Mohon tunggu...
Fitri Annisa
Fitri Annisa Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

berkarya, bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Modul 3.1 Koneksi antar Materi - Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin

23 Oktober 2024   19:09 Diperbarui: 23 Oktober 2024   19:13 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Pandangan Ki Hajar Dewantara terkait filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap pengambilan keputusan, 

Filosofi Ki Hajar Dewantara yang terkenal dengan semboyan ing ngarso sung
tuladha, ing madya mangun karsa, Tut wuri Handayani artinya di depan
memberi teladan, di tengah membangun motivasi/dorongan, di belakang
memberi dukungan. Sebagai pendidik, kita harus menyadari bahwa setiap anak
membawa kodratnya masing-masing. Kita hanya perlu menuntun segala yang
ada pada anak, mengarahkan dan memberi dorongan supaya anak dapat
berproses dan berkembang.

Dalam proses menuntun, anak akan diberi kebebasan, dalam hal ini guru
sebagai pamong memberikan tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan
arah serta membahanyakan dirinya serta anak menemukan kemerdekaannya
dalam belajar sehingga akan berdampak pada pengambilan keputusan yang
tepat dan bertanggung jawab. Dalam hal tersebut, maka guru harus mampu
mengambil keputusan yang berpihak pada murid serta bijaksana. Berdasarkan
hal tersebut guru sebagai pemimpin pembelajaran sudah sepatutunya
menerapkan pengambilan keputusan yang berpihak pada murid, dengan
menerapkan 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip penyelesaian
dilema, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.

Nilai - nilai yang tertanam dalam diri kita berpengaruh kepada prinsip yang kita ambil dalam pengambilan keputusan,

Etika terkait dengan karsa karena manusia memiliki kesadaran moral. Akal dan moral
dua dimensi manusia yang saling berkaitan. Etika terkait dengan karsa karena manusia
memiliki kesadaran moral. Dari kutipan tersebut kita bisa menarik kesimpulan bahwa
karsa merupakan suatu unsur yang tidak terpisahkan dari perilaku manusia. Karsa ini
pun berhubungan dengan nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang dianut oleh seseorang,
disadari atau pun tidak. Nilai-nilai atau prinsip-prinsip inilah yang mendasari
pemikiran seseorang dalam mengambil suatu keputusan yang mengandung unsur
dilema etika.. Tentunya ada prinsip-prinsip yang lain, namun ketiga prinsip di sini
adalah yang paling sering dikenali dan dapat kita digunakan sebagai seorang pemimpin
pembelajaran dalam mengambil sebuah keputusan. ketiga prinsip ini seringkali
membantu dalam menghadapi pilihan- pilihan yang penuh tantangan, yang harus kita
hadapi sebagai pemimpin pembelajaran. Ketiga prinsip tersebut adalah:
1. Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
2. Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
3. Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

Nilai-nilai yang tertanam dalam diri seorang pendidik tentunya adalah nilai
kebaikan, kejujuran, tanggung jawab, disiplin, toleransi, gotong-royong dan nilai
kebaikan lainnya. Nilai-nilai tersebut adalah nilai-nilai yang paling kita hargai
dalam hidup dan sangat berpengaruh pada pembentukkan karakter , perilaku dan
membimbing dalam kita mengambil sebuah keputusan. Sebagai Guru Penggerak,
tentunya ada beberapa nilai yang harus dipegang seperti nilai mandiri, reflektif,
kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid. Untuk dapat mengambil keputusan
yang tepat diperlukan nilai-nilai atau prinsip, pendekatan, dan langkah-langkah
yang benar sehingga keputusan tersebut merupakan keputusan yang paling tepat
dengan resiko yang paling minim bagi semua pihak, terutama bagi kepentingan
/keberpihakan pada anak didik kita. Untuk membuat keputusan berbasis etika,
diperlukan kesamaan visi, budaya dan nilai-nilai yang dianggap penting dalam
sebuah institusi sehingga prinsip-prinsip dasar yang menjadi acuan akan lebih
jelas

Pembimbingan yang telah dilakukan oleh pendamping atau fasilisator
telah membantu saya berlatih mengevaluasi keputusan yang telah saya
ambil. Apakah keputusan tersebut sudah berpihak kepada murid, apakah
sudah sejalan dengan nilai-nilai kebajikan universal, apakah keputusan
yang diambil bermanfaat untuk banyak orang dan apakah keputusan yang
diambil tersebut dapat dipertanggung jawabkan.
Seorang pendidik harus mampu mengetahui dan memahami kebutuhan
belajar serta kondisi sosial dan emosional dari muridnya . Seorang siswa
harus mampu menyelesaikan permasalahannya dalam belajarnya .
Pentingnya pendekatan Coaching dilaksanakan oleh guru, karena guru
dalam hal ini sebagai coach akan menggali potensi yang dimiliki oleh
muridnya dengan memberi pertanyaan pemantik sehingga murid dapat
menemukan potensi yang terpendam dalam dirinya untuk dapat
menyelesaikan masalahnya sendiri. Untuk dapat mengambil sebuah
keputusan dengan baik maka keterampilan coaching akan membantu kita
sebagai pemimpin pembelajaran dengan pertanyaan- pertanyaan untuk
memprediksi hasil dan berbagai opsi dalam pengambilan keputusan.
Coaching dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang tepat
yang akan berpengaruh sehingga terciptanya lingkungan yang positif,
kondusif, aman dan nyaman dengan demikian akan berpengaruh bagi
peserta didik dalam proses pembelajaran.

BAGAIMANA KEGIATAN TERBIMBING YANG KITA LAKUKAN PADA MATERI
PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERKAITAN DENGAN KEGIATAN 'COACHING'
(BIMBINGAN) YANG DIBERIKAN PENDAMPING ATAU FASILITATOR DALAM
PERJALANAN PROSES PEMBELAJARAN KITA, TERUTAMA DALAM PENGUJIAN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG TELAH KITA AMBIL. APAKAH PENGAMBILAN
KEPUTUSAN TERSEBUT TELAH EFEKTIF, MASIHKAH ADA PERTANYAAN-
PERTANYAAN DALAM DIRI KITA ATAS PENGAMBILAN KEPUTUSAN TERSEBUT.
HAL-HAL INI TENTUNYA BISA DIBANTU OLEH SESI 'COACHING' YANG TELAH
DIBAHAS PADA MODUL 2 SEBELUMNYA.

Pembimbingan yang telah dilakukan oleh pendamping atau fasilisator
telah membantu saya berlatih mengevaluasi keputusan yang telah saya
ambil. Apakah keputusan tersebut sudah berpihak kepada murid, apakah
sudah sejalan dengan nilai-nilai kebajikan universal, apakah keputusan
yang diambil bermanfaat untuk banyak orang dan apakah keputusan yang
diambil tersebut dapat dipertanggung jawabkan.

Seorang pendidik harus mampu mengetahui dan memahami kebutuhan
belajar serta kondisi sosial dan emosional dari muridnya . Seorang siswa
harus mampu menyelesaikan permasalahannya dalam belajarnya .
Pentingnya pendekatan Coaching dilaksanakan oleh guru, karena guru
dalam hal ini sebagai coach akan menggali potensi yang dimiliki oleh
muridnya dengan memberi pertanyaan pemantik sehingga murid dapat
menemukan potensi yang terpendam dalam dirinya untuk dapat
menyelesaikan masalahnya sendiri. Untuk dapat mengambil sebuah
keputusan dengan baik maka keterampilan coaching akan membantu kita
sebagai pemimpin pembelajaran dengan pertanyaan- pertanyaan untuk
memprediksi hasil dan berbagai opsi dalam pengambilan keputusan.
Coaching dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang tepat
yang akan berpengaruh sehingga terciptanya lingkungan yang positif,
kondusif, aman dan nyaman dengan demikian akan berpengaruh bagi
peserta didik dalam proses pembelajaran.

BAGAIMANA KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA
DAN MENYADARI ASPEK SOSIAL EMOSIONALNYA AKAN
BERPENGARUH TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN?

Pendidik dalam hal ini guru harus mampu melihat dan memahami
kebutuhan belajar muridnya serta mampu mengelola kompetensi sosial dan
emosional yang dimiliki dalam mengambil sebuah keputusan sebagai
pemimpin pembelajaran. Dalam proses pengambilan keputusan yang
bertanggung jawab, diperlukan kompetensi sosial emosional seperti
kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management),
kesadaran sosial (social awareness) dan ketrampilan berhubungan sosial
(relationship skills).
Sehingga diharapkan proses pengambilan keputusan dapat dilakukan secara
sadar penuh (mindfull), terutama sadar dengan berbagai pilihan ,
konsekuensi yang akan terjadi, dan meminilisir kesalahan dalam
pengambilan keputusan. Proses pengambilan keputusan membutuhkan
keberanian dan kepercayaan diri untuk menghadapi konsekuensi dan
implikasi dari keputusan yang kita ambil karena tidak ada keputusan yang
bisa sepenuhnya mengakomodir seluruh kepentingan para pemangku
kepentingan. Namun tujuan utama pengambilan selalu pada kepentingan
dan keberpihakan pada anak didik.

BAGAIMANA PEMBAHASAN STUDI KASUS YANG FOKUS
PADA MASALAH MORAL ATAU ETIKA KEMBALI KEPADA
NILAI-NILAI YANG DIANUT SEORANG PENDIDIK.

Seorang pendidik harus mampu melihat permasalahan yang dihadapi
apakah permasalahan tersebut merupakan dilema etika ataukah bujukan
moral. Dengan nilai- nilai yang dimiliki seorang pendidik tersebut, baik nilai
inovatif, kolaboratif, mandiri dan reflektif seorang pendidik dapat
menuntun muridnya untuk dapat mengenali potensi yang dimiliki dalam
mengambil keputusan dan mengatasi masalah yang dihadapi sehingga
dengan nilai- nilai dari seorang pendidik tersebut, yang merupakan
landasan pemikiran yang dimiliki akan cenderung pada prinsip " melakukan
demi kebaikan orang banyak, menjunjung tinggi prinsip- prinsip/ nilai- nilai
dalam diri dan melakukan apa yang kita harapkan orang lain akan lakukan
kepada diri kita. Maka seorang pendidik akan dapat mengambil sebuah keputusan yang
bertanggung jawab melalui berbagai pertimbangan dan langkah
pengambilan dan pengujian sebuah keputusan terkait permasalahan yang
terjadi.

BAGAIMANA PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG TEPAT,
TENTUNYA BERDAMPAK PADA TERCIPTANYA
LINGKUNGAN YANG POSITIF, KONDUSIF, AMAN DAN
NYAMAN.

Terkadang dalam pengambilan keputusan terutama pada situasi dilema kita masih
kesulitan misalnya lingkungan yang kurang mendukung, bertentangan dengan
peraturan, pimpinan tidak memberikan kepercayaan karena merasa lebih
berwenang, dan meyakinkan orang lain bahwa keputusan yang diambil sudah
tepat, perbedaan cara pandang serta adanya opsi benar lawan benar atau sama-
sama benar. Untuk dapat mengambil sebuah keputusan yang tepat dan
berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan
nyaman, hal pertama yang harus kita lakukan adalah mengenali terlebih dahulu
kasus yang terjadi apakah kasus tersebut termasuk dilema etika atau bujukan
moral.
Jika kasus tersebut merupakan dilema etika, sebelum mengambil sebuah
keputusan kita harus mampu menganalisa pengambilan keputusan berdasarkan
pada 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan
sehingga hasil keputusan yang kita ambil mampu menciptakan lingkungan yang
positif, kondusif, aman dan nyaman untuk muridnya. Intinya pengambilan
keputusan yang tepat terkait kasus-kasus pada masalah moral atau etika hanya
dapat dicapai jika dilakukan melalui 9 langkah pengambilan dan pengujian
keputusan . Dapat dipastikan bahwa jika pengambilan keputusan dilakukan secara
akurat melalui proses analisis kasus yang cermat dan sesuai dengan 9 langkah
tersebut, maka keputusan tersebut diyakini akan mampu mengakomodasi semua
kepentingan dari pihak-pihak yang terlibat , maka hal tersebut akan berdampak
pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

SELANJUTNYA, APAKAH KESULITAN-KESULITAN DI
LINGKUNGAN ANDA YANG SULIT DILAKSANAKAN UNTUK
MENJALANKAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN TERHADAP
KASUS-KASUS DILEMA ETIKA INI? APAKAH INI KEMBALI KE
MASALAH PERUBAHAN PARADIGMA DI LINGKUNGAN
ANDA?

Kesulitan yang dialami di lingkungan saya dalam mengambil keputusan
adalah kesulitan /kendala yang bersumber pada pengambil keputusan, di
mana dalam mengambil keputusan tidak melibatkan guru atau warga
sekolah lainnya, sering terjadi perbedaan pandangan di antara pihak-
pihak yang terlibat dalam kasus yang mempersulit tercapainya
kesepakatan, dan sering dalam pengambilan keputusan tersebut , kita
tidak mempunyai pilihan yang lain karena aturan yang ada pada
pimpinan/ sekolah,, adanya nilai-nilai kesetiakawanan yang masih kental
dalam budaya di lingkungan menimbulkan rasa kasihan lebih dominan
dan terburu-buru dalam pengambilan keputusan
Kesulitan-kesulitan di atas selalu kembali ke masalah perubahan
paradigma di lingkungan.

DAN PADA AKHIRNYA, APAKAH PENGARUH
PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG KITA AMBIL INI
DENGAN PENGAJARAN YANG MEMERDEKAKAN MURID-
MURID KITA?

Sebagai seorang pendidik, saya merasa terbantu dengan penjelasan
materi dari modul 3.1 terkait pengambilan keputusan sebagai pemimpin
pembelajaran karena sebelumnya kita sering menemukan dilema namun
kita belum bisa menyelesaikan permasalahan dengan mengambil sebuah
keputusan dengan tepat, dengan semua materi yang telah dipelajari dari
modul 3.1 ini maka ketika kita mengambil keputusan harus
memperhatikan beberapa hal penting terkait 4 paradigma, 3 prinsip dan 9
langkah pengambilan dan pengujian keputusan maka keputusan yang kita
ambil akan berdampak baik kepada murid karena pada dasarnya tujuan
pembelajaran adalah dapat memberikan keselamatan dan kebahagian
pada murid, sehingga dengan keselamatan dan kebahagiaan yang
didapatkan oleh murid maka kita telah mampu memerdekakan mereka
dalam belajar Pendidik sudah seharusnya memberikan keputusan yang
bersifat positif, membuat siswa merasa nyaman, dan tenang. Semuanya
dilakukan untuk memerdekan siswa dalam mencapai keselamatan dan
kebahagiaan belajar mereka. Karena pengambilan keputusan yang tepat
akan mempengaruhi pengajaran seorang guru untuk mewujudkan
Pendidikan yang memerdekakan murid.

BAGAIMANA SEORANG PEMIMPIN PEMBELAJARAN
DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN DAPAT MEMPENGARUHI
KEHIDUPAN ATAU MASA DEPAN MURID-MURIDNYA?

Untuk mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, kita harus
benar- benar memperhatikan kebutuhan belajar murid. Jika keputusan
yang kita ambil sudah mempertimbangkan kebutuhan murid maka murid
akan dapat menggali potensi yang ada dalam dirinya dan kita sebagai
pemimpin pembelajaran dapat memberikan pembelajaran yang sesuai
dengan kebutuhan belajarnya dan menuntun murid dalam
mengembangkan potensi yang dimiliki sehingga keputusan kita dapat
berpengaruh terhadap keberhasilan dari murid di masa depannya nanti.
Pendidik yang mampu mengambil keputusan secara tepat akan
memberikan dampak akhir yang baik dalam proses pembelajaran
sehingga mampu menciptakan well being murid untuk masa depan yang
lebih baik.

BAGAIMANA SEORANG PEMIMPIN PEMBELAJARAN
DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN DAPAT MEMPENGARUHI
KEHIDUPAN ATAU MASA DEPAN MURID-MURIDNYA?

Kesimpulan akhir yang dapat ditarik dari pembelajaran modul 3.1 Pengambilan
Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran terkait dengan modul-modul
yang telah dipelajari sebelumnya, merupakan satu kesatuan yang tidak bisa
terpisahkan untuk memerdekakan murid dalam belajar, Sebagaimana
dijelaskan oleh Ki Hajar Dewantara bahwa Pendidikan bertujuan menuntut
segala proses dan kodrat/potensi anak untuk mencapai sebuah keselamatan
dan kebahagiaan belajar, baik untuk dirinya sendiri, sekolah maupun
masyarakat.
Dalam melaksanakan proses Pendidikan, seorang pendidik harus mampu
melihat dan memahami kebutuhan belajar muridnya serta mampu mengelola
kompetensi sosial dan emosional yang dimiliki dalam mengambil sebuah
keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Untuk dapat mengambil sebuah
keputusan dengan baik maka keterampilan coaching akan membantu kita
sebagai pemimpin pembelajaran dengan pertanyaan- pertanyaan untuk
memprediksi hasil dan berbagai opsi dalam pengambilan keputusan.
Keterampilan coaching ini dapat membantu murid dalam mencari solusi atas
masalahnya sendiri tidak sebatas pada murid, keterampilan cocaching dapat
diterapkan pada rekan sejawat atau komunitas terkait permasalahan yang
dialami dalam proses pembelajaran. Selain itu diperlukan kompetensi
kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management),
kesadaran sosial (social awareness) dan keterampilan berhubungan sosial
(relationship skills) untuk mengambil keputusan dan proses pengambilan
keputusan diharapkan dapat dilakukan secara sadar penuh(mindfullness),
sadar dengan berbagai pilihan dan konsekuensi yang ada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun