Pelajaran dari Kehilangan
Rangga sadar, kesalahan yang ia buat telah membawa dampak besar pada hidupnya. Ia kehilangan kepercayaan Herlina, kebahagiaan keluarganya, dan bahkan dirinya sendiri. Namun, ia juga menyadari bahwa hidup harus terus berjalan.
Rangga mencoba memperbaiki hubungan dengan Herlina, meski butuh waktu yang panjang. Ia juga berusaha menjadi ayah yang lebih baik bagi anak-anaknya, memberikan mereka perhatian dan cinta yang tulus. Rangga kini memandang pekerjaannya sebagai dokter bukan hanya sebagai panggilan, tetapi juga sebagai cara untuk menebus kesalahannya.
Rika, di sisi lain, membangun hidup baru di kota lain. Hubungannya dengan Rangga menjadi pelajaran berharga tentang cinta, ambisi, dan konsekuensi dari keputusan yang salah.
Bagi Rangga, hidup kini adalah perjalanan panjang menuju penebusan. Ia tahu, meski waktu tidak bisa memutar kembali keadaan, ia masih memiliki kesempatan untuk menjadi versi terbaik dari dirinya, baik sebagai dokter, suami, maupun ayah. Dalam kesendirian dan pekerjaannya, Rangga menemukan harapan baru untuk menata ulang hidupnya, meski bayangan masa lalu tak pernah benar-benar pergi.
Badai Baru dalam Kehidupan Rangga
Pernikahan Rangga dan Herlina kian hari kian tergerus oleh dinginnya jarak emosional di antara mereka. Herlina yang dulunya penuh kasih sayang, kini berubah menjadi sosok yang dingin dan tertutup. Ia lebih sering menghabiskan waktu di rumah orang tuanya dengan alasan bahwa mereka membutuhkan bantuannya. Namun, Rangga tahu alasan itu hanya kedok. Cinta Herlina untuknya telah memudar, meski ia tetap bertahan demi menjaga kehormatan pernikahan mereka.
Pertengkaran kecil sering berubah menjadi perdebatan sengit. Herlina kerap menyindir masa lalu Rangga dengan Rika, meski ia tidak pernah menyebutnya secara langsung. Rangga pun merasa terjebak. Ia ingin memperbaiki hubungan, tapi usaha apa pun selalu berujung pada kebuntuan.
Kehampaan dan Pelarian Rangga
Dalam kesepiannya, Rangga mencari pelarian. Ia menenggelamkan diri dalam pekerjaannya, menjadi dokter yang tak kenal waktu. Namun, itu tidak cukup. Kesepian di rumah terus menghantui pikirannya.
Lambat laun, Rangga mulai terlibat dalam hubungan-hubungan singkat dengan wanita-wanita cantik yang ia temui di berbagai kesempatan. Mereka adalah perawat, pasien, hingga rekan kerja yang terpesona oleh pesona dan kesuksesannya. Namun, hubungan itu tidak pernah didasari cinta, hanya sekadar hiburan untuk mengisi kekosongan hatinya.