Mohon tunggu...
Fitri Hidayati
Fitri Hidayati Mohon Tunggu... Pendidik -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pengakuan yang Tertunda

30 Desember 2018   10:58 Diperbarui: 30 Desember 2018   11:19 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tangannya diulurkan, menjabat  erat tanganku. "Selamat, Kak! Jaga anak-anak dengan baik. Doakan aku kuat!"

Aku tak mampu menjawab. Kulihat kembali air mata Hida membanjir, Sementara aku tak mampu membendung air mata yang sejak tadi berusaha aku tahan.

Firdaus segera menghampiri Hida. Tangannya segera menggamit Hida dan membawanya pergi menjauh dariku. Aku berusaha menahan, namun tak mampu.

"Maafkan aku, Dik!" Hanya itu kata yang mampu terucap. Hida tak menjawab. Dia terus melangkah tanpa menoleh kembali.

Danil mendekatiku dan menepuk-nepuk pundakku. Pelukan erat di antara isak tangis, menandai perpisahan kami.Tanpa terucap kata perpisahan.  Entah kapan akan berjumpa lagi atau tidak sama sekali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun