Mohon tunggu...
Fitri Apriyani
Fitri Apriyani Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger dan content writer

Blogger di Matchadreamy.com, yang suka membaca dan menulis | IG : @fiapriyani

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengatasi Hambatan Produktivitas untuk Hidup Lebih Sehat

12 Oktober 2021   14:43 Diperbarui: 12 Oktober 2021   14:45 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Adrian Pranata on Unsplash

Teriknya matahari di Kota Jakarta pada siang hari sering kali membawa efek tersendiri pada saya. Tak hanya tubuh yang menjadi berkeringat, saya juga kerap mengalami nyeri di bagian kepala. 

Jelas kondisi ini memberikan hambatan, meskipun ringan, pada aktivitas yang harus saya jalani pada hari itu. Akibatnya saya menjadi tidak terlalu produktiv, meskipun jadwal padat sudah menanti.

Saya ingat betul beberapa tahun lalu, saat saya masih kuliah di salah satu universitas swasta di Jakarta. Saya yang waktu itu juga menyambi menjadi guru bimbel SD di rumah, harus bolak-balik untuk belajar dan mengajar setiap harinya. 

Jadi rutinitas harian saya sehari-hari kira-kira seperti ini; belajar di kampus dari pagi hingga siang, dan mengajar bimbel dari siang hingga malam hari.

Nah, pada perjalanan saya dari kampus ke rumah pada siang hari itulah yang sering menyebabkan saya mengalami sakit kepala. Tidak sekali dua kali, bahkan sering kali. 

Jadwal mengajar yang harus ditepati, membuat saya harus segera mengenyahkan rasa sakit itu agar bisa totalitas menyampaikan materi kepada murid-murid bimbel saya.

Sayangnya, alih-alih mencari akar penyebab sakit kepala dan mengatasinya, saya justru kerap 'membungkamnya' dengan meminum kopi yang saya percaya bisa menghilangkan rasa sakit kepala. 

Memang sih, seketika rasa sakit kepala saya mereda, tapi saya malah jadi kebiasaan menjadikan kopi sebagai penawar hambatan aktivitas saya tersebut. Duh!

Hambatan Produktivitas Sebagai Freelancer

Aktivitas sebagai blogger dan freelance writer | Dok. Pribadi
Aktivitas sebagai blogger dan freelance writer | Dok. Pribadi

Sekarang meski bukan lagi seorang mahasiswa dan guru bimbel dengan segudang aktivitas, kini saya yang menjadi seorang blogger dan freelance writer yang bekerja remote dari rumah, bukan berarti tidak mengalami kendala tertentu yang menghambat aktivitas. 

Apalagi saya tetap mempunyai peran ganda lainnya yaitu sebagai ibu rumah tangga.

Panasnya Kota Jakarta mungkin memang tidak sering saya rasakan seperti dulu, tapi ada tantangan tersendiri dengan bekerja dari rumah. Pasalnya, saya harus berjam-jam duduk di depan laptop untuk menulis, sehingga menimbulkan masalah tertentu pada tubuh yang tak jarang menghambat produktivitas saya.

Tubuh Kurang Fit

Masalah pertama yang saya alami yaitu tubuh yang kurang fit. Bukan berarti sedang sakit, namun tubuh terasa agak berat dan mudah lelah. Kadang saya juga mengalami pegal-pegal di bagian tertentu seperti leher, punggung, betis, dan kaki.

 Apalagi kalau tidak terasa sudah terlalu lama duduk. Hasilnya, saya jadi kurang nyaman berlama-lama duduk untuk menulis dan jadi tidak produktiv dalam mengurus rumah tangga.

Mata Lelah

Kegiatan menulis menggunakan laptop membuat saya harus menatap layar latop dalam waktu yang lama. 

Akibatnya mata saya mengalami kelelahan karena dipaksa fokus pada layar laptop selama berjam-jam, yang otomatis juga membuat mata saya 'lupa' untuk berkedip sesuai frekuensi idealnya. 

Pada kondisi tertentu mata saya cenderung menjadi sakit dan memaksa saya berhenti sejenak. Yah, target menulis saya jadi terhambat lagi deh.

Sakit Kepala

Imbas dari kelelahan mata pada poin sebelumnya ternyata bisa berdampak pada anggota tubuh yang lain nih, terutama bagian kepala. Yup, ternyata karena syaraf-syaraf pada mata saya tegang, bisa menyebabkan gejala nyeri pada kepala. Kalau sudah sakit kepala, rasanya sudah sulit untuk melanjutkan aktivitas.

Kesulitan Fokus

Meski terlihat mudah, menulis membutuhkan pemahaman yang mendalam tentang apa yang kita tulis disertai kreativitas untuk mengemasnya menjadi tulisan yang orisinil dan berkualitas. Keduanya hanya dapat terpenuhi jika saya bisa fokus mencurahkan pikiran dan energi saat menulis.

Namun sayangnya, kalau sedang mengalami kesulitan fokus dan konsentrasi, banyaknya ide di kepala pun rasanya sulit untuk dituangkan ke dalam tulisan. Bahkan menemukan kalimat pertama saja bisa terasa sulit loh. Alhasil tulisan saya kadang tidak bisa rampung sesuai target yang telah saya tentukan.

Hambatan Aktivitas Outdoor

Seperti kebanyakan orang, saya dan suami juga kadang melakukan aktivitas di luar rumah saat weekend, misalnya dengan pergi mall atau tempat wisata lainnya. Musuh terbesar saya saat mahasiswa dulu, lagi-lagi sering menghadang aktivitas outdoor saya, yakni sakit kepala.

Aduh, sedih juga rasanya kalau saya mulai sakit kepala lagi. Maksud hati tidak ingin merusak suasana happy di akhir pekan, tapi seringnya nyeri yang ditimbulkan dari sakit kepala membuat saya akhirnya mengeluh kesakitan kepada suami. Untungnya suami sabar, dan dari dialah saya jadi menyadari akar penyebab sakit kepala langganan saya ini.

Langkah Mengatasi Hambatan Produktivitas dan Menjadi Lebih Sehat

Tentunya saya tidak mau hal-hal tersebut terus menerus menjadi penghambat aktivitas saya baik dalam menulis, mengurus rumah tangga, maupun aktivitas outdoor. Saya sangat berkewajiban untuk bisa mengatasinya agar bisa kembali produktiv menghasilkan karya tanpa mengabaikan urusan keluarga, dan merusak suasana.

Berikut ini langkah saya untuk mengatasi hambatan produktivitas sekaligus jalan saya menjadi lebih sehat.

Olahraga Teratur

Klise tapi sangat penting. Ya, olahraga memang kuncinya hidup sehat. Maka jika saya ingin tetap produktiv dengan tubuh yang sehat, maka saya harus rajin berolahraga.

Langkah kecil yang saya lakukan sejauh ini adalah dengan rajin berjalan kaki, misal jika ingin ke suatu tempat yang tidak terlalu jauh, saya akan memilih berjalan kaki daripada naik motor. Jogging dan senam tubuh menjadi pilihan olahraga saya selanjutnya, meski mungkin intensitasnya tidak sesering jalan kaki.

Hasilnya tubuh saya jadi lebih bugar, dan keluhan-keluhan seperti sakit punggung, leher, dan pegal-pegal sudah tidak lagi saya rasakan.

Menerapkan Rumus 20-20-20 pada Mata

Demi menghindari kelelahan pada mata dan tidak berimbas pada nyeri leher dan kepala, saya pun menerapkan rumus 20-20-20 yang disarankan oleh Kementerian Kesehatan RI. Yaitu dengan mengistirahatkan mata setiap 20 menit, dengan melihat atau mengalihkan mata pada objek sejauh 20 kaki, selama 20 menit. 

Saya sendiri memiliki timer khusus yang saya setting setiap 20 menit agar tidak lupa untuk mengistirahatkan mata. Alhamdulillah, sekarang saya sudah jarang mengalami kelelahan mata lagi.

Mengkonsusmsi Makanan Sehat

Makanan sehat merupakan bahan bakar hidup sehat, setuju? Percuma dong kalau kita rutin berolahraga, kalau pola makannya tidak dijaga. Maka langkah saya selanjutnya adalah dengan mengkonsumsi makanan sehat. Termasuk mengurangi makanan yang tidak sehat seperti makanan dan minuman manis, berlemak, atau produk ultra proses lainnya.

Lagi-lagi saya mengikuti saran dari Kementerian Kesehatan RI tentang "Isi Piringku", yaitu dengan menerapkan porsi yang seimbang pada makanan yang saya konsumsi berupa makanan, pokok, buah, dan sayuran.

Apalagi pekerjaan freelance writer, yang mengharuskan saya lebih banyak duduk untuk menulis, maka jangan sampai saya terkena penyakit akibat pola makan yang salah. Hal penting lainnya, makanan sehat juga merupakan nutrisi yang sangat dibutuhkan untuk mendukung kinerja otak saya untuk menghasilkan tulisan yang bagus dan bermanfaat.

Perbanyak Minum Air Putih

Korelasi Antara Dehidrasi dan Sakit Kepala

Last but not least, hidrasi mempunyai peranan penting dalam kesehatan. 

Seperti yang sudah saya sebutkan di atas kalau pada akhirnya saya menyadari penyebab utama sakit kepala saya dari suami, yaitu karena saya kekurangan cairan alias dehidrasi. 

Yup, ternyata selama ini saya kurang banyak minum sehingga tubuh saya mengalami kekurangan cairan yang berimbas pada timbulnya sakit kepala. Loh kok bisa?

Pasalnya otak kita 80% terdiri dari air. Jadi saat mengalami dehidrasi, jaringan otak akan mengalami kehilangan kadar air idealnya. KlikDokter menyebutkan kondisi tersebut membuat otak menyusut untuk mengompensasi kekurangan cairan, dan tarikan antara otak yang mengecil dengan tengkorak dapat mencetuskan rasa nyeri di kepala. 

Selain itu, sakit kepala bisa jadi merupakan sinyal tubuh bahwa ada sesuatu yang salah. Ketika sedang dehidrasi, tubuh tidak selalu memberi sinyal dengan rasa haus, melainkan bisa dalam bentuk sakit kepala.

Berdasarkan hal tersebut, bisa disimpulkan juga bahwa kopi tidak bisa menyembuhkan sakit kepala saya, karena akar masalah sebenarnya adalah kondisi dehidrasi yang saya alami. Dikutip dari Healthline, justru seharusnya saya harus menghindari kafein jika sedang dehidrasi. 

Air Putih Untuk Menjaga Konsentrasi

Fakta bahwa otak manusia sebagian besar terdiri dari air, maka jika dehidrasi, fungsi otak yang berkaitan dengan kemampuan untuk fokus dan konsentrasi akan terganggu. 

Hal tersebut senada dengan apa yang disampaikan oleh Ketua Indonesia Hydration Working Group (IHWG) Diana Sunardi, bahwa hampir 80 persen otak manusia tersusun atas air. Maka jika kebutuhan air tidak tercukupi bisa saja mempengaruhi kerja otak, misal konsentrasi terganggu dan sulit fokus.

Hasil riset The Indonesian Hydration Regional Study (THIRST) juga menyatakan bahwa kekurangan kebutuhan air putih sebanyak 2 persen saja bisa menurunkan fungsi otak. 

Hal ini menjadi reminder buat saya untuk selalu menjaga kecukupan air dalam tubuh agar otak saya dapat berfungsi optimal dan tidak lagi mengalami kesulitan fokus dan konsentrasi dalam menulis.

Komitmen Menjaga Tubuh Agar Tetap Terhidrasi

Agar tidak masalah dehidrasi mengganggu produktivitas harian saya, baik saat menulis maupun saat beraktivitas di luar rumah, kini saya berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh dengan memperbanyak minum air putih atau air mineral, bahkan sebelum saya merasa haus.

Sekarang saat sedang menulis, saya menyediakan air putih di samping laptop agar tidak lupa untuk minum, dan juga agar saya tidak malas mengambilnya kalau misal diletakkan terlalu jauh dari jangkauan tangan. Demi mencegah sulit fokus, saya perlu membiasakan diri nih untuk minum setiap jam, tanpa menunggu haus tentunya.

Sedia Aqua saat bekerja | Dok. Pribadi
Sedia Aqua saat bekerja | Dok. Pribadi

Tak kalah penting, saat ini saya juga selalu siap sedia air putih untuk dibawa kapan pun saya akan beraktivitas di luar rumah. Terutama jika akan melakukan aktivitas fisik seperti jogging, atau bahkan saat jalan-jalan ke mall. 

Jangan salah, jalan keliling mall itu juga lumayan menguras tenaga dan membuat dehidrasi loh. Supaya tidak ada lagi keluhan-keluhan sakit kepala dari saya yang bisa merusak suasana kesenangan di akhir pekan.

Minum Aqua agar tubuh tetap terhidrasi | Dok. Pribadi
Minum Aqua agar tubuh tetap terhidrasi | Dok. Pribadi

Dampak Dehidrasi Bagi Tubuh

Jika dehidrasi yang saya alami mengakibatkan masalah berupa sakit kepala dan berkurangnya fokus dan kosentrasi, apa lagi ya dampak lain dari dehidrasi tubuh? Dikutip dari IHWG, setidaknya ada 7 dampak dari dehidrasi, yaitu.

Dampak jangka pendek

  • Mulut kering
  • Mudah lelah
  • Mudah Cemas
  • Konsentrasi menurun
  • Daya tahan tubuh menurun

Dampak jangka panjang

  • Infeksi saluran kemih
  • Batu ginjal

Wah, dampaknya sangat tidak baik ya buat tubuh. Apalagi jika kondisi dehidrasi dibiarkan berlarut, maka dampak jangka panjangnya bisa menyebabkan infeksi saluran kemih dan batu ginjal.

Hidrasi Ideal Tubuh

Nah, untuk menghindari dampak buruk dari dehidrasi, kita perlu memenuhi kebutuhan kebutuhan hidrasi ideal tubuh. Perlu diingat ya bahwa kebutuhan cairan tubuh tiap-tiap orang berbeda-beda, yang ditentukan bedasarkan usia, jenis kelamin, dan kondisi tertentu seperti hamil, sakit, aktivitas fisik, dan lainnya.

Kementerian Kesehatan RI menyampaikan bahwa umumnya pada orang dewasa, konsumsi air putih yang disarankan yaitu sekitar delapan gelas berukuran 230 ml per hari atau total 2 liter.

Selain dari minuman, makanan juga dapat memberikan asupan cairan pada tubuh yaitu sekitar 20%. Cairan dari makanan terutama diperoleh dari buah dan sayur, misalnya bayam dan semangka yang mengandung 90% air.

Nah, berarti saya harus memenuhi kebutuhan cairan tersebut supaya bisa tetap sehat dan bisa menjalani aktivitas dengan lancar.

Manfaat Air Putih Untuk Hidup Lebih Sehat

Selain bermanfaat untuk mencegah sakit kepala dan kurangnya konsentrasi dalam aktivitas harian yang saya alami, ternyata air putih memiliki ragam manfaat kebaikan bagi tubuh. Karena dengan tercukupinya kebutuhan cairan dalam tubuh, maka secara otomatis tubuh akan dapat menjalankan fungsinya dengan maksimal. Iya kan?

Dikutip dari laman SehatAQUA, berikut ini beberapa manfaat air putih bagi tubuh yang perlu kamu ketahui.

Mencegah dehidrasi

Meskipun tampak remeh, nyatanya dampak dehidrasi bagi tubuh tidak bisa disepelekan nih. Misalnya seperti gangguan pada fungsi ginjal, kejang, hingga dapat membahayakan nyawa. Dengan meminum air putih, maka akan mencegah tubuh kita dari kondisi dehidrasi.

Menjaga kesehatan sendi dan otot

Manfaat selanjutnya adalah dapat meningkatkan kekuatan dan kelenturan sendi dan otot tubuh. Dengan demikian, otot tidak kaku dan tubuh pun tidak cepat lelah saat bergerak atau beraktivitas.

Menurunkan berat badan

Mengkonsumsi air putih bisa menjadi alternatif juga nih bagi yang ingin menurunkan berat badan. Hal ini karena, air putih dapat membantu sistem pencernaan untuk membuang limbah dari dalam tubuh. Tak hanya itu, air putih juga membantu perut terasa kenyang sehingga seseorang akan cenderung makan lebih sedikit.

Memelihara kesehatan kulit

Sama seperti otak, jaringan tubuh juga terdiri dari air, termasuk sel-sel kulit. Oleh karenanya, penting untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh agar kulit tetap terhidrasi serta menjaga dan mengembalikan kelembapan kulit. 

Menjaga kesehatan pencernaan

Buat yang sering mengalami sembelit, perbanyak minum air putih bisa menjadi solusi untuk mencegahnya. Disarankan untuk rutin mengkonsumsinya dan sesuai kebutuhan tubuh guna menjaga kesehatan pencernaan.

Kesimpulan 

Saya merasa senang sudah menemukan solusi untuk mengatasi hambatan-hambatan produktivitas saya. Sejak memulai pola hidup sehat, terutama menjaga asupan cairan tubuh dengan banyak minum air putih, keluhan saya atas sakit kepala yang selama ini saya alami mulai berkurang. 

Kini saya bisa menulis dan beraktivitas lagi tanpa merasakan keluhan-keluhan di atas; tubuh kurang fit, kelelahan mata, sakit kepala, dan kesulitan fokus. Tentunya agar dampaknya bisa awet hingga jangka panjang, saya juga harus komitmen menerapkan pola hidup sehat di atas.

Bagaimana denganmu? Apa cara yang kamu lakukan untuk mengatasi hambatan produktivitasmu dan menjaga agar tubuh tetap sehat?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun