Salah satu aplikasi nanoteknologi yang dapat diaplikasikan adalah nanoenkapsulasi berbasis kitosan. Kitosan merupakan polimer alami yang diperoleh dari kitin yang bersifat polikationik yang berinteraksi dengan ion pembawa membentuk crosslinking sehingga menghasilkan kestabilan dispersi yang lebih baik.Â
Mekanisme sistem penghantaran nanokitosan ini dalam mencapai membran sel intestinal dengan cross entrocytes melalui transport transeluler. Cara kerja ini akan mempercepat zat aktif menuju ke tempat target aksi sehingga meningkatkan efek pengobatan.
Dalam penelitian obat herbal, pengembangan teknologi nano seperti nanoenkapsulasi mempunyai banyak keuntungan, diantaranya peningkatan kelarutan dan bioavailabilitas, peningkatan akivitas farmakologi (efektivitas), meningkatkan stabilitas dan distribusi dalam jaringan, penghantaran tertunda (slow release), dan proteksi dari degradasi fisik dan kimia. Selain itu, keunggulan nanoenkapsulasi dibanding mikroenkapsulasi yaitu memberikan penyerapan dan stabilitas yang lebih baik.
Lalu bagaimanakah dengan rasa yang pahit yang ada pada herba sambiloto? Rasa pahit ini dapat diatasi dengan penggunaan sediaan kapsul baik jenis kapsul keras maupun lunak. Rasa pahit dibuat dalam sediaan kapsul akan tertutupi sehingga akan meningkatkan kepatuhan pasien dalam minum obat.
Prospek ke Depan
Gagasan ide mempunyai prospek yang cerah jika dikelola dengan baik. Ide ini selain sudah mantap dari penelitian pre-klinik juga memiliki kelebihan karena penggunaaan bahan baku dari dalam negeri untuk kemandirian bangsa. Herba sambiloto sudah tersedia melimpah di Indonesia. Bahan baku tambahan (eksipien) dalam formula tersebut yaitu kitosan juga tersedia melimpah karena kitosan dapat berasal dari limbah cangkang kepiting maupun udang.
Arah riset zaman now tidak hanya berhenti pada makalah saja tetapi juga harus menghasilkan luaran yang dapat dimanfaatkan langsung oleh masyarakat. Hasil riset yang sudah ada ini harus dilakukan inkubasi sehingga nantinya menghasilkan produk unggulan negeri. Lalu bagaimanakah caranya?
Untuk menghasilkan sesuatu yang besar maka juga harus membutuhkan kolaborasi kuat dari berbagai pihak. Riset ini harus harus diinkubasi terlebih dahulu sebelum dilakukan scale up ke pasar. Sebelumnya harus dilakukan Focus Group Discussion (FGD) dari para pemangku kepentingan yaitu pemerintah seperti KEMENKES RI, lembaga riset seperti dari PUSPIPTEK, akademisi dari perguruan tinggi, dan pebisnis (industri farmasi).Â
FGD ini setidaknya menghasilkan grand strategy untuk rencana keberlanjutan inkubasi riset ini, kerangka kebijakan nasional bahan baku obat, dan regulasi dalam mengintegrasikan obat bahan alam dalam pelayanan kesehatan.
Peran dari PUSPIPTEK sebagai lembaga riset sekaligus peran inkubator hasil riset sangat penting. PUSPIPTEK harus menggawangi riset untuk scale up dari skala riset, pilot, hingga skala produksi. Hilirisasi hasil penelitian menuju ke ranah industri dapat dipersiapkan melalui Program Technology Business Incubation Center (TBIC).Â
Pemikiran ide ini diharapkan mampu memberikan kontribusi pada solusi bahan baku obat di Indonesia sekaligus menjadikan sumber daya alam ini menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan tamu di negeri asing terutama untuk menghadapi harmonisasi bidang TMHS (Traditional Medicine and Health Supplement) di ASEAN.