Dengan memahami nilai-nilai tersebut dapat membantu mempertahankan dan memperkuat keberlangsungan tradisi ini di era modern, sekaligus melestarikan identitas dan warisan budaya yang unik bagi Masyarakat.
Satu hal yang menjadi permasalahan utama yang menghambat berkembangnya tradisi genduren yaitu perspektif masyarakat modern terhadap tradisi ini tidak selalu sejalan dengan pemahaman yang ada di kalangan tradisional.Â
Kini semakin banyak sudut pandang yang berbeda mengenai tradisi ini terutama di tengah arus globalisasi dan perubahan nilai-nilai sosial, banyak yang mulai mempertanyakan relevansi dan kesesuaian tradisi ini dengan zaman sekarang dan bahkan banyak generasi muda yang tidak mengetahui keberadaan tradisi ini. Ada beberapa alasan mengapa tradisi genduren dianggap menyimpang oleh sebagian masyarakat modern yaitu:
1.Persepsi beberapa orang yang mempertanyakan apakah tradisi ini masih relevan dalam konteks modern yang cenderung lebih terkait dengan teknologi dan pengelolaan sumber daya yang efisien.
2.Beberapa hal dalam tradisi genduren dianggap sebagai kepercayaan (tradisi) kuno yang tidak lagi sesuai dengan pemahaman ilmiah dan rasionalitas modern.
Ada kesalahpahaman Masyarakat modern menginterpretasikan tradisi genduren yang tidak pernah diluruskan. Sebenarnya tradisi ini sendiri mencerminkan ungkapan syukur atas panen yang melimpah, kelahiran anak dan lainnya yang kemudian diisi dengan kegiatan adat atau ritual tertentu, seperti doa bersama atau penyampaian nasihat dari tokoh-tokoh yang dihormati dalam bahasa jawa, sehingga dalam konteks inilah presfektif modern mengangap bahwa tradisi genduren masih lekat dengan kepercayaan dan ajaran-ajaran kuno. Bukan hanya itu, tradisi genduren juga menghadapi beberapa tantangan dan ancaman yang dapat mempengaruhi berkembngnya tradisi ini di tengah arus globalisasi modern, seperti :
1.Perubahan gaya hidup
Masyarakat modern cenderung lebih sibuk dengan tuntutan pekerjaan dan aktivitas lainnya, mengurangi waktu yang tersedia untuk mengikuti dan mempraktikkan tradisi genduren. Sehingga tradisi ini tertutup di mata generasi muda.
2.Pergeseran nilai dan minat
Nilai-nilai konsumsi cepat dan hiburan instan sering kali menggeser minat terhadap tradisi-tradisi budaya yang memerlukan waktu dan komitmen seperti tradisi genduren.
3.Globalisasi dan pengaruh media