Mohon tunggu...
Fitri Yanti
Fitri Yanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Aliran Esensialisme

31 Oktober 2024   23:16 Diperbarui: 31 Oktober 2024   23:25 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Aliran Esensialisme dalam Filsafat pendidikan

 A.  PENGERTIAN ALIRAN ESENSIALISME         DAN SEJARAHNYA

        Aliran Filsafat Esensialisme adalah suatu aliran filsafat yang menginginkan agarmanusia kembali kepada kebudayaan lama. Mereka beranggapan bahwa kebudayaanlama itu telah banyak memperbuat kebaikan-kebaikan untuk umat manusia. Yangmereka maksud dengan kebudayaan lama itu adalah yang telah ada semenjak peradaban manusia yang pertama-tama dahulu. Akan tetapi yang paling merekapedomani adalah peradaban semenjak zaman Renaissance, yaitu yang tumbuh dan berkembang disekitar abad 11, 12, 13 dan ke 14 Masehi. Didalam zaman Renaissance itutelah berkembang dengan megahnya usaha-usaha untuk menghidupkan kembali ilmupengetahuan dan kesenian serta kebudayaan purbakala, terutama dizaman Yunani danRomawi purbakala. Renaissance itu merupaka reaksi terhadapa tradisi dan sebagaipuncak timbulnya individualisme dalam berpikir dan bertindak dalam semua cabangdari aktivitas manusia. Sumber utama dari kebudayaan itu terletak dalam ajaran paraahli filsafat, ahli-ahli pengetahuan yang telah mewariskan kepada umat manusia

macam ilmu pengetahuan yang telah mampu menembus lipatan qurun dan waktu dan yang telah banyak menimbulkan kreasi-kreasi bermanfaat sepanjang sejarah umatmanusia.Esensialisme modern dalam pendidikan adalah gerakan pendidikan yangmemprotes terhadap skeptisisme dan

sinisme dari gerakan progrevisme terhadap nilai-nilai yang tertanam dalam warisan budaya/ sosial. Menurut Esensialisme, nilai-nilaikemanusiaan yang terbentuk secara berangsur-angsur dengan melalui kerja keras dansusah payah selama beratus-ratus tahun, dan didalamnya berakar gagasan-gagasan dancita-cita yang telah teruji dalam perjalanan waktu.

Bagi aliran ini "Education as Cultural Conservation", Pendidikan Sebagai

Pemelihara Kebudayaan. Karena ini maka aliran Esensialisme dianggap para ahli

"Conservative Road to Culture" yakni aliran ini ingin kembali kekebudayaan lama,

 warisan sejarah yang telah membuktikan kebaikan-kebaikannya bagi kehidupanmanusia. Esensialisme percaya bahwa pendidikan itu harus didasarkan kepada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban umat manusia.Karena itu esensialisme memandang bahwa pendidikan harus berpijak padanilai-nilai yang memiliki kejelasan dan tahan lama sehinga memberikan kestabilan danarah yang jelas.

B. CIRI-CIRI UTAMA ALIRAN                ESENSIALISME

      Esensialisme yang berkembang pada zaman Renaissance mempunyai tinjauan yang berbeda dengan progressivisme mengenai pendidikan dan kebudayaan. Jikaprogressivisme menganggap pendidikan yang penuh fleksibelitas, serba terbuka untuk perubahan, tidak ada keterkaitan dengan doktrin tertentu, toleran dan nilai-nilai dapat berubah dan berkembang, maka aliran Esensialisme ini memandang bahwa pendidikan yang bertumpu pada dasar pandangan fleksibilitas dalam segala bentuk dapat menjadisumber timbulnya pandangan yang berubah-ubah, mudah goyah dan kurang terarahdan tidak menentu serta kurang stabil. Karenanya pendidikan haruslah diatas pijakannilai yang dapat mendatangkan kestabilan dan telah teruji oleh waktu, tahan lama dannilai-nilai yang memiliki kejelasan dan terseleksiNilai-nilai yang dapat memenuhi adalah yang berasal dari kebudayaan danfilsafat yang korelatif, selama empat abad belakangan ini, dengan perhitungan zama Renaisans, sebagai pangkal timbulnya pandangan-pandangan Esensialistis awal.Puncak refleksi dari gagasan ini adalah pada pertengahan kedua abad ke sembilan belas.Idealisme dan Realisme adalahaliran-aliran filsafat yang membentuk corak Esensialisme. Sumbangan yang diberikan oleh masing-masing ini bersifat eklektik,artinya dua aliran filsafat ini bertemu sebagai pendukung Esensialisme, tetapi tidak lebur menjadi satu. Berarti, tidak melepaskan sifat-sifat utama masing-masing.Realisme modern yang menjadi salah satu eksponen esensialisme, titik berattinjauannya adalah mengenai alam dan dunia fisik; sedangkan idealisme modernsebagai eksponen yang lain, pandangan-pandangannya bersifat spiritual.Idealisme modern mempunyai pandangan bahwa realita adalah sama dengansubstansi gagasan-gagasan(ide-ide). Di balik duni fenomenal ini ada jiwa yang tidak terbatas yaitu Tuhan, yang merupakan pencipta adanya kosmos. Manusia sebagaimakhluk yang berpikir berada dalam lingkungan kekuasaan Tuhan. Dengan mengujimenyelidiki ide-ide serta gagasan-gagasannya, manusia akan dapat mencapaikebenaran, yang sumbernya adalah Tuhan sendiri.

Sedangkan, ciri-ciri filsafat pendidikan esensialisme yang disarikan oleh WilliamC. Bagley adalah sebagai berikut :

1.)Minat-minat yang kuat dan tahan lama sering tumbuh dari upaya-upaya belajar awal yang memikat atau menarik perhatian bukan karena dorongan dari dalam diri siswa.

2.)pengawasan pengarahan, dan bimbingan orang yang dewasa adalah melekat dalammasa balita yang panjang atau keharusan ketergantungan yang khusus pada spsiesmanusia.

3.) oleh karena kemampuan untuk mendisiplin diri harus menjadi tujuan pendidikan,maka menegakan disiplin adalah suatu cara yang diperlukan untuk mencapai tujuantersebut.

4.) Esensialisme menawarkan sebuah teori yang kokoh, kuat tentang pendidikan,sedangkan sekolah-sekolah pesaingnya (progresivisme) memberikan sebuah teori yanglemah.

C.  POLA DASAR PENDIDIKAN      ESSENSIALISME

        BUraian berikut ini akan memberikan penjelasan tentang pola dasar pendidikanaliran esensialisme yang didasari oleh pandangan humanisme yang merupakan reaksiterhadap hidup yang mengarah kepada keduniaan, serba ilmiah dan materialistik.Untuk mendapatkan pemahaman pola dasar yang lebih rinci kita harus mengenaldari referensi pendidikan esensialisme. Imam Barnadib (1985)11) mengemukakan beberapa tokoh terkemuka yang berperan dalam penyebaran aliran essensialisme dansekaligus memberikan pola dasar pemikiran mereka.

1.) Desidarius Erasmus, humanis Belanda yang hidup pada akhir abad ke15 danpermulaan abad ke 16, adalah tokoh pertama yang menolak pandangan hidup yanag

 berbijak pada "dunia lain". Ia berusaha agar kurikulum di sekolah bersifat humanistis dan bersifat internasional, sehingga dapat diikuti oleh kaum tengahan dan aristokrat.

2.) Johann Amos Comeniuc (1592-1670), tokoh Reinaissance yang pertama yang berusahamensistematiskan proses pengajaran. Ia memiliki pandangan realis yang dogmatis, dankarena dunia ini dinamis dan bertujuan, maka tugas kewajiban pendidikaan adalahmembentuk anak sesuai dengan kehendak Tuhan.

3.) John Lock (1632-1704), tokoh dari inggris dan populer sebagai "pemikir dunia"mengatakan bahwa pendidikan hendaknya selalu dekat dengan situasi dan kondisi.

4.)  Johann Henrich Pestalozzi (1746-1827), mempunyai kepercayaan bahwa sifat-sifatalam itu tercermin pada manusia, sehingga pada diri manusia terdapat kemampuan-kemampuan wajarnya. Selain itu ia percaya kepada hal-hal yang transendental, danmanusia mempunyai hubungan transendental langsung dengan Tuhan.

5.) Johann Frederich Frobel (1782-1852), seorang tokoh transendental pula yang corak pandangannya bersifat kosmissintetis, dan manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang merupakan bagian dari alam ini. Oleh karena itu ia tunduk dan mengikutiketentuan dari hukum-hukum alam. Terhadap pendidikan ia memandang anak sebagaimakhluk yang berekspresi kreatif, dan tugas pendidikan adalah memimpin pesertadidik kearah kesadaran diri sendiri yang murni, sesuai fitrah kejadiannya.

6.)  Johann Fiedrich Herbart (1776-1841), salah seorang murid Immanuel Kant yang berpandangan kritis. Ia berpendapat bahwa tujuan pendidikan adalah menyesuaikan jiwa seseorang dengan kebajikan dari Yang Mutlak, berarti penyesuaian dengan hukum-hukum kesusilaan, dan ini pula yang disebut "pengajaran yang mendidik" dalam prosespencapaian pendidikan

7.) Tokoh terakhir dari Amerika Serikat, William T. Harris (1835-1909)-pengikut Hegel, berusaha menerapkan Idealisme Obyektif pada pendidikan umum. Menurut dia bahwatugas pendidikan adalah mengizinkan terbukanya realita berdasarkan susunan yangpasti, berdasarkan kesatuan spiritual. Keberhasilan sekolah adalah sebagai lembaga yang memelihara nilai-nilai yang telah turun temurun dan menjadi penuntunpenyesuaian diri setiap orang kepada masyarakat

D. BEBERAPA PANDANGAN DALAM ESENSIALISME

            Sebagai reaksi dalam tuntutan zaman yang ditandai oleh suasana hidup yangmenjurus kepada keduniaan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, yangmulai terasa sejak abad ke15, realisme dan idealisme perlu menyusun pandangan-pandangan yang modern. Untuk itu perlu disusun kepercayaan yang dapat menjadipenuntun bagi manusia agar dapat jadi penuntun bagi manusia agar dapatmenyesuaikan diri dengan tuntutan keadaan itu. Kepercayaan yang dimaksuddiusahakan tahan lama, kaya akan isinya dan mempunyai dasar-dasar yang kuat.Dasar-dasar yang telah diketemukan, yang akhirnya dirangkum menjadi konsepfilsafat pendidikan esensialisme ini, tamapk manifestasinya dalam sejarah dari zamanRenaisans sampai timbulnya Progresivisme.

1. PANDANGAN MENGENAI REALITA 

 Sifat yang menonjol dari ontologi esensialisme adalah suatu konsepsi bahwadunia ini dikuasai oleh tata yang tiada cela, yang mengatur dunia beserta isinya dengantiada cela pula, ini berarti bagaimanapun bentuk, sifat, kehendak dan cita-cita manusiaharuslah disesuaikan dengan tata tersebut. Dibawah ini adalah uraian mengenaipenjabarannya menurut realisme dan idealisme.

a.)Realisme yang mendukung esensialisme disebut realisme obyektif karenamempunyai pandangan yang sistematis mengenai alam serta tempat manusiadidalamnya. Terutama sekali ada dua golongan ilmu pengetahuan yang mempengaruhirealisme ini.Dari fisika dan ilmu-ilmu lain yang sejenis dapat dipelajari bahwa tiap aspek darialam fisik ini dapat dipahami berdasarkan adanya tata yang jelas khusus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun