Langit di luar sudah terlihat gelap saat gadis itu menyelesaikan pekerjaannya. Pukul tujuh tepat. Cora meregangkan tubuh di kursinya lalu menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan kelegaannya. Saatnya bersiap pulang.
Langkah-langkah Cora membangunkan kesunyian di sepanjang lorong. Saat baru saja tiba di depan lift, pintu terbuka. Cora mempercepat langkahnya. Seseorang yang juga hendak masuk lift menubruknya. Tote bag di genggamannya terjatuh.
“Aduh, maaf Bu Cora, saya nggak sengaja,” kata Sardi. Office boy itu buru-buru memungut tas Cora yang terjatuh.
“Sudah, nggak apa-apa. Saya saja,” tolak Cora. Sebuah dress berbahan chiffon menyembul keluar dari tasnya. Ia lupa mengancingkan resleting tas itu.
“Pulang sekarang, Bu? Saya pikir, sudah tidak ada orang.”
“Nggak, duluan saja. Saya mau ke toilet dulu.”
Sambil garuk-garuk kepala Sardi menuruti kata-kata Cora dan masuk ke dalam lift.
Lima belas menit kemudian, suara ketukan terdengar menapak lantai. Ketukan langkah itu teratur, seakan berirama. Seorang gadis bergaya anggun mengenakan stiletto merah memasuki lift. Lift bergerak turun, membawa gadis itu menuju lantai dasar...
***
bersambung…
Samosir, 8 September 2015 (Tepian DanauMu