"Lit taa ghiina ma aaba. Laa bitsiina fiihaa ahqooba. Laa ya zuuquuna fiiha bar daw walaa sharaaba." Serentak semua murid kelas 3 SD Syarif Ar-Rasyid, menjawab. SD yang terletak di Jalan Raya Menteng, Medan Denai ini mempunyai konsen yang kuat pada tahfizd al-qur'an. Harapannya seluruh siswa bisa menghapal dan mengamalkan al-qur'an.
Umi Aulia tersenyum lebar. "Masyaallah, Umi belum memilih, tapi anak Umi sudah menjawab semua. Baiklah, semua masuk kelas dengan tertib."Â
.
Umi Aulia membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan mengecek kesiapan belajar anak-anak. "Pagi ini semua terlihat segar, pasti udah mandi. Ada yang udah bisa mandi sendiri?" tanya Umi bertubuh mungil itu.
"Haura, mandi sendiri, Umi." Haura menjawab.
"Daffa juga, Umi. Fandi juga."Â
Masing-masing anak yang sudah bisa mandi sendiri mengangkat tangan. Beberapa anak hanya diam saja. Umi bertanya," Nabila, Maryam, Hana, kenapa nggak angkat tangan?"
Mereka yang disebut namanya belum menjawab.Â
"Masih dimandikan mungkin, Umi." Kawan yang lain bersahutan memberi pendapat.
Ibu guru menenangkan murid-murid sambil berkata,"Anak Umi sudah kelas tiga SD, sudah harus bisa mengurus diri sendiri, mulai dari hal kecil, seperti mandi, memakai baju, dan menyusun buku-buku sekolah."
"Kalau mandi sendiri, nanti nggak bersih, Umi." Nabila menjawab.