Bayangkan,ditengah malam kamu tiba-tiba terperanjat dari tempat tidur karena rasa lapar yang tidak tertahankan.Kamu lalu mengamati sekelilingmu,berharap ada makanan sisa tadi siang yang masih layak dikonsumsi untuk meredam suara gemuruh keroncongan diperutmu.
Hhuh...
Yang terdengar hanyalah tarikan nafas panjang dari mulutmu.Baru saja kamu tersadar kalau siang tadi kamu menghabiskan waktu makan siang di pasar Ratchwat.Tidak ada bebek panggang yang tersisa karena kamu melahapnya sampai habis."Bagaimana dengan mie tumis tadi?"Hmm..sepertinya kamu sedang bermimpi menentengnya pulang.
Kamu lantas bangkit bergegas,mengambil dompet berniat mendatangi mini market terdekat untuk membeli sebungkus mie instan,satu botol minuman bersoda,dan keripik kentang.Nampaknya kamu terlalu mengantuk dan kelaparan untuk memikirkan berapa banyak kalori dari menu pilihanmu itu.
Baru saja selangkah dari pintu kamar,kamu menyadari bahwa ternyata saat ini kamu sedang berada di Thailand bukan di Indonesia.Kamu lalu menengok isi dompetmu dan yaa...tidak ada baht yang tersisa.Mencari money changer di pukul satu dini hari mungkin mustahil.Lagi pula tidak ada rupiah atau dollar yang bisa kamu tukarkan.Yang terisisa hanya dua debit card berlogo Visa dan GPN.Tentu saja kamu hanya bisa menggunakan salah satunya karena GPN (Gerbang Pembayaran Nasional) hanya diperuntukkan untuk penggunaan wilayah di Indonesia.
Sayangnya ini bukanlah malam keberuntunganmu bahkan cukup sial bagimu yang seorang backpacker solo traveler yang sedang berada di negeri tetangga.Saldo yang tersisa tinggal Rp 70.000 atau sekitar 161,68 baht jika dikonversikan ke mata uang Thailand.Sebenarnya cukup kok untuk beli mie instant sekitar 19 hingga 49 baht.Yang mie goreng dari Indonesia tercatat seharga 29 bath.Asal belinya tidak lebih dari 5 yah...
Tapi ada masalah lain.Memangnya tarik tunai lewat ATM di luar negeri murah yah?Lagi-lagi kamu hanya bisa tarik nafas yang panjang.Bukan disebabkan karena perasaan lega akhirnya kamu bisa menikmati hidangan tadi,kartu debit yang kamu miliki memakan biaya administrasi sekitar Rp 30.000 sampai Rp 50.000 per transaksi.Bukannya keluar uang,yang ada mesin ATM jadi error karena saldomu tidak cukup.
Hmm...
Kira-kira apa yang akan kamu lakukan jika mengalami kejadian seperti cerita di atas?
1.Minta transfer sama teman.
2.Menahan lapar dengan alasan kesehatan."Sepertinya kalorinya terlalu tinggi deh buat aku,tidur aja lah,bentar juga laparnya hilang sendiri,"gumammu dalam hati
3.Pakai Paylater.Tentunya solusi ini berguna bagi kamu yang bisa mengelola keuangan dengan bijak yah..
Regional Payment Connetivity
"Saya mendukung inisiatif regional payment connectivity ini terus diperluas hingga ke tingkat global.Sebagai wujud konkret implementasi roadmap for enhancing cross-border payment (peta jalan pembayaran lintas batas) negara G20,"Presiden RI Joko Widodo pada pelaksanaan penandatanganan nota kesepahaman (MoU)Advancing Regional Digital Payment Connectivity,Bali (14/11/2022)
ekonomi di kawasan ASEAN.
Dalam KTT ke 42 ASEAN 2023 yang di selenggarakan di Labuan Bajo,para pemimpin Negara ASEAN menyepakati penguatan Konektivitas Pembayaran Regional (Regional Payment Connetivity/RPC) dan Transaksi Mata Uang Lokal masing-masing negara (Local Currenncy Transaction/LCT) yang akan mendukung penguatan stabilitas keuangan serta meningkatkan integrasiBank Sentral dari lima negara ASEAN,yaitu Bank Indonesia (BI),Bank Negara Malaysia (BNM),Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP),Monetary Authority of Singapore (MAS) dan Bank of Thailand (BOT) sudah sepakat bekerjasama dalam mewujudkan dan mendukung sistem pembayaran yang lebih cepat,murah,transparan dan inklusif.
Hal ini tentu saja sejalan dengan keketuaan Indonesia di ASEAN 2023 yang ingin menjadikan ASEAN tetap relevan dan penting tidak hanya bagi rakyat Indonesia,melainkan juga rakyat ASEAN dan di luar kawasan.'Epicentrum of Growth'Â adalah tema yang diangkat oleh Indonesia sebagai ketua ASEAN 2023 untuk mewujudkan posisi ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi yang berpotensi lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi dunia.
Lalu,bagaimana kerjasama konektivitas sistem pembayaran lintas negara ASEAN berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi kawasan dan dunia?
Secara kolektif,populasi ASEAN adalah ke-3 terbesar di dunia sebanyak 663,9 juta jiwa atau sekitar 8,4% dari total populasi dunia.Pertumbuhan ekonomi ASEAN 2020-2021 mencapai 3,4% dan diperkirakan akan tumbuh sebesar 4,7% di 2023 dan mencapai 5,0% ditahun 2024.Menurut Menko Airlangga hal tersebut akan menjadikan ASEAN sebagai bright spot on the dark horizon.Seperti kata Sri Mulyani bahwa negara di kawasan selalu menawarkan prospek ekonomi yang lebih menjanjikan.
"ASEAN selalu menjadi suatu titik terang dalam perekonomian dunia,di mana kawasan ini menawarkan prospek ekonomi yang lebih menjanjikan dibandingkan dengan prospek ekonomi dunia.Hal ini menjadi suatu landasan bahwa kolaborasi dan kerjasama ASEAN yang kuat perlu dilakukan agar ASEAN mampu bertahan terhadap berbagai risiko yang dapat mengancam ekonomi kawasan,"kata Sri Mulyani pada Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN (AFMGM)Â
Dalam acara yang sama,Gubernur Bank Indonesia,Perry Warjiyo juga menyampaikan ada tiga agenda yang dibutuhkan untuk mengembangkan kebijakan dan langkah-langkah untuk mempromosikan ketahanan ekonomi,keberlanjutan dan inklusi.Salah satunya adalah memanfaatkan agenda global di bidang pembayaran lintas batas.
Bank Indonesia memiliki visi untuk menjadi bank sentral digital terdepan untuk Indonesia yang lebih maju.Karena itu penting bagi Bank Indonesia untuk merespon kebutuhan digitalisasi masyarakat melalui sistem pembayaran yang cepat,murah,mudah,aman dan andal.Pergeseran gaya hidup masyarakat menuntut sistem pembayaran yang lebih canggih.
Beberapa hal yang bisa dicatat :
1.Ekonomi ASEAN yang selalu tumbuh postif
Digadang-gadang menjadi kekuatan ekonomi kelima terbesar di dunia tentunya menjadi kabar yang menggembirakan.Dengan keanekaragaman budaya,keberlimpahan kekayaan alam,dan arus masuk penanaman modal asing di ASEAN,rasanya sangat mungkin prediksi tersebut terwujud di 2045 nanti.Namun ada syarat yang harus dipenuhi,yakni akseptasi teknologi dikalangan masyarakat dan talenta digital yang mencukupi.
Kedepan pertumbuhan ekonomi sangat tergantung dari kemampuan kita dalam mengadopsi teknologi untuk produktivitas harian.Sharing economy,gig economy,economy platform,adalah hasil dari revolusi teknologi yang mendisrupsi model bisnis lama menjadi berbasis teknologi,digital economy.
Berdasarkan studi Google Temasek,Bain&economy,ekonomi digital Indonesia mampu mencapai 77 miliar dolar AS atau tumbuh sekitar 22 persen pada tahun 2022.Saat ini Indonesia adalah pemain utama dalam ekonomi digital ASEAN.Di saat penetrasi internet kita mencapai 100%,bukan tidak mungkin Indonesia akan menjadi poros kekuatan ekonomi dan keuangan dunia.Mengapa?Karena sumber pengetahuan terbaik saat ini berasal dari akses internet yang memadai.Akses internet sama dengan mengakses dunia.
Dengan memasuki dunia digital,pelaku UMKM bisa mempromosikan produknya sampai keluar negeri.Terbukanya pasar ke mancanegara akan meningkatkan volume transaksi,meningkatkan omzet dan memperluas skala bisnis yang ada.
2.Ketahanan ekonomi melalui penguatan rupiah
Konektivitas Pembayaran Regional artinya kita menggunakan mata uang masing-masing untuk bertransaksi di antarnegara.Kesepakatan ini akan menguatkan mata uang lokal masing-masing negara dan mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS.
Kelancaran sistem pembayaran merupakan mandat utama Bank Indonesia.QRIS adalah sebuah inovasi yang di ciptakan oleh Bank Indonesia bersama Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI)dan Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) baik bank ataupun nonbank.Transaksi ekonomi dan keuangan apapun tidak akan selesai tanpa sistem pembayaran yang kokoh dan andal.
