Namun demikian, kekurangan tersebut dimanfaatkan oleh Bapak Mateos Anin sebagai salah satu aktivitas oleh wisatawan. Saya dan teman-teman sebagai wisatawan memperoleh pengalaman memasak dengan tungku kayu di dapur yang sederhana. Wisatawan diajak untuk mengenal keseharian warga Fatumnasi.
Ada satu masalah yang kami alami saat sedang memasak, yaitu ketika stok air mineral yang kami bawa habis. Air untuk konsumsi seperti air minum dan masak yang dimiliki Bapak Mateos Anin juga terbatas.Â
Kami mulai menyadari tentang keterbatasan air di desa Fatumnasi. Kami kemudian mendapatkan cerita - cerita tentang kesulitan warga dalam memperoleh kecukupan air bersih.Â
Menurut pendapat saya, sebaiknya pemerintah harus memperhatikan secara seksama keadaan kurangnya kecukupan air bersih yang bisa menjadi kendala dalam mengembangkan pariwisata di Fatumnasi. Wisatawan akan memiliki pengalaman kurang mengenakkan ketika kehabisan air.
Secara keseluruhan, saya senang berwisata ke Fatumnasi. Memasak bersama menjadi pengalaman yang paling menyenangkan dari kegiatan Study Tour di Desa Fatumnasi.Â
Jalan Buruk Ongkos pun Mahal
Karya: Maria D. S. Naimnule
Pada hari Sabtu, 30 November 2019, kami siswi Perhotelan SMK 20 Desember bersama dengan guru Pariwisata melakukan kegiatan Study Tour ke desa Fatumnasi Kabupaten TTS. Transportasi yang kami gunakan saat itu adalah Bus antar kota jurusan Kupang - Kefa.
Disepanjang jalan saya melihat pemandangan yang sangat indah seperti bukit-bukit  dan hamparan kebun dan pepohonan. Di tengah perjalanan, hujan turun dengan sangat derasnya. Saya melihat kabut yang sangat tebal dan menutupi kaca bus, saat itu merasa sangat takut. Ketika hujan reda, langit kembali cerah saya juga merasa lega.
Sesampainya di Soe, tepatnya di cabang menuju Kapan kami turun dari bus dan mencari transportasi lain untuk menuju ke Kapan. Disana, kami mencari mobil pickup yang mau mengangkut kami ke Kapan atau bahkan langsung ke Fatumnasi. Kami mengacungkan jempol sebagai tanda kami memerlukan tumpangan.Â