"nanti awak jangan nyeser"berusaha memancing halim kembali
 "nyesal apa"jawab halimÂ
"kalo tak dipilih nur hayat" ketawanya nya yang semakin membludakÂ
"heh" halim terseyum sinis sembari menatap sosk nur hayat, gadis yang dikatakan cantik rupawan tak sepadang dengan apa yang dipandang oleh mata hali "dia tak lain hanyalah buah simalakama" ketus batin nya "seharusnya orang-orang bodoh itu menyadari " pikirnya yang kemudian menoleh ke handam yang sedari tadi belum berhenti tertawa
"tapi, kau.... "tertuju pada handam "ingat, jangan sampai .....
"yayaya"potong handam cepat "tenang jo, di hati ambo cuma ado ratno..." lanjutnya cepat sembari tersyum manis kearah halim.
Namun, nyatanya...malam yang seharusnya dipenuhi kebahagian menjadi malam mencengkam penuh amarah. Acara perkawaninan ratna adik halim hanya menjadi cibiran buruk dari warga. Pasalnya pasangan pengantin lebih memilih Nur hayat yang katanya handam mendapatkan surat undangan gadis cantik itu usai pulang dari kedai mak dayah. "Dasar sialan" repet halim disepanjang jalan setapak menuju penghujung hutan  Dia benar-benar marah dengan tingkah handam yang salah arah "hidung belang"lanjutnya disela-sela malam yang sepi yang dipenuhi suara katak dan jangkrit diantara semak belukar. Tanpa merasa takut dia berjalan lurus dengan kris ditangan "Munafik"ketusya sambil menatap kearah kedai mak dayah yang dipenuhi hawa gelap "iblis, kau akan mati malam nih"lanjut halim sembari menuju  kepintu kedai dan
"Tam" cukup keras pintu terpelenting dengan cepat
"Setan laknat" ketus tajam handam kearah nur hayat yang telah terduduk di kursi panjang dengan handam yang terbaring diatas pahanya
"akang sudah datang"bicara wanita itu lembut sambi terseyum manis penuh godaan
"Ini sudah lama kang"lanjunya sambil berdiri dengan rambut panjang terurai kelantai
"Dasar setan"ucap halim "apa yang kau lakukan pada handam" tertuju kearah handam tergulai lemah tampa pakain di atas kursi panjang dibelakang NurÂ
"ndak awak tak melakukan apapun akang"
"Dia pria baik, sampai nak tuggu akan datang"ketusnya "hanya saja dia tidur sebentar"ucap nur hayat pelan seperti bisikan kecil. "Jadi kita bisa melakukannya kan" menatap kearah celah dinding, dimana beberapa mata gerombolan pria jalang menguntit Nur sedari tadi. Wanita itu terseyum manis, dengan langkah menuju kearah halim yang telah lama berdiri  degan sebilah kris ditangan "Ini sudah lama akang" ketus sosok itu kembali sembari meraba wajah halim "Seharusnya akang datang lebih cepat"lanjutnya lembut "Jika tidak handam tak kan kedinginan menunggu"
"kito bisa melakuannya sekarang"cetus wanita itu meraba kerah baju putih halim yang berhasil membuat para pria buaya diluar penuh penasaran. Mereka terlihat geli sendiri dengan godaan Nur hayat kepada halim "Gilo, gilo bana"ketus ujang sambil terseyum dengan mulut menganga "Ndak handam..'sambil menggelengkan kepala "halim"lanjutnya sambil tertawa kecil. Jelas cecunguk malang itu tak manyadari  apa yang telah terjadi, mereka hanya penasaran dengan pilihan nur hayat yang memilih handam yang hendak menikah dan halim yang datang tiba-tiba. "Hahaha"mereka hanya tertawa geli dan tak bisa membayangkan bagaimana gerak gerik nur hayat yang sedari tadi menggoda halim. Akan tetapi yang terjadiÂ