Mohon tunggu...
Fitri Ramadhani
Fitri Ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Matematika Universitas Bangka Belitung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bangka Belitung Darurat Sarjana

5 September 2024   15:48 Diperbarui: 8 September 2024   21:33 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: BPS, Susenas Maret 2023

Gambar 1 menunjukkan bahwa terdapat ketimpangan yang cukup jauh antara APK jenjang perguruan tinggi dengan APK jenjang sekolah menengah di Bangka Belitung. Bahkan APK perguruan tinggi berada jauh di bawah APK jenjang yang lain yaitu hanya mencapai 18,19 persen pada tahun 2023. Angka tersebut menunjukkan bahwa hanya sekitar 18 orang dari setiap 100 orang penduduk Bangka Belitung usia 19-23 tahun yang sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi.  

Sumber: BPS, Susenas Maret 2023
Sumber: BPS, Susenas Maret 2023

Gambar 2. APK PT Menurut Provinsi, 2023

Jika dibandingkan dengan provinsi yang ada di Sumatera, Provinsi Aceh dan Sumatera Barat menjadi provinsi dengan APK PT tertinggi se-Sumatera yang masing-masing mencapai sebesar 43,50 persen dan 43,26 persen. Di sisi lain, APK PT Bangka Belitung hanya mencapai 18,19 persen bahkan lebih kecil dibandingkan Papua yang mencapai 19,99 persen.

Melihat perbandingan data tersebut, timbul pertanyaan besar mengapa hanya sebagian kecil saja generasi muda Bangka Belitung yang mengenyam bangku kuliah? Lantas, apa yang menyebabkan rendahnya partisipasi pendidikan perguruan tinggi di Bangka Belitung?

Penyebab Rendahnya APK PT Bangka Belitung

Dari hasil Susenas Modul Sosial Budaya dan Pendidikan (MSBP) 2021, terkuak alasan utama penduduk usia 19-23 tahun di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tidak melanjutkan pendidikan yaitu dikarenakan bekerja/mencari nafkah (37,34 persen), merasa pendidikan cukup (18,02 persen), menikah (17,34 persen), tidak ada biaya (16,54 persen) dan alasan lainnya (10,75 persen).

Permasalahan tingginya biaya kuliah serta adanya pemikiran bahwa bekerja setelah lulus SMA/sederajat lebih menguntungkan dibandingkan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, seringkali menjadi alasan penduduk tidak melanjutkan ke perguruan tinggi (Nurmalasari et al., 2023). Berdasarkan data Sakernas Agustus 2023, penduduk usia 15 tahun ke atas yang menamatkan pendidikan SMA dan memilih bekerja adalah sebanyak 241.740 orang.

Adanya perspektif “Buat apa sekolah tinggi jika hanya menjadi pengangguran atau ujung-ujungnya hanya bekerja membantu kedua orang tua” kerap kali memunculkan argumen bahwa pendidikan tinggi bukanlah hal yang penting, melainkan pendidikan hingga jenjang menengah atas saja sudah cukup (Affizul et al., 2021). Apalagi masih tingginya Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) lulusan perguruan tinggi yang mencapai 11,19 persen (BPS, 2023), memperkuat stigma bahwa gelar sarjana tidak menjamin seseorang akan bekerja.

Fenomena pernikahan dini juga menjadi salah satu faktor penduduk Bangka Belitung tidak melanjutkan pendidikan. Bahkan pada tahun 2020 Bangka Belitung menempati peringkat pertama dengan angka pernikahan dini tertinggi di Indonesia (BPS, 2020). Adanya pernikahan dini akan berpengaruh pada keputusan seseorang untuk berhenti sekolah, sehingga kehilangan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (Ariawan et al., 2021).

Berdasarkan beberapa faktor yang telah dibahas, tentunya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan di Bangka Belitung. Jumlah sarjana yang terbilang sedikit dan berdampak pada kualitas sumber daya manusia yang rendah menjadi permasalahan darurat di Bangka Belitung yang harus segera ditangani. Lantas, dapatkah Bangka Belitung berkontribusi dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045?

Solusi untuk Rendahnya APK PT Bangka Belitung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun