Mohon tunggu...
Fitri Manalu
Fitri Manalu Mohon Tunggu... Lainnya - Best Fiction (2016)

#catatankecil

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Dua Kisah yang Belum Usai

2 Juni 2021   13:15 Diperbarui: 2 Juni 2021   22:10 1979
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: senja di pantai Sumber: hipwee.com

Sewaktu melihat kedatangannya, saudara-saudaranya menyapa dengan hangat. Sambil sarapan bersama, mereka berbincang tentang hidup sehari-hari. Ia tertawa dan tersenyum dalam percakapan itu, seperti yang orang-orang tahu tentang dirinya. Tak ada kesan murung yang ia tampakkan.

Usai sarapan, ia melanjutkan rutinitas hidupnya. Berkeliling, menyapa orang-orang dan melayani mereka. Semua hal ia kerjakan sebaik-baiknya. Ketika petang mulai turun demi mengawali kehadiran senja, ia menengadahkan wajah dan sebuah pertanyaan dari seseorang menggema dalam benaknya: apa warna langit di kotamu?

Kenangan tentang kanak-kanak yang bercengkerama di pengungsian melintas. Bibir mereka mengukir senyum meskipun sorot mata mereka sarat dengan derita. Ia ada di sana, bersama seseorang yang kemudian menjelma menjadi sepotong kenangan. Hari itu, senja yang bertakhta di langit menjadi saksi pertemuan terakhir.

Perih merambat di ruang kecil dalam hatinya. Hening. Ia berhenti memikirkan apa pun. Ketika ia memejamkan mata, senja perlahan menghampiri, lalu memeluknya.

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun