Mohon tunggu...
Fitri Apriyani
Fitri Apriyani Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger dan content writer

Blogger di Matchadreamy.com, yang suka membaca dan menulis | IG : @fiapriyani

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Kampoeng Gallery, Kafe Bernuansa Kesederhanaan Vintage yang Unik

12 Desember 2023   14:58 Diperbarui: 12 Desember 2023   15:09 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di dunia ini, tidak ada sampah. Yang ada hanya benda yang salah tempat.

Begitu ujar Ivan Moningka, pria kelahiran Manado, pendiri Kampoeng Gallery ini.

Sejak duduk di bangku sekolah dulu, pria yang akrab disapa Om Ivan ini memang gemar membeli barang-barang antik di pasar loak, karena kemampuan keuangannya terbatas.

Ditambah kepeduliannya akan sampah yang telah menjadi isu lingkungan, Om Ivan mulai mulai mengambil peran dengan membenahi sampah dari rumah, didaur ulang atau dimanfaatkan lagi.

Berangkat dari hobi akan barang-barang antik serta kepeduliannya terhadap sampah tersebut, terbentuklah Kampoeng Gallery, kafe yang menjadi "rumah" bagi barang-barang yang dianggap sampah namun sebenarnya menyimpan nilai seni dan nostalgia.

Om Ivan mengaku bahwa pada sejak pertama kali didirikan pada tahun 2010 silam, kafe ini tidak memiliki nama. Sebab atas desakan para pelanggannya, di tahun 2013 akhirnya kafe ini menyandang nama Kampoeng Gallery.

Ivan Moningka, pendiri Kampoeng Gallery | Dok. pribadi
Ivan Moningka, pendiri Kampoeng Gallery | Dok. pribadi

Kata "Kampoeng" atau kampung mewakili suasana kampung yang penuh barang antik. Sedangkan "Gallery" karena di dalamnya terdapat galeri, baik berupa lukisan, tulisan, maupun foto.

Karena pernak-pernik dan barang antik di Kampoeng Gallery cukup banyak, Om Ivan memasang kamera pengawas CCTV sebagai upaya untuk mencegah pengunjung mengambilnya. Namun, Om Ivan sendiri memiliki prinsip yaitu jika barang antiknya hilang satu, ia akan mendapatkan banyak gantinya.

Pasalnya ternyata ada saja pelanggan yang tidak tahu cara menyimpan barang antiknya, yang kemudian menyerahkan atau menghibahkan padanya.

Teman-teman Kotekasiana | Dok. pribadi
Teman-teman Kotekasiana | Dok. pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun