Mohon tunggu...
Ftry_Mdyti
Ftry_Mdyti Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Diksi dalam aksara

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Merefleksikan Kembali Kearifan Lokal Tradisi Genduren dalam Prespektif Modern dikalangan Generasi Mendatang

1 Juli 2024   08:55 Diperbarui: 1 Juli 2024   09:00 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: aktifitas pelaksanaan tradisi genduren (Sumber: facebook, Mushollah Nurhidayah)

Dengan memahami nilai-nilai tersebut dapat membantu mempertahankan dan memperkuat keberlangsungan tradisi ini di era modern, sekaligus melestarikan identitas dan warisan budaya yang unik bagi Masyarakat.

Satu hal yang menjadi permasalahan utama yang menghambat berkembangnya tradisi genduren yaitu perspektif masyarakat modern terhadap tradisi ini tidak selalu sejalan dengan pemahaman yang ada di kalangan tradisional. 

Kini semakin banyak sudut pandang yang berbeda mengenai tradisi ini terutama di tengah arus globalisasi dan perubahan nilai-nilai sosial, banyak yang mulai mempertanyakan relevansi dan kesesuaian tradisi ini dengan zaman sekarang dan bahkan banyak generasi muda yang tidak mengetahui keberadaan tradisi ini. Ada beberapa alasan mengapa tradisi genduren dianggap menyimpang oleh sebagian masyarakat modern yaitu:

1.Persepsi beberapa orang yang mempertanyakan apakah tradisi ini masih relevan dalam konteks modern yang cenderung lebih terkait dengan teknologi dan pengelolaan sumber daya yang efisien.

2.Beberapa hal dalam tradisi genduren dianggap sebagai kepercayaan (tradisi) kuno yang tidak lagi sesuai dengan pemahaman ilmiah dan rasionalitas modern.

Ada kesalahpahaman Masyarakat modern menginterpretasikan tradisi genduren yang tidak pernah diluruskan. Sebenarnya tradisi ini sendiri mencerminkan ungkapan syukur atas panen yang melimpah, kelahiran anak dan lainnya yang kemudian diisi dengan kegiatan adat atau ritual tertentu, seperti doa bersama atau penyampaian nasihat dari tokoh-tokoh yang dihormati dalam bahasa jawa, sehingga dalam konteks inilah presfektif modern mengangap bahwa tradisi genduren masih lekat dengan kepercayaan dan ajaran-ajaran kuno. Bukan hanya itu, tradisi genduren juga menghadapi beberapa tantangan dan ancaman yang dapat mempengaruhi berkembngnya tradisi ini di tengah arus globalisasi modern, seperti :

1.Perubahan gaya hidup

Masyarakat modern cenderung lebih sibuk dengan tuntutan pekerjaan dan aktivitas lainnya, mengurangi waktu yang tersedia untuk mengikuti dan mempraktikkan tradisi genduren. Sehingga tradisi ini tertutup di mata generasi muda.

2.Pergeseran nilai dan minat

Nilai-nilai konsumsi cepat dan hiburan instan sering kali menggeser minat terhadap tradisi-tradisi budaya yang memerlukan waktu dan komitmen seperti tradisi genduren.

3.Globalisasi dan pengaruh media

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun