara karena tersendat sendat, mendadak berhenti, mengulang ulang suku kata pertama hingga penderita berhasil berbicara sampai selesai. Penderita gagap ini sering kali tidak berhasil mengucapkan suku kata awal, dengan susah payah hanya mampu mengucapkan konsonan atau vokal awalnya saja. Lalu ia memilih kata lain dan menyelesaikan kalimat tersebut meskipun dengan susah payah juga.

Cahyono (dalam Nurjaya, 2013) menyatakan bahwa gagap atau stuttering merupakan salah satu bentuk kelainan berbicara yang ditandai dengan tersendatnya pengucapan kata kata. Gagap terjadi Ketika Sebagian kata terasa lenyap, penutur mengetahui kata itu namun tidak dapat menghasilkannya.

Selanjutnya,menurut Gunardi (dalam Nurjaya,2013), gagap merupakan suatu gangguan berbicara dimana aliran bicara terganggu tanpa disadari dengan pengulangan dan pemanjangan suara, suku kata, kata atau frase serta jeda atau hambatan tak disadari yang mengakibatkan gagalnya produksi suara.

Minarti [2010] menyatakan bahwa gagap adalah gangguan kelancaran atau abnormalitas dalam kecepatan atau irama bicara.Terdapat pengulangan suara, suku kata atau kata, atau suatu bloking yang spasmodic, bisa terjadi spasme tonik dari otot-otot bicara seperti lidah & bibir.

Gagap adalah masalah gangguan bicara yang mempengaruhi kefasihan bicara. Penderita mengalami kesulitan yang ditandai dengan pengulangan bagian pertama dari kata yang hendak diucapkan, atau menahan bunyi tunggal di tengah kata.

Jadi, kesimpulannya Gagap merupakan suatu kondisi Dimana si penderita mengalami gangguan berbicara dengan indikasi tersendatnya pengucapan kata kata atau rangkaian kalimat. Kelainan ini dapat berupa kehilangan ide untuk mengeluarkan kata kata, pengulangan beberapa suku kata, kata kata.

Berdasarkan tipenya gagap dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :

  1. Pertama gagap perkembangan.Gagap perkembangan biasanya terjadi pada anak anak usia 2 -- 4 tahun, juga bisa terjadi pada usia remaja saat memasuki masa pubertas. Kondisi gagap pada periode usia 2 -- 4 tahun merupakan keadaan yang masih wajar terjadi, karena hanya Sebagian dari proses perkembangan bicara anak. Gagap ini muncul karena kontrol emosi penderita masih relatif rendah serta antusias anak untuk mengemukakan ide idenya belum disertai dengan kematangan alat bicara.
  1. Kedua gagap sementara atau gagap ringan yaitu biasanya dialami anak usia 6-8 tahun. Umumnya gagap jenis ini disebabkan oleh faktor psikologis.
  1. Ketiga gagap menetap. Gagap menetap ini terjadi pada anak usia 3-8 tahun, biasanya gagap ini disebabkan oleh faktor kelainan fisiologi alat bicara & akan terus berlangsung.

Gagap atau tidaknya seseorang dapat dideteksi sejak fase true speech (bicara benar) di usia 18 bulan. Kegagapan ini akan tampak jelas saat berusia kanak kanak 4-5 tahun. Pada usia 4-5 tahun ini seharusnya perkembangan Bahasa anak sudah baik dan bagus, pembentukan kalimat, Bahasa ekspresif, kelancaran bahasanya juga sudah bagus dan sosialisasi anak juga sudah luas.

Gangguan gagap / berbicara pada peserta didik adalah gangguan bicara yang ditandai dengan ucapan yang tidak jelas, rendahnya kemampuan berbicara anak dapat terlihat dari kesulitan anak untuk berbicara. Gangguan gagap juga banyak terdapat pada anak-anak, yaitu sekitar 3 sampai 4 persen anak-anak prasekolah ketika mereka melalui belajar menggabungkan kata-kata, Berbicara gagap ini lebih banyak terjadi pada anak laki-laki daripada perempuan dengan perbandingan 4:1. Wujud dari gangguan ini secara umum, tiba-tiba anak kehilangan ide untuk mengucapkan apa yang ingin diungkapkan sehingga suara yang menjadi gagap.

(TEORI PSIKOLINGUISTIK ABDUL CHAER)

 PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia untuk menyampaikan isi pikiran agar dapat dimengerti orang lain. Sebagai makhluk sosial yang berkebudayaan, bahasa sebagai objek kajian linguistic dipandang sebagai produk yang dihasilkan manusia berupa encode semantic dalam otak pembicara dan berujung pada decode semantic dalam otak pendengar. Psikolinguistik sebagai bidang ilmu antar disiplin antara psikologi dan linguistic memandang Bahasa sebagai alat komunikasi yang berasal dari hasil kerja otak melalui hasil perolehan dan pembelajaran bahasa. Hasil kajian psikolinguistik banyak dimanfaatkan dalam memahami pemerolehan Bahasa pertama maupun dalam pembelajaran bahasa kedua, termasuk didalamnya permasalahan atau gangguan - gangguan yang terjadi pada hal -- hal yang berkaitan dengan Bahasa maupun berbahasa.

Gangguan berbahasa dapat disebabkan oleh gangguan medis dan faktor lingkungan. Faktor penyebab gangguan berbicara yang berasal dari gangguan medis dapat terjadi akibat kelainan fungsi otak maupun kelainan pada alat ucap. Sedangkan gangguan yang terjadi karena faktor lingkungan dapat terjadi karena lingkungan hidup yang tidak alamiah, misalnya tersisih dari lingkungan Masyarakat normal.

Secara medis gangguan berbahasa dapat diklasifikasikan menjadi 3 yaitu gangguan berbicara, gangguan berbahasa dan gangguan berfikir. Gangguan berbicara merupakan gangguan yang terjadi karena gangguan atau kerusakan pada organ berbicara seseorang yang menyebabkan terganggunya komunikasi normal. Selain itu gangguan berbicara juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor lain baik itu faktor kejiwaan atau faktor social.

Fenomena kebahasaan yang muncul di Tengah Masyarakat sangat kompleks. Salah satu fenomena tersebut adalah peristiwa gagap. Gagap merupakan peristiwa pemberhentian atau penjedaan saat berbicara karena keraguan dalam pelafalan atau karena takut salah. Gagap ini dapat terjadi pada anak anak maupun orang dewasa. Gangguan gagap dapat terjadi karena tekanan psikologis pada saat awal pemerolehan Bahasa dalam masa perkembangan.

HASIL  ANALISIS  FAKTA  DI LAPANGAN

Berdasarkan penjabaran diatas, penulis melakukan penelitian terhadap seorang anak yang mengalami gagap saat berbicara. Penelitian ini akan membahas penyebab terjadinya gagap, karakteristik atau gejala, serta penanganan pada anak yang mengalaminya. Selain itu penulis akan meneliti mengenai titik temu teori teori gagap dengan kasus gagap yang penulis temui.

Faktor penyebab terjadinya gagap menurut Chaer (2009:153-154) , kegagapan dapat terjadi karena beberapa faktor berikut : 

  1. Faktor faktor stres dalam kehidupan berkeluarga
  2. Pendidikan anak yang dilakukan secara keras dan kuat dengan membentak bentak serta tidak mengizinkan anak berargumentasi dan membantah
  3. Adanya kerusakan pada belahan otak (hemisfer) yang dominan
  4. Faktor neurotic

Nujaya (2013) menyatakan bahwa gagap bisa disebabkan oleh faktor fisik maupun psikologi. Faktor fisik kemungkinan berasal dari keturunan yang menyebabkan ketidaksempurnaan secara fisik seperti gangguan pada saraf bicara,gangguan alat bicara ,dan keterbatasan lidah. Sedangkan faktor psikologis yaitu ketegangan yang berasal dari reaksi seseorang terhadap lingkungan, diantaranya adalah stress mental karena sesuatu yang dirasakan namun tidak mampu untuk dilakukan. Menurut penelitian gagap lebih banyak disebabkan oleh faktor psikologis dibandingkan fisiologis. Trauma, ketakutan, kecemasan, dan kesedihan pada masa kecil menyebabkan seseorang menjadi gagap sampai dewasa. Misalnya, anak yang kedua orang tuanya sering bertengkar sehingga membuat anak takut,cemas,sedih, dan sering menangis.

Cara penanganan gangguan berbicara gagap, gagap tidak akan berlanjut sampai dewasa apabila anak segera diterapi secara teratur dengan baik. Selain itu dukungan dari lingkungan keluarga dan sekitarnya juga menjadi faktor penting dalam usaha penyembuhan gangguan gagap ini. Jika kanak kanak dalam kurun waktu yang cukup lama masih menunjukan kegagapannya dalam berbicara, maka diperlukan adanya konsultasi dengan ahli, baik itu dokter saraf untuk mengetahui kerusakan pada bagian saraf tertentu, atau dengan psikolog untuk mengatasi masalah kecemasan yang dimiliki anak (dalam Nur jaya, 2013).

Subjek dalam penelitian ini adalah Habibi yang berusia 4 tahun. Hb tumbuh dengan kondisi fisik normal seperti masyarakat pada umumnya. Pada awalnya ia mengalami gangguan berbicara gagap ini dari usia 2 tahun saat mulai belajar berbicara, karena kedua orang tuanya yang sibuk sebagai pedagang sehingga saat anak mengalami masalah perkembangan bahasa anak kurang diperhatikan. Tetapi dengan berjalannya waktu kegagapan itu sudah mulai berkurang di saat sekarang ini berusia 4 tahun. Karena sosialisasinya sudah mulai meluas dengan adanya interaksi dengan teman teman sepermainannya di sekolah, Hb mulai belajar berbicara dengan baik seperti teman temannya.

METODOLOGI PENELITIAN

 Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yang berbentuk studi kasus. Dan didefinisikan sebagai suatu fenomena yang terjadi dalam suatu waktu tertentu dan tingkah laku yang relevan untuk diteliti.

KESIMPULAN

Gangguan kegagapan ini muncul karena kurang nya perhatian keluarga atau lingkungan

Anak usia dini yang mengalami gangguan berbicara (gagap) maka akan kesulitan mengungkapkan keinginannya dengan kebingungan dan mengulang ulang kata yang diucapkan, juga sulit berkomunikasi dengan lingkungan keluarga dan lingkungan sekitarnya dengan tidak normal,dan terlihat aneh. Tetapi semua itu masih bisa diperbaiki oleh keluarga & lingkungan sekitar dengan menstimulasi juga memberikan perhatian yang cukup. Selain berikhtiar, menyertakan anak dalam setiap doa adalah bagian yang paling penting untuk dilakukan. Dengan doa yang sungguh-sungguh segala sesuatu bisa berubah tak ada yang mustahil di dunia ini, karena Allah subhanahu wa ta'ala tuhan kita Dialah maha berkehendak atas segala sesuatu.

DAFTAR PUSTAKA

 

Chaer, Abdul 2009. Psikolinguistik:kajian teoritik . Jakarta Rineka Cipta Minati, Anjar. 2010. Psikologi (online) id/2010/05/pengertian gagap.html.(diakses pada tanggal 10 mei 2017) Nurjaya, Hamdani Kamal 2013."Analisis gangguan berbicara(gagap)Pada M.H.R:Suatu kajian psikolinguistik".(online) https://www.academia.edu/27606714/Analisis Gangguan Berbicara. (Diakses pada tanggal 10 Mei 2017).

DOKUMENTASI ANALISIS

 

Nama anak       : Hb

Usia                 : 4 tahun

Permasalahan   : ganguan berbicara (gagap)

TPA ASY SYAFII Tangerang (Dokpri)
TPA ASY SYAFII Tangerang (Dokpri)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun