Abstrak
Islam merupakan agama yang banyak dianut oleh masyarakat di Asia Tenggara. Hal ini karena sejarah panjang perkembangan Islam di kawasan ini. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis sejarah Islam di Asia Tenggara, beserta perkembangan dari masa ke masa, faktor yang mempengaruhinya, serta teori islamisasi. Penelitian ini berbasis metode kualitatif dan literature review. Hasil kajian menunjukkan bahwa, Islam telah memiliki sejarah hingga ratusan tahun di Asia Tenggara sejak abad ke-7 Masehi.Â
Selain itu, Islam juga telah mengalami pasang-surut dari sebelum, ketika, dan setelah kolonial. Faktor pendukung perkembangan Islam berupa perdagangan, pelayaran, perkawinan, dan lainnya. Sedangkan, faktor penghambatnya adalah ajaran yang tidak selalu diterima masyarakat dan kepercayaan mistis. Adapun teori terkait masuknya Islam ke nusantara berupa Teori Gujarat, Teori Arab, Teori Persia, dan Teori Cina.
Pendahuluan
Asia Tenggara merupakan wilayah penting di dunia yang terdiri atas beberapa negara, seperti Indonesia, Singapura, Malaysia, Kamboja, Vietnam, Thailand, dan lainnya. Asia Tenggara memiliki dinamika masyarakat yang beragam, mulai dari bahasa, ras, etnis, hingga agama. Agama Islam merupakan satu di antara banyaknya agama yang dianut oleh masyarakat Asia Tenggara (Dahlan, 2013). Hal ini turut didukung dengan data dari Crescent Rating pada 2022 yang menemukan bahwa, Asia Tenggara menyumbang persentase 13,8% dari populasi muslim di dunia (Kusnadi dkk., 2022).
Tingginya jumlah masyarakat muslim di Asia Tenggara membuat kajian terkait perkembangan dan sejarah Islam menjadi kian menarik. Masuknya Islam hingga akhirnya menjadi salah satu agama mayoritas di Asia Tenggara tidak lepas dari sejarah yang sudah terjadi jauh sebelum masa kolonial. Islam di Asia Tenggara telah mengalami sejarah yang amat panjang, mulai dari sebelum kolonial, ketika kolonial, hingga pasca berakhirnya era kolonial (Dahlan, 2013). Melalui artikel dan kajian ini, maka peneliti bertujuan untukÂ
mengupas lebih lanjut terkait sejarah Islam di Asia Tenggara. Selain itu, kajian ini juga akan memaparkan terkait perkembangan Islam dari masa ke masa, faktor pendukung dan penghambatnya, hingga teori-teori islamisasi.
Metode Penelitian
Kajian ini akan dilakukan dengan berbasis pada metode kualitatif dan pendekatan literature review. Metode kualitatif dapat digunakan untuk mengupas proses terjadinya suatu fenomena, alasannya, penyebab, hingga faktor pendukungnya (Firmansyah dkk., 2021). Penelitian ini akan fokus untuk menjelaskan dinamika Agama Islam di Asia Tenggara dengan menggunakan pendekatan literature review, yakni metode studi kepustakaan dengan mengumpulkan informasi melalui literatur terdahulu seperti artikel jurnal yang berkaitan dengan topik penelitian (Afiyanti, 2005).
Hasil dan Pembahasan
- Sejarah Islam di Kawasan Asia Tenggara
Sejarah Islam di kawasan Asia Tenggara telah dimulai sejak ratusan tahun yang lalu, meskipun perkembangannya baru dimulai di beberapa negara termasuk Indonesia, Brunei Darussalam, dan Malaysia saja. Selain ketiga negara ini, negara Asia Tenggara lainnya masih memasuki perkembangan Islam tahap awal. Perkembangan Islam diprediksi berawal dari wilayah pesisir pada abad ke-7 hingga ke-10 Masehi. Hal ini turut didukung dengan catatan sejarah berupa berdirinya Kesultanan Perlak di Aceh pada 840 Masehi. Seiring dengan berkembangnya kesultanan Islam, negara lainnya seperti Myanmar dan Filipina turut mengalami dinamika perkembangan Islam yang signifikan. Perkembangan Islam di Asia Tenggara, terutama di Thailand dan Singapura terus berlanjut walaupun mengalami pasang-surut (Dahlan, 2013).
Bukti arkeologis yang menunjukkan perkembangan Islam di Asia Tenggara juga dapat terlihat dari batu nisan bertuliskan Arab Kufi yang ditemukan di Vietnam. Hal ini karena Vietnam kala itu menjadi pusat perdagangan dan pelayaran. Selain itu, batu nisan lainnya yang berkaitan dengan perhitungan pajak juga ditemukan di daerah yang sama. Bukti ini menjadi pertanda bahwa, Islam telah masuk ke wilayah Asia Tenggara sejak abad ke-7 Masehi (Pratomo dkk., 2023). Perkembangan Islam di Asia Tenggara juga tidakÂ
dapat dilepaskan dari munculnya berbagai kerajaan Islam, seperti Samudera Pasai yakni kerajaan Islam pertama di Nusantara, yang disusul dengan munculnya kesultanan Islam lainnya (Hidayah dkk., 2020).
- Perkembangan Islam di Kawasan Asia Tenggara dari Masa ke Masa
- Perkembangan Islam di Asia Tenggara Sebelum Masa Kolonial
Perkembangan Islam di Asia Tenggara telah dimulai jauh sebelum era kolonial. Hal ini ditandai dengan berdirinya Kesultanan Perlak pada tahun 840 Masehi. Pada masa-masa ini, berbagai kerajaan Islam telah berdiri, seperti Samudera Pasai pada 1270 M dan Demak pada 1478 M. Perkembangan kala itu berhasil memajukan sistem politik serta pendidikan. Perkembangan ini terus berlangsung hingga akhirnya Portugis masuk ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia (Dahlan, 2013).
- Perkembangan Islam di Asia Tenggara pada Masa Kolonial
Perkembangan Islam di Asia Tenggara pada masa kolonial dimulai dari tahun 1511 Masehi ketika Kerajaan Malaka jatuh ke tangan Portugis. Perkembangan ini terus berlanjut hingga masing-masing negara di Asia Tenggara merdeka. Masa kolonial menjadi masa pasang-surut bagi perkembangan Islam di Asia Tenggara. Hal ini dapat terlihat dari terjadinya kemunduran dan runtuhnya kesultanan Islam. Di negara seperti Singapura, perkembangan ini sempat mengalami kemunduran karena peraturan penjajahan. Meski begitu, gerakan perjuangan kemerdekaan berbasis Islam kerap dilakukan, seperti Perang Aceh dan Perang Diponegoro (Dahlan, 2013).
- Perkembangan Islam di Asia Tenggara Pasca Masa Kolonial
Setelah penjajahan berakhir, perkembangan Islam kian mengalami peningkatan yang signifikan, baik di negara mayoritas maupun minoritas. Hal ini ditandai dengan berdirinya berbagai organisasi keislaman, seperti Majelis Ugama Islam Singapura dan Belia Islam Malaysia. Seiring berkembangnya zaman, organisasi Islam terus berkembang dan mengalami dinamika positif yang signifikan, termasuk di Indonesia (Dahlan, 2013). Masa-masa pasca kolonial menjadi era kebangkitan bagi perkembangan Islam di sekitar kawasan Asia Tenggara.
- Faktor Pendukung dan Penghambat
Perkembangan Islam di Asia Tenggara mengalami pasang-surut yang signifikan, terutama dari masa peralihan sebelum kolonialisme ke kolonialisme hingga akhirnya bebas dari penjajahan. Terdapat beberapa faktor yang mendukung perkembangan Islam di Asia Tenggara, salah satunya adalah faktor kebudayaan dan tradisi khas timur. Adanya kebudayaan khas timur yang sejalan dengan ajaran Islam mendorong perkembangan Islam yang semakin pesat (Amin & Ananda, 2018). Faktor lainnya adalah jalur perdagangan dan pelayaran, jalur perkawinan dengan masyarakat muslim, pendidikan, berkembangnya dakwah, politik, dan kesenian (Pratomo dkk., 2023). Selain faktor pendukung, juga terdapat beberapa faktor penghambat, seperti ajaran Islam yang tidak selalu diterima dengan baik oleh sebagian masyarakat, kepercayaan mistis dan gaib, serta perbedaan budaya (Putri dkk., 2022).
- Teori-teori Islamisasi
Menurut beberapa ahli, Islam masuk ke Nusantara dan negara-negara Asia Tenggara lainnya melalui beberapa jalur. Dikarenakan perbedaan pendapat antar ahli, muncul berbagai teori islamisasi. Salah satunya adalah Teori Gujarat yang dicetuskan oleh Hurgronje bahwa, Islam masuk dari Gujarat, India ke Asia Tenggara karena wilayah yang strategis. Teori lainnya adalah Teori Arab yang menyatakan bahwa, Islam berasal dari Mekkah dan dibawa oleh pedagang setempat. Selanjutnya, juga ada Teori Persia oleh Hoesin Djajadiningrat yang beranggapan bahwa, masyarakat Islam di Asia Tenggara memiliki kesamaan dengan yang ada di Persia. Terakhir, Teori Cina yang melibatkan peran etnis Tionghoa (Permatasari & Hudaidah, 2021).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H