اِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنٰهُ بِقَدَرٍ ٤٩
Latin:
Innaa kulla syai-in kholaqnaahu biqodar
Artinya:
"Sungguh, Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran."
(QS. Al-Qamar 54: Ayat 49)
Dengan demikian, segala sesuatu telah terukir dengan sempurna karena Allah telah memberikan sumber daya yang cukup bagi seluruh manusia. Kemudian mereka mengajukan sanggahan atas keinginan manusia yang tidak terbatas.
Menurut mereka, keinginan keinginan manusia pun bersifat terbatas. Sebagai contoh, manusia akan berhenti makan apabila sudah kenyang. Dengan demi kian bisa di tarik kesimpulan bahwa keinginan manusia yang tidak terbatas merupakan hal yang salah sebab kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa keinginan manusia terbatas.
Mazhab berpendapat bahwa permasalahan dalam ekonomi muncul karena adanya distribusi yang tidak merata dan tidak adil sebagai akibat sistem ekonomi yang membenarkan terjadinya eksploitasi atas kelompok pihak yang lemah oleh sekelompok pihak yang lebih kuat, yaitu pihak yang lebih kuat akan mampu menguasai sumber daya yang ada, sedangkan pihak yang lemah sama sekali tidak mempunyai akses terhadap sumber daya tersebut. Dengan demikian, masalah ekonomi muncul bukan karena sumber daya yang terbatas, melainkan karena keserakahan manusia yang tidak terbatas
Oleh karena itu, istilah ekonomi Islam tidak tepat dan menyesatkan sehingga harus di hentikan. Sebagai gantinya, mereka menawarkan istilah baru yang berasal dari filosofi Islam, yaitu iqtishad. Iqtishad menurut menurut mereka bukan sekedar terjamah dari ekonomi.
Iqtishad berasal dari bahasa arab qasd yang secara harfiah berarti” ekuilibrium” atau “keadaan sama, seimbang atau pertengahan “Sejalan dengan itu, maka semua Teori yang dikembangkan oleh ilmu ekonomi konvensional ditolak dan dibuang. Sebagai gantinya, mazhab ini berusaha untuk menyusun teori-teori baru yang Langsung digali dan dideduksi dari Al-Qur’an dan Sunnah.