Tangannya diulurkan, menjabat  erat tanganku. "Selamat, Kak! Jaga anak-anak dengan baik. Doakan aku kuat!"
Aku tak mampu menjawab. Kulihat kembali air mata Hida membanjir, Sementara aku tak mampu membendung air mata yang sejak tadi berusaha aku tahan.
Firdaus segera menghampiri Hida. Tangannya segera menggamit Hida dan membawanya pergi menjauh dariku. Aku berusaha menahan, namun tak mampu.
"Maafkan aku, Dik!" Hanya itu kata yang mampu terucap. Hida tak menjawab. Dia terus melangkah tanpa menoleh kembali.
Danil mendekatiku dan menepuk-nepuk pundakku. Pelukan erat di antara isak tangis, menandai perpisahan kami.Tanpa terucap kata perpisahan. Â Entah kapan akan berjumpa lagi atau tidak sama sekali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H