Rupiah bukan sekedar alat tukar atau alat pembayaran yang sah,tetapi juga sebagai atribut negara yang merdeka dan berdaulat.Oleh karena itu,kuatnya mata uang lokal menjadi salah satu ciri dari kedigdayaan suatu negara.Kerjasama yang dilakukan oleh Bank Indonesia dengan keempat Bank Sentral anggota ASEAN akan menegaskan fungsinya sebagai otoritas yang mengatur peredaran uang,memastikan kebijakan moneter dan stabiltas sistem keuangan serta mendukung inklusi keuangan.
Oleh karena itu kita harus mencintai rupiah dan turut mendukung Bank Indonesia untuk terus berinovasi dalam menyediakan sistem pembayaran yang aman,efisien,cepat dan andal bagi masyarakat demi kepentingan nasional.Gunakanlah QRIS saat bertransaksi baik di Indonesia maupun diluar negeri karena akan membantu Bank Indonesia dan Bank Sentral dari negara mitra untuk saling menguatkan mata uang masing-masing.
QRIS Antarnegara
Di kutip dari situs Bank Indonesia QRIS Antarnegara adalah Sistem Pembayaran lintas negara (cross-border payment) berbasis kode QR yang dapat digunakan untuk transaksi lintas negara.
Lho berarti kita harus punya dua QRIS dong?Satu untuk transaksi dalam negeri,satunya lagi ketika berada di luar negeri?
Eits,tunggu dulu,pengertiannya tidak seperti itu yah teman-teman.QRIS antarnegara atau QRIS Cross-Border itu merujuk pada satu sistem pembayaran yang sama dengan QRIS yang biasa kamu gunakan sehari-hari untuk belanja di merchant atau warung-warung yang berlogo QRIS di Indonesia.Tambahan kata Cross-Border dibelakang QRIS (dibaca Kris) untuk menunjukkan bahwa saat ini metode pembayaran menggunakan QRIS yang telah disediakan oleh aplikasi bank ataupun nonbank seperti fintech tidak terbatas hanya di wilayah Indonesia,namun belanja di Pasar Ratchwat,misalnya,juga bisa dilakukan selama street food yang ada disana menyediakan kode pembayaran berbasis QR.
Dijamin deh tidak ada lagi drama-drama kayak cerita diatas.Harus cari tempat penukaran rupiah,menghitung kurs saat itu dengan kalkulator "kalo sekian rupiah berapa baht yah?''atau memikirkan beban biaya ketika bertransaksi dengan menggunakan kartu.Dengan menyusun semangat UNGGUL(Universal,GampanG,Untung,dan Langsung) metode pembayaran QRIS tersedia selama 24 jam dalam 7 hari (24/7),real time,seamless ,dan yang terpenting bisa digunakan untuk transaksi pembayaran baik di domestik ataupun di luar negeri.Transaksi jadi lebih Cepat,Murah,Mudah,Aman,dan Andal (CEMUMUAH).
"Orang Thailand kalau ke Bali,Jogja,Babel mereka bisa bayar dengan QR Thailand.Kita juga kalau ke Thailand bisa langsung dipakai.Enggak harus ke money changer langsung kemana-mana pakai QRIS."ungkap Perry Warjiyo selaku Gubernur Bank Indonesia dalam acara Rapat Koordinasi Nasional Percepatan  dan Perluasan Digitalisasi Daerah (6/12/2022).
Sektor pariwisata memang menjadi salah satu sektor yang sangat di untungkan dengan adanya implementasi QRIS cross-border.BPS mencatat kunjungan wisatawan mancangera untuk kawasan ASEAN yang datang ke Indonesia paling banyak didominasi oleh warga Malaysia,kedua Singapura,ketiga,Filipina,keempat Vietnam dan kelima Thailand.Bank Sentral dari keempat negara tersebut telah melakukan kesepakatan untuk bekerjasama  dalam mewujudkan dan mendukung pembayaran yang lebih cepat,murah,transparan dan inklusif melalui pembayaran berbasis QR code.
Tidak hanya di ASEAN,Bank Indonesia telah menekan MoU penerapan QRIS dengan Jepang,Korea Selatan dan India.Hal ini karena Bank Indonesia juga sudah mencapai kesepakatan penggunaan mata uang lokal atau Local Currency Settlement  dengan bank sentral dari negara tersebut.
Sistem Pembayaran berbasis QR Code ini menjadi terobosan dalam memperkuat integrasi ekonomi kawasan sejalan dengan Keketuaan Indonesia pada ASEAN 2023.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H