Mohon tunggu...
Fitria Ningsih
Fitria Ningsih Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Voly ball

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Sejarah Psikologi dan Konsep Psikologi

22 Desember 2023   12:27 Diperbarui: 22 Desember 2023   13:28 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Revolusi kognitif ini bermula dari Ulric Neisser yang menerbitkan buku berjudul Psikologi Kognitif pada tahun 1967 dan menjadi perspektif baru dalam bidang linguistik, ilmu saraf, dan komputer.

Kemudian adanya alat pencitraan otak seperti MRI dan PET scan membantu meningkatkan kemampuan para peneliti mempelajari cara kerja otak manusia.

Perkembangan Psikologi

Psikologi terus berkembang sejak tahun 1960 dan muncul ide-ide baru yang diperkenalkan. Penelitian psikologi terbaru telah melihat banyak aspek pengalaman manusia, pengaruh biologis terhadap perilaku, hingga dampak faktor sosial budaya.

Sebagian besar psikolog tidak menggunakan satu aliran saja dan seringkali berfokus pada perspektif khusus tertentu. Sehingga hal ini mendorong munculnya ide dan teori baru dalam psikologi.

Psikologi Menurut Filsuf Muslim

Dalam pemikiran tokoh muslim, terdapat seorang faylasuf atau filsuf terkenal bernama Avicenna atau Ibnu Sina yang mengemukakan tentang pemisahan antara tubuh dan jiwa seseorang. Ia membuat karya pertamanya berjudul Al-Shifa atau 'The Healing' dan 'The Cure' yang membahas pemisahan tersebut.

Ia memandang bahwa tubuh fisik dapat rusak dan tidak dapat disembuhkan selain oleh jiwa yang murni nonmateri. Sebaliknya, jiwa berada dalam hubungan tidak disengaja dengan tubuh tertentu dan disebabkan oleh pembentukan kebutuhan tubuh akan pemeliharaannya.

Menurutnya, jiwa dihasilkan oleh kecerdasan dari langit dan memiliki kecenderungan alami atau niza terhadap tubuh, mengikuti pemikiran Plato daripada Aristoteles. Ia membedakan berbagai bidang jiwa internal, termasuk penilaian, intuisi, dan imajinasi yang berkontribusi pada pemahaman manusia.

Ia percaya bahwa intuisi adalah kunci dalam mendapatkan pengetahuan secara instan. Ibnu Sina juga mengakui adanya tahap potensial dalam intelek manusia dari Intellectus Agens yang menjadi sumber pemahaman manusia.

Ia juga menghubungkan intuisi dengan individu yang memiliki kekuatan, seperti para nabi yang memiliki banyak pemahaman. Meski begitu, Ia tetap menganggap bahwa intelek sebagai tahap lebih tinggi dalam pemahaman manusia dan berusaha dikaitkannya dengan konsep agama tradisional.Konsep Psikologi Pendidikan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun