Di dunia ini, tidak ada sampah. Yang ada hanya benda yang salah tempat.
Begitu ujar Ivan Moningka, pria kelahiran Manado, pendiri Kampoeng Gallery ini.
Sejak duduk di bangku sekolah dulu, pria yang akrab disapa Om Ivan ini memang gemar membeli barang-barang antik di pasar loak, karena kemampuan keuangannya terbatas.
Ditambah kepeduliannya akan sampah yang telah menjadi isu lingkungan, Om Ivan mulai mulai mengambil peran dengan membenahi sampah dari rumah, didaur ulang atau dimanfaatkan lagi.
Berangkat dari hobi akan barang-barang antik serta kepeduliannya terhadap sampah tersebut, terbentuklah Kampoeng Gallery, kafe yang menjadi "rumah" bagi barang-barang yang dianggap sampah namun sebenarnya menyimpan nilai seni dan nostalgia.
Om Ivan mengaku bahwa pada sejak pertama kali didirikan pada tahun 2010 silam, kafe ini tidak memiliki nama. Sebab atas desakan para pelanggannya, di tahun 2013 akhirnya kafe ini menyandang nama Kampoeng Gallery.
Kata "Kampoeng" atau kampung mewakili suasana kampung yang penuh barang antik. Sedangkan "Gallery" karena di dalamnya terdapat galeri, baik berupa lukisan, tulisan, maupun foto.
Karena pernak-pernik dan barang antik di Kampoeng Gallery cukup banyak, Om Ivan memasang kamera pengawas CCTV sebagai upaya untuk mencegah pengunjung mengambilnya. Namun, Om Ivan sendiri memiliki prinsip yaitu jika barang antiknya hilang satu, ia akan mendapatkan banyak gantinya.
Pasalnya ternyata ada saja pelanggan yang tidak tahu cara menyimpan barang antiknya, yang kemudian menyerahkan atau menghibahkan padanya.