Mohon tunggu...
Fitri Ramadhani
Fitri Ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Matematika Universitas Bangka Belitung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bangka Belitung Darurat Sarjana

5 September 2024   15:48 Diperbarui: 5 September 2024   15:55 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: BPS, Susenas Maret 2023

Angka Partisipasi Kasar Perguruan Tinggi (APK PT) merupakan parameter yang lazim digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pembangunan pendidikan di jenjang perguruan tinggi. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menjadi Provinsi dengan tingkat APK PT terendah se-Indonesia, ironinya APK PT Bangka Belitung tidak pernah mencapai angka 20 persen. Bahkan dibandingkan dengan Papua APK PT Bangka Belitung masih lebih rendah. Sementara itu target APK PT nasional menuju Indonesia Emas 2045 dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) yaitu sebesar 60 persen. Rendahnya APK PT ini menunjukkan bahwa partisipasi penduduk yang menempuh perguruan tinggi di Bangka Belitung masih menjadi perhatian. Angka partisipasi pendidikan di perguruan tinggi yang rendah berbanding lurus dengan jumlah sarjana yang akan dihasilkan oleh Bangka Belitung. Lantas, apa yang bisa dilakukan oleh Bangka Belitung dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045?

Pendidikan Sebagai Kunci Menuju Indonesia Emas 2045

Pada tahun 2045, Indonesia akan memasuki usia satu abad dan ditargetkan akan mengalami kemajuan pesat dikarenakan kita masih menikmati bonus demografi. Bonus demografi yang dimaksud adalah penduduk usia produktif (15-64 tahun) akan lebih besar dibanding usia nonproduktif (65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif mencapai 193 juta jiwa dari jumlah penduduk yang mencapai 280,73 juta jiwa (BPS, 2023). Hal ini menunjukkan bahwa saat ini proporsi penduduk usia produktif lebih dari 50 persen dari total jumlah penduduk Indonesia. Dengan meningkatnya jumlah penduduk usia produktif, Indonesia memiliki potensi untuk meningkatkan daya saing ekonomi, usaha, bisnis dan industri, yang nantinya dapat berdampak pada pertumbuhan ekonomi yang lebih pesat.

Hal ini menjadi momen emas bagi Indonesia untuk mewujudkan salah satu Visi Indonesia Emas 2045 yaitu Pembangunan Manusia serta Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Untuk mencapai visi tersebut, maka Indonesia harus menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, berkompeten, dan berdaya saing tinggi.

Pendidikan menjadi kunci untuk merealisasikan Visi Indonesia Emas 2045. Selain memberi pengetahuan, pendidikan menjadi sarana pembentukan karakter, kecerdasan, dan juga kemampuan beradaptasi terhadap kemajuan teknologi. Melalui pendidikan akan tercipta sumber daya manusia yang berkualitas dengan daya saing yang tinggi. Oleh karena itu akses pendidikan yang bermutu harus terjangkau dan merata bagi seluruh elemen masyarakat. Harapannya pemerataan peningkatan sumber daya manusia dari segi pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan dapat tercapai untuk menuju Indonesia Emas 2045.

Kondisi Pendidikan Bangka Belitung

Permasalahan kualitas pendidikan Bangka Belitung yang masih sangat memprihatinkan menjadi salah satu tantangan yang harus diselesaikan untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045. "Semakin tinggi jenjang pendidikan, semakin rendah angka partisipasinya" merupakan fenomena yang menjadi permasalahan pendidikan di Bangka Belitung.

Hal ini terbukti dari data BPS, tingkat partisipasi pendidikan di Bangka Belitung tertinggi hanya sampai pendidikan menengah saja. Pada tahun 2023 APK pada jenjang sekolah dasar bisa melebihi angka 100 persen tetapi semakin menurun pada jenjang SMP/sederajat maupun SMA/sederajat. Jika keadaan APK jenjang sekolah menengah saja mengalami penurunan, maka hal ini juga akan berdampak pada menurunnya partisipasi di jenjang perguruan tinggi karena partisipasi jenjang sekolah menengah dibutuhkan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.

Sumber: BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2023
Sumber: BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2023

Gambar 1. APK Bangka Belitung Tahun 2023 Berdasarkan Jenjang Pendidikan

Gambar 1 menunjukkan bahwa terdapat ketimpangan yang cukup jauh antara APK jenjang perguruan tinggi dengan APK jenjang sekolah menengah di Bangka Belitung. Bahkan APK perguruan tinggi berada jauh di bawah APK jenjang yang lain yaitu hanya mencapai 18,19 persen pada tahun 2023. Angka tersebut menunjukkan bahwa hanya sekitar 18 orang dari setiap 100 orang penduduk Bangka Belitung usia 19-23 tahun yang sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi.  

Sumber: BPS, Susenas Maret 2023
Sumber: BPS, Susenas Maret 2023

Gambar 2. APK PT Menurut Provinsi, 2023

Jika dibandingkan dengan provinsi yang ada di Sumatera, Provinsi Aceh dan Sumatera Barat menjadi provinsi dengan APK PT tertinggi se-Sumatera yang mencapai masing-masing sebesar 43,50 persen dan 43,26 persen. Di lain sisi, APK PT Bangka Belitung hanya mencapai 18,19 persen bahkan lebih kecil dibandingkan Papua yang mencapai 19,99 persen.

Dari Gambar 2 dengan melihat perbandingan APK PT, maka timbul pertanyaan kenapa hanya sebagian kecil saja generasi muda di Bangka Belitung yang mengenyam bangku kuliah? lantas apa yang menyebabkan rendahnya partisipasi pendidikan perguruan tinggi di Bangka Belitung?

Penyebab Rendahnya APK PT Bangka Belitung

Dari hasil Susenas September 2021, terkuak alasan utama penduduk usia 19-23 tahun di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tidak melanjutkan pendidikan adalah bekerja/mencari nafkah (37,34 persen), merasa pendidikan cukup (18,02 persen), menikah (17,34 persen), tidak ada biaya (16,54 persen) dan alasan lainnya (10,75 persen).

Permasalahan tingginya biaya kuliah serta adanya pemikiran bahwa bekerja setelah lulus sekolah lebih menguntungkan dibandingkan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi seringkali menjadi alasan penduduk tidak melanjutkan ke perguruan tinggi (Nurmalasari et al., 2023). Berdasarkan data BPS tahun 2023, penduduk usia 15 tahun ke atas yang menamatkan pendidikan SMA dan memilih bekerja adalah sebanyak 241.740 orang.

Adanya perspektif "Buat apa sekolah tinggi tapi kalau hanya menjadi pengangguran atau ujung-ujungnya hanya bekerja membantu kedua orang tua" kerap kali memunculkan argumen bahwa pendidikan tinggi bukanlah hal yang penting, dengan pendidikan sekolah hingga jenjang menengah atas sudah cukup (Affizul et al., 2021). Apalagi masih tingginya Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) lulusan perguruan tinggi yang mencapai 11,19 persen (BPS, 2023), memperkuat stigma bahwa dengan gelar sarjana tidak menjamin seseorang akan bekerja.

Fenomena pernikahan dini juga menjadi salah satu faktor penduduk Bangka Belitung tidak melanjutkan pendidikan. Bahkan pada tahun 2020 Bangka Belitung menempati peringkat pertama dengan angka pernikahan dini tertinggi di Indonesia (BPS, 2020). Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya pernikahan dini penduduk akan memutuskan untuk berhenti sekolah, sehingga kehilangan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (Ariawan et al., 2021).

Berdasarkan beberapa penyebab yang sudah dibahas tersebut, APK PT Bangka Belitung perlu menjadi perhatian. APK PT Bangka Belitung belum pernah mencapai angka 20 persen dan terus berada diranking terakhir secara nasional. Jumlah sarjana yang terbilang sedikit dan berdampak pada kualitas sumber daya manusia yang rendah menjadi permasalahan darurat di Bangka Belitung. Lantas, dapatkah Bangka Belitung berkontribusi dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045?

Solusi untuk Rendahnya APK PT Bangka Belitung

"Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan" sebagaimana disebutkan dalam pasal 31 ayat 1 UUD 1945, maka dari itu edukasi yang sudah dilakukan ke berbagai lapisan masyarakat terkait pentingnya melanjutkan pendidikan perlu terus dievaluasi oleh pemerintah agar tepat sasaran. Selain itu perguruan tinggi di Bangka Belitung juga harus meningkatkan kualitas lulusannya agar dapat menarik minat siswa SMA salah satunya dengan menambahkan pembelajaran tambahan yang dibutuhkan dalam dunia kerja seperti softskill dan hardskill. Solusi selanjutnya adalah membuka kesempatan kerja seluas-luasnya bagi fresh graduate perguruan tinggi dengan kolaborasi yang dilakukan oleh pemerintah bersama pihak swasta dan UMKM. Bentuk kolaborasi tersebut diantaranya adalah mengikutsertakan fresh graduate perguruan tinggi di Bangka Belitung dalam berbagai job fair yang diadakan. Program Corporate Social Responsibility (CSR) pendidikan untuk kelas unggulan yang tidak hanya dikhususkan pada jenjang SMA tetapi juga pada perguruan tinggi merupakan solusi lainnya yang dapat dilakukan. Dengan solusi tersebut harapannya dapat menarik minat calon mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi yang ada di wilayah Bangka Belitung. Perluasan jangkauan program beasiswa juga merupakan salah satu solusi yang perlu dilakukan agar seluruh masyarakat memiliki akses yang setara untuk mengenyam pendidikan yang lebih tinggi.

Bangka Belitung perlu bergerak cepat dalam melakukan pembenahan pada pemerataan tingkat pendidikan terutama di jenjang perguruan tinggi agar keberadaan sarjana di Bangka Belitung tidak hanya sekedar angan-angan belaka. Untuk mendukung tercapainya hal tersebut, kolaborasi dari berbagai pihak sangat dibutuhkan, baik masyarakat, pemerintah maupun stakeholder lainnya. Harapannya, impian Indonesia Emas 2045 dengan sumber daya manusia yang unggul dapat tercapai.(*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun