Di dalam museum
Diorama seukuran manusia sedang belajar di ruangan begitu menarik perhatian. Papan tulis hitam, pengajar di depan kelas, dan peserta yang belajar. Sebagian besar diorama peserta yang belajar laki-laki memakai pakaian ala Jawa dan blangkon.
Memasuki ruang bedah dan anatomi, saya disambut dengan kerangka manusia dalam kotak kaca. Dari keterangan yang tertulis, kerangka manusia yang dipajang benar-benar asli. Dari ukuran kerangka manusia, sepertinya kerangka manusia berasal dari Asia. Tidak tinggi layaknya orang-orang Eropa.
Ruang asrama membuat saya bergidik. Ruangan yang luas dengan kiri-kanan tempat tidur, kasur dan selimut putih. Lemari kecil menaruh pakaian dan baju dokter berwarna putih tergantung di lemari. Suasana panas di dalam ruang asrama mungkin terpengaruh cuaca panas di luar.
Di sudut pilar, saya memerhatikan sekitar area museum. Pohon-pohon dan rerumputan masih hijau. Suasana memang akan terasa sangat sepi bila hanya segelintir pengunjung saja yang berkunjung ke museum ini.
Menutup perjalanan
Selesai berputar-putar di Museum Kebangkitan Nasional, perjalanan bersama teman-teman blogger dilanjutkan ke Es Krim Baltic. Berkunjung ke Es Krim Baltic menjadi titik pemberhentian akhir sesi tur KRL ini. Makan es krim tempo dulu memberikan sensasi tersendiri. Es krim yang tertulis sejak 1939 membuat saya kembali ke masa tempo dulu